Pasien Covid-19 Boleh Isolasi Mandiri di Rumah, Ini Syaratnya

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Rabu, 24 Juni 2020 08:50 WIB

Ilustrasi Masker. REUTERS/Kai Pfaffenbach/Illustration/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Pasien COVID-19 yang memiliki gejala ringan diperbolehkan melakukan isolasi mandiri di rumah. Gejala ringan ini bisa mencakup batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, lelah atau sakit kepala.

Selama isolasi mandiri di rumah, pasien harus mengenakan masker bedah dan menjalaninya di ruang terpisah. Pasien juga harus memiliki toilet sendiri demi mencegah penyebaran virus dari toilet.

"Pasien COVID-19 lalu melakukan isolasi mandiri di rumah, pastikan dia memiliki ruang isolasi yang bisa di kamar sendiri, dia pakai masker bedah," kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ngabila Salama, kepada dalam pesan elektroniknya, dikutip Selasa, 23 Juni 2020.

Di sisi lain, dokter di Harvard Medical School, Abrar Karan mengatakan, penanganan pasien COVID-19 bergejala ringan sama seperti pasien flu atau demam, yakni menjaga asupan gizi dan hidrasinya serta isolasi diri dari orang dan anggota keluarganya. Pasien juga tidak disarankan ke luar ruangan dan rumahnya.

Pasien perlu menjaga jarak dari orang-orang termasuk anggota keluarganya karena COVID-19 ditularkan melalui droplet atau tetesan air dari bersin, batuk, atau berbicara.

Advertising
Advertising

Laman Medical Xpress mencatat, jika seseorang berjalan menuju kamar isolasi pasien misalnya untuk mengantarkan makanan dia tak serta merta berisiko terekspos virus, tetapi saat mengangkat piring beserta peralatan makan pasien, dia harus segera mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.

Baca: Penularan Covid-19 Berisiko Tinggi Terjadi di 7 Tempat Ini

Dokter di Huntington Hospital, California, Amerika Serikat, Michael Grosso mengingatkan pasien mewaspadai jika gejala semakin parah seiring waktu.

"Jika gejalanya meliputi sesak napas, kelemahan parah, atau, lebih buruk lagi, tanda-tanda oksigen rendah seperti kebiru-biruan di sekitar bibir, maka mencari perawatan di unit gawat darurat sangat penting," tutur dia seperti dilansir dari Bussines Insider.

Selain tetap dikarantina, mereka yang sakit COVID-19 sebaiknya memberi tahu siapa pun yang melakukan kontak dengannya sebelum terinfeksi virus.

"Pikirkan baik-baik siapa yang pernah Anda kunjungi dalam dua minggu sebelum Anda mengalami gejala, dan biarkan mereka tahu Anda menderita COVID-19," kata Rishi Desai, salah satu dokter yang menangani COVID-19 sekaligus kepala petugas medis di Osmosis.

Ngabila mengingatkan agar pasien harus tetap berkontak dengan rumah sakit atau puskesmas di wilayah tinggalnya.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya