Grimes dan Elon Musk Terapkan Pola Asuh Netral Gender pada Anak

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Sabtu, 9 Mei 2020 13:50 WIB

Elon Musk dan Grimes tiba di Metropolitan Museum of Art Costume Institute Gala (Met Gala) (7/5/2018). REUTERS/Carlo Allegri (REUTERS/CARLO ALLEGRI)

TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi asal Kanada Grimes dan pengusaha Elon Musk dikaruniai anak laki-laki pada 5 Mei 2020. Anak tersebut diberi nama yang unik, X Æ A-12. Nama tersebut meramaikan media sosial. Semua orang menebak-nebak cara penyebutan dan maknanya.

Selain nama, ada hal menarik lain terkait anak pertama Grimes dan pendiri Tesla itu (Elon sebelumnya memiliki lima anak dari istri pertama), yaitu gaya parenting atau pengasuhan. Pasangan tersebut berencana mempraktikkan pola asuh yang netral gender untuk bayi mereka.

Hal itu pernah diucapkan Grimes dalam sebuah wawancara. Dia mengatakan akan memilih pengasuhan yang netral gender untuk membesarkan keluarganya.

"Saya tidak ingin mengelompokkan mereka dalam gender jika itu bukan perasaan dalam hidup mereka," kata Grimes dalam sebuah siaran langsung di YouTube pada Februari lalu.

Gaya pengasuhan netral gender banyak diterapkan para selebriti beberapa tahun belakangan, dari Adele hingga Angelina Jolie. Orang tua yang mengikuti pola pengasuhan ini membesarkan anak bebas dari segala jenis norma atau stereotip gender, yaitu membiarkan anak seperti apa adanya tanpa memaksakan tekanan maskulin atau feminin.

Psikolog Sandra Bem menulis tentang pengalamannya membesarkan anak-anaknya, Jeremy dan Emily, dengan cara yang netral gender dalam bukunya, An Unconventional Family. Pada 1960-an, Sandra Bem menikah dengan psikolog Daryl Bem, dan mereka ingin anak-anak mereka percaya bahwa satu-satunya perbedaan antara pria dan wanita adalah biologis.

Sandra dan Daryl membiarkan anak-anak berpakaian seperti yang mereka sukai dan menyensor apa yang dibaca dan ditonton anak-anak mereka untuk meminimalkan paparan anak-anak terhadap stereotip gender. “Kami bergiliran memasak makanan, menyetir mobil, memandikan bayi, dan sebagainya, sehingga teladan orang tua kita sendiri tidak akan mengajarkan korelasi antara seks dan perilaku,” kata Sandra di buku itu.

Gaya parenting netral gender tidak terbatas pada mainan atau pakaian yang diberikan kepada anak. Jika dilakukan dengan cara yang benar, para ahli mengatakan bahwa itu dapat mengasah kepribadian anak dengan cara yang baik.

Pola asuh ini berfokus pada anak-anak menjauh dari peran gender. Sebagai gantinya, mereka belajar dan mengadaptasi keterampilan dan nilai-nilai yang baik tanpa batasan gender. Mereka harus memainkan peran dalam hal yang sama.

Gaya pengasuhan ini juga bisa berarti mendorong anak untuk bermain, berpakaian, dan mengekspresikan diri mereka bebas dari harapan masyarakat. Orang tua yang mempraktikkan pendekatan pengasuhan anak ini melakukan panggilan sadar, berkomitmen pada pandangan liberal, tanpa menundukkan anak-anak mereka pada pilihan “untukmu” atau “bukan untukmu”.

Advertising
Advertising

Beberapa mazhab parenting sama sekali tidak memaparkan anak pada mainan atau pakaian tertentu, sementara beberapa membiarkan anak untuk memutuskan gender mana yang benar-benar mereka hubungkan.

Calon orang tua, setelah mengambil keputusan ini saat hamil, juga mengadakan pesta-pesta yang netral gender, tanpa harus mengungkapkan apakah akan menjadi laki-laki atau perempuan. Di Swedia, di mana gaya pengasuhan ini memiliki banyak peminat, sekolah juga telah memperkenalkan kata ganti baru "hen" bagi mereka yang tidak suka “him” atau “her”.

Pengasuhan yang netral gender bukan hanya tentang pink atau biru, tapi ini adalah cara membuat anak mandiri sejak usia dini dan mempercayai mereka untuk membuat keputusan sendiri. Orang tua mencoba memaparkan anak-anak pada mainan dan hobi yang bersifat maskulin dan feminin. Di satu sisi, anak-anak tumbuh dengan berpikir bahwa satu-satunya perbedaan nyata antara anak-anak adalah perbedaan yang ada secara anatomis.

Psikolog mengatakan bahwa tren ini dapat membantu membentuk masa depan mereka dengan cara yang lebih baik. Misalnya, tanpa bobot stereotip gender yang membebani mereka, anak perempuan dapat hidup tanpa menjadi subyek norma dan standar, sementara anak laki-laki dapat belajar untuk berurusan dengan emosi mereka tanpa disebut feminin.

FORBES | TIMES OF INDIA

Berita terkait

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

1 hari lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Starlink Masuk Indonesia, Akan Ancam Penyedia Internet Lokal?

2 hari lalu

Starlink Masuk Indonesia, Akan Ancam Penyedia Internet Lokal?

Starlink bakal meramaikan persaingan dalam bisnis jasa Internet di Indonesia, namun Menkominfo menjamin tak merusak pasar pemain lokal.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

2 hari lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

2 hari lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

3 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

3 hari lalu

Layanan Internet Starlink Sudah Bisa Dipesan, Biaya Langganan Rp750 Ribu per Bulan

Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan layanan internet milik Elon Musk, Starlink mulai menawarkan layanannya untuk masyarakat di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

4 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

4 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

4 hari lalu

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

PLN mengaku berkomitmen menerapkan perlindungan, pencegahan, dan penanganan pelecehan seksual bagi pekerja perempuan di lingkungan perusahaan.

Baca Selengkapnya