Anak juga Bisa Mengidap Hipertensi, Begini Cara Mencegahnya
Reporter
Eka Wahyu Pramita
Editor
Mila Novita
Selasa, 19 Mei 2020 16:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun berisiko terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi ketika berusia di atas 6 tahun. Penyebab umumnya sama dengan orang dewasa, yakni kelebihan berat badan, gizi tidak seimbang, dan kurang olahraga.
Sementara untuk tekanan darah tinggi pada anak di bawah 6 tahun biasanya disebabkan oleh kondisi medis lain.
Menurut dokter spesialis anak Krisni Subandiyah mengatakan, selama ini hipertensi yang menyerang anak adalah yang sekunder terkait dengan gaya hidup.
"Jika anak tersebut diketahui ada faktor risiko obesitas, maka treatment awal ialah dengan mengubah gaya hidup," ucap Krisni dalam Live Instagram IDAI, Selasa, 19 Mei 2020.
Hal yang bisa dilakukan antara lain menurunkan berat badan dan diet rendah lemak secara teratur. Kalau selama pengobatan tidak kooperatif, tensinya tidak ada perubahan, maka mulai dengan pemberian obat hipertensi.
"Yang jelas pasien harus kontrol secara rutin sebab pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah. Selain pengobatan, nasihat dan edukasi juga harus disampaikan secara rutin. Perlu diperhatikan juga jika obat hipertensi tidak bisa dihentikan secara mendadak," jelas Krisni.
Terkait dengan diet rendah lemak, Krisni menjelaskan bahwa anak-anak dengan hipertensi memang disarankan untuk diet rendah garam. Untuk mengimbanginya anak juga harus mengonsumsi sayur dan buah sehingga bisa meningkatkan kadar elektrolit.
Batasi penggunaan bumbu yang sifatnya instan. Hindari makanan tinggi garam termasuk sering konsumsi camilan dan hindari natrium tinggi pada lemak keju dan mayonaise.
Sementara itu, efek buruk jika anak hipertensi bisa mengalami komplikasi yang dikhawatirkan bisa menyerang jantung, seperti gagal jantung. Sementara pada otak bisa mengganggu kesadaran.
"Dilaporkan dari sejumlah literatur, penyebab kenapa angka stroke pada remaja tinggi karena saat masih kecil terdapat riwayat hipertensi," ungkap Krisni.