Penyakit Langka pada Anak Terkait Virus Corona, Kenali Gejalanya
Reporter
Bisnis.com
Editor
Mila Novita
Jumat, 15 Mei 2020 20:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar anak yang terinfeksi virus corona baru penyebab Covid-19 memiliki kasus ringan atau tanpa gejala. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan lembaga kesehatan di Cina.
Akan tetapi, ada laporan baru dari Inggris dan Italia yang mengaitkan hubungan infeksi dengan kematian pada anak-anak. Penyakit itu berupa peradangan yang dijuluki pediatric multisystem inflammatory syndrom.
Sejauh ini diketahui bahwa orang berusia lanjut atau yang memiliki penyakit seperti jantung dan paru-paru merupakan kelompok yang rentan terinfeksi virus Corona baru penyebab Covid-19. Kendati begitu, generasi muda dan anak-anak bukan tak mungkin terkena penyakit pandemi ini.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada April lalu melakukan penelitian terhadap lebih dari 2.500 anak dan remaja di Amerika Serikat yang terinfeksi Covid-19. Penelitian menunjukkan bahwa populasi mereka terinfeksi hanya 1,7 persen dari seluruh kasus corona yang dilaporkan.
Mereka melaporkan virus corona baru berkorelasi dengan penyakit peradangan yang menyebabkan pasien memerlukan perawatan intensif, bahkan telah memakan korban jiwa.
Sindrom ini telah mempengaruhi setidaknya 100 anak-anak di Amerika Serikat dengan setidaknya ada 3 korban jiwa di New York. Di Eropa, kasus serupa juga ditemukan, ada sekitar 100 kasus di tujuh negara.
Dilansir Business Insider, Jumat, 15 Mei 2020, ada beberapa gejala Covid-19 pada anak-anak yang pada dasarnya mirip dengan gejala pada orang dewasa. Gejala dimaksud adalah batuk, sulit bernapas, demam, panas dingin, nyeri otot, sakit tenggorokan, dan kehilangan kemampuan merasa dan membaui.
Sementara itu, gejala dari sindrom inflamasi langka pada anak-anak lebih sulit dilihat. Pada awalnya, dokter tidak cukup yakin apa atau bagaimana kondisi itu berhubungan dengan virus corona baru hingga akhirnya penelitian pada 13 Mei menyatakan bahwa keduanya saling berhubungan.
Teori terbaik komunitas medis saat ini menyebut bahwa sindrom ini disebabkan respons imun pasien. Sindrom ini disamakan dengan kondisi anak-anak yang langka seperti penyakit kawasaki atau penyakit syok toksis.
Adapun, berdasarkan American Academy of Pediatrics, gejala dari sindrom tersebut pada anak-anak berupa demam yang persisten, nyeri perut, diare atau muntah, perubahan warna kulit, sulit bernapas, dan kelelahan.
Para ahli medis memperingatkan apabila anak mulai menunjukkan gejala tersebut, maka perlu untuk dilakukan tindakan membawa mereka ke dokter guna dilakukan pemeriksaan secara lebih dini.