5 Tips Mengatur Pengeluaran saat Pendapatan Turun karena Pandemi

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Senin, 4 Mei 2020 10:00 WIB

Ilustrasi keuangan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi virus corona berdampak pada sektor ekonomi. Banyak karyawan yang dirumahkan tanpa bayaran, gajinya dipotong, atau tak mendapat penghasilan dari pekerjaannya karena krisis ini. Bersyukurlah mereka yang masih memilikinya.

Sebagian besar orang tampaknya menerima kenyataan bahwa dompet jadi lebih tipis selama pembatasan sosial berskala besar karena pandemi. Tapi ini bukan saatnya kita berputus asa. Jika Anda adalah korban pemotongan gaji atau kelompok orang yang penghasilannya berkurang, Anda harus mengelola pengeluaran keluarga.

Dilansir dari Times of India, berikut tips mengatur pengeluaran yang bisa diterapkan di rumah.

1. Bedakan kebutuhan dengan keinginan

Kebutuhan adalah apa yang selalu Anda gunakan. Misalnya, Anda mungkin hanya perlu satu mobil untuk Anda dan keluarga, tetapi akhirnya membeli mobil untuk masing-masing anggota keluarga hanya karena punya uang dan ingin. Sementara keinginan biasanya tergeletak saja di rumah yang tidak digunakan. Jika Anda ingin mengurangi pengeluaran dan menghemat uang, Anda hanya perlu mengeluarkan uang untuk hal-hal yang Anda butuhkan.

2. Menabung sebelum belanja

Inilah saatnya untuk mengikuti kata-kata salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffet. "Jangan selamatkan apa yang tersisa setelah belanja, tetapi belanjakan apa yang tersisa setelah menabung." Jika Anda ingin mengatasi krisis keuangan ini tanpa terluka, lebih baik Anda menjadikan kata-kata Buffet sebagai prinsip keuangan Anda.

Advertising
Advertising

3. Buat tujuan jangka panjang dan jangka pendek

Sama seperti tabungan yang ada untuk jangka panjang dan jangka pendek, Anda juga perlu memperhatikan pengeluaran untuk dua periode tersebut. Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri Anda hal ini, "Apakah saya benar-benar perlu membeli ini hari ini? Atau bisakah itu menunggu beberapa bulan lagi?" Jawaban dan kendali diri Anda akan menyelamatkan Anda dari pengeluaran ekstra.

4. Punya penghasilan sampingan

Ketika satu pintu ditutup, Anda harus menemukan pintu lain untuk membiarkan uang tetap mengalir ke saku Anda. Cari cara lain untuk mendapatkan penghasilan sampingan selain sumber pekerjaan permanen Anda. Uang ekstra ini dapat disimpan untuk masa depan.

5. Bayar utang atau pinjaman tepat waktu

Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan orang ketika mengalami krisis keuangan adalah menghentikan pembayaran utang atau pinjaman. Hal yang tidak disadari dari kesalahan ini adalah mereka harus membayar bunga lebih besar karena menunda pembayaran. Apa pun yang terjadi, selalu berusaha membayar utang Anda tepat waktu untuk menghindari biaya tambahan.

Ini adalah masa yang sangat menegangkan dan kita perlu bersabar dan tetap positif. Selalu ingat, kondisi bisa berubah seiring dengan waktu. Krisis ini juga akan berlalu. Jangan ragu minta bantuan ketika Anda menyadari sedang menuju jalan buntu dan Anda tidak tahan lagi.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

22 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

1 hari lalu

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

2 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

4 hari lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

4 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

5 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

5 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

5 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

9 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya