Bahan Terbaik untuk Membuat Masker Kain, Katun atau Sifon?

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Rabu, 29 April 2020 08:10 WIB

Beberapa contoh masker kain yang dibuat Stella Rissa. Instagram.com/@stellarissaofficial

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat diwajibkan mengenakan masker kain saat beraktivitas di luar rumah untuk mencegah penularan virus corona baru atau Covid-19. Setiap orang bisa membuatnya sendiri di rumah. Pertanyaan pertama yang muncul ketika Anda berpikir untuk membuat masker di rumah adalah bahan apa yang paling efektif menyaring partikel?

Para peneliti dari Argonne National Laboratory dan University of Chicago, Amerika Serikat, telah menguji berbagai bahan di laboratorium untuk menyelidiki sifat penyaringan mekanik dan elektrostatik masing-masing. Hasilnya, banyaknya lapisan dan campuran kain dinilai paling baik untuk menyaring partikel.

Penelitian yang dimuat di ACS Nano, sebuah jurnal dari American Chemical Society, ini dilakukan pada berbagai kain termasuk katun, sutra, sifon, kain flanel, berbagai sintetis dan kombinasinya.

"Secara keseluruhan, kami menemukan bahwa kombinasi berbagai bahan dalam masker kain berpotensi memberikan perlindungan yang signifikan terhadap transmisi partikel aerosol," kata para peneliti.

"Efisiensi filtrasi hibrida (seperti katun-sutra, katun-sifon, katun-flanel) adalah lebih dari 80 persen (untuk partikel lebih kecil dari 300 nanometer) dan lebih dari 90 persen (untuk partikel lebih besar dari 300 nanometer)," tulis para peneliti .

Advertising
Advertising

Para peneliti berspekulasi bahwa peningkatan kinerja bahan hibrida kemungkinan karena efek gabungan dari filtrasi berbasis mekanik dan elektrostatik.

Tim menemukan bahwa untuk kain seperti katun, jumlah benang yang tinggi adalah yang terbaik. Semakin kecil lubangnya, semakin sedikit partikel besar yang bisa lepas. Ini adalah penyaringan mekanis, di mana kain secara fisik menangkap partikel.

Sementara, filtrasi elektrostatik terjadi pada kain statis seperti poliester, filter elektrostatik yang dapat menjaga aerosol di dalam lingkungan statis.

Jadi, kalau mau membuat masker kain sendiri di rumah, gunakan beberapa lapis bahan kombinasi agar lebih efektif menyaring partikel. Tapi ingat, semua ini tidak berfungsi jika Anda mengenakan masker dengan cara yang tidak tepat. Pemasangan yang tidak tepat dapat menurunkan efisiensi penyaringan 60 persen. Jadi, masker apa pun yang Anda kenakan, pastikan mengenakannya dengan tepat.

TIMES OF INDIA | FORBES

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

17 jam lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

6 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

9 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

14 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

22 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

28 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

30 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

31 hari lalu

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya