TEMPO.CO, Jakarta - Pakaian bisa berbau karena menyerap aroma keringat, sudah terlalu usang, atau pernah berdekatan dengan benda yang beraroma tajam. Kadang-kadang bau tersebut tidak hilang meskipun pakaian sudah dicuci berulang-ulang.

"Bau yang ditemukan pada tekstil disebabkan oleh bau badan atau lingkungan mereka. Bau badan adalah hasil dari keringat yang bertemu bakteri di kulit dan kemudian diserap serat,” kata Katie Brown, pemilik Rytina Fine Cleaners, seperti dikutip Well + Good, Kamis, 18 Juni 2020.

Sedangkan, bau yang berasal dari lingkungan seperti tumisan bawang atau asap. Menurut Katie, setelah bau itu bertemu serat, ada ikatan ilmiah yang terjadi yang bisa sulit untuk dilepaskan. Hampir semua serat menyerap bau sampai tingkat tertentu. Ada yang baunya sulit hilang, ada juga yang mudah.

"Serat alami yang terbuat dari kapas paling mudah melepaskan bau selama proses pembersihan," kata Katie.

Bahan-bahan seperti poliester, serat berbasis minyak, atau serat sintetis lain paling mudah menyerap bau dan paling sulit hilang. Pakaian olahraga pun sebagian besar terbuat dari serat sintetis. Keringat akan menyerap ke seratnya sehingga lama kelamaan akan sulit dihilangkan. Itu sebabnya, perlu mengikuti instruksi pencuci seperti yang tertera pada label.

"Membalikkan pakaian ke luar dan melakukan pra-perawatan area seperti ketiak, mencuci sesuai dengan label perawatan, dan memisahkan dari cucian lain penting untuk mencegah penumpukan bau permanen," kata Brown. "Semakin banyak memakai dan menggunakan pakaian Anda, semakin besar kemungkinan pakaian Anda akan mengalami kerusakan bau permanen," kata dia.

Lalu, bagaimana menghilangkan bau tersebut? Katie mengatakan pemurni udara ozon bisa membantu mengatasinya.

“Ozon membutuhkan oksigen dan memberinya muatan listrik. Ketika muatan ini mengenai molekul polutan, ia menghilangkan bau. Idealnya, lebih baik untuk menemukan dry cleaning profesional yang dapat melakukan ini untuk Anda,” kata dia.