Mengenali Jenis Sinar UV, Ada yang Bisa Bunuh Virus Corona?

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 15 April 2020 16:01 WIB

Ilustrasi perempuan duduk di tepi kolam renang outdoor sembari berjemur di bawah sinar matahari. unsplash.com/Roberto Nickson

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu sempat beredar informasi bahwa sinar ultraviolet atau UV dapat membunuh virus corona Covid-19. Menurut badan Kesehatan dunia World Health Organization (WHO), belum ada sinar UV, termasuk UVC, yang bisa membunuh virus corona. Selain itu, lampu sinar UV yang biasanya digunakan sehari-hari, ternyata malah menyebabkan kulit teriritasi.

Sinar UV terbagi menjadi tiga jenis, yang meliputi UVA, UVB, dan UVC. UVA mendominasi sekitar 95 persen sinar UV yang masuk ke dalam bumi. UVA dapat berpenetrasi hingga ke dalam kulit. Biasanya, UVA lah yang menyebabkan perubahan warna kulit. Bahkan, sinar UV ini bertanggung jawab berisiko menimbulkan efek penuaan dan keriput pada kulit. Bahkan, UVA merupakan sinar UV yang bisa “membangunkan” sel kanker di dalam kulit Anda.

UVB adalah sinar UV yang aktif secara biologis. Sama seperti UVA, sinar UV ini juga menyebabkan perubahan warna kulit dan luka bakar. Namun, dampaknya tidak secepat UVA. Sinar UV ini juga bisa menyebabkan penuaan dan keriput pada kulit. Tidak hanya itu, UVB juga bisa meningkatkan risiko kanker kulit. Sebagian besar UVB dari matahari disaring oleh atmosfer, sebelum akhirnya masuk ke dalam bumi.

Sedangkan UVC adalah sinar UV yang paling mengerikan, karena mampu memberikan kerusakan terbesar pada kulit. UVC dapat berpenetrasi ke dalam lapisan kulit paling dalam. Sinar UV ini difilter oleh atmosfer dan tidak dapat mencapai permukaan bumi. Sinar UVC inilah yang dianggap mampu membunuh virus corona.

Pada 1878, para peneliti berhasil membuat sinar UVC secara artifisial, untuk mensterilisasi berbagai benda di rumah sakit, pesawat terbang, kantor, hingga pabrik. Bahkan, sinar UVC juga digunakan dalam proses sanitasi air minum.

Memang, belum ada penelitian spesifik yang membuktikan efektivitas sinar UV berjenis UVC dalam membunuh Covid-19. Namun para ahli telah membuktikan kalau sinar UVC efektif menangani jenis virus corona lainnya, yakni Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Sinar radiasi UVC dipercaya dapat melengkungkan struktur materi genetik virus dan mencegahnya berkembang di dalam tubuh.

Advertising
Advertising

Tidak heran jika kemudian sinar UVC digunakan sebagai salah satu opsi dalam membunuh virus corona. Bahkan di Tiongkok sekalipun, transportasi umum seperti bus telah dilengkapi dengan sinar UVC. Para peneliti di sana juga menciptakan robot yang bisa menyinari rumah sakit dengan sinar UVC. Tidak hanya itu, bank-bank setempat juga menggunakan sinar UVC untuk mendisinfektan uang.

Menurut seorang pakar sinar UV, sinar UVC adalah “hal buruk” yang tidak boleh mengenai bagian kulit manapun. Dalam beberapa detik saja, sinar UVC bisa menyebabkan luka bakar pada kulit. Sinar UVC bisa menyebabkan mata silau 10 kali lebih parah jika langsung terkena mata. Mengerikan, bukan? Untuk mendapatkannya, Anda memerlukan perlengkapan khusus yang tidak tersedia untuk orang biasa. Hanya para ahli saja yang memiliki akses pada perlengkapan ini.

Apakah sinar matahari dapat membunuh virus corona?

Jika UVC belum terbukti ampuh membunuh virus corona, bagaimana dengan “saudaranya”, si UVA dan UVB? Jawaban singkatnya, mungkin saja. Namun, Anda disarankan untuk tidak menggantungkan cara pencegahan virus corona pada keduanya. Sebab, para peneliti belum mengetahui waktu yang dibutuhkan UVA dan UVB untuk bisa membunuh virus yang ada di dalam tubuh kita.

Selain itu, para peneliti pun belum mengetahui kekuatan tenaga UVA dan UVB yang dibutuhkan untuk bisa membunuh virus yang ada pada kulit. Sebuah studi pada SARS, membuktikan, tidak ada efek apa-apa dari sinar UVA saat diekspos ke kulit selama 15 menit. Namun sayangnya, studi itu tidak mencoba sinar UVA lebih dari 15 menit. Selain itu, sinar UVB juga tidak masuk ke dalam uji cobanya.

Kesimpulannya adalah, klaim sinar UV dapat membunuh virus corona, masih mitos dan membutuhkan studi lebih lanjut untuk membuktikannya. Mengingat studi ini masih terbatas pada hewan uji saja, maka jangan asal percaya dengan mitosnya.

Dibandingkan mencoba hal-hal yang belum pasti, lakukan saja cara pencegahan virus corona yang sudah terbukti. Cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun, siapkan selalu hand sanitizer, gunakan masker jika keluar rumah, dan lakukan physical distancing!

SEHATQ

Berita terkait

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

16 jam lalu

Pakar Kesehatan Bagi Tips Hadapi Cuaca Panas

Berikut tips yang dapat diterapkan demi terhindar dari dehidrasi hingga heat stroke atau serangan panas saat cuaca panas.

Baca Selengkapnya

Tips Atasi Serangan Panas dan Dehidrasi saat Ibadah Haji dari Pakar Kesehatan

1 hari lalu

Tips Atasi Serangan Panas dan Dehidrasi saat Ibadah Haji dari Pakar Kesehatan

Berikut saran pakar kesehatan agar tidak mengalami serangan panas dan dehidrasi selama menjalani ibadah haji.

Baca Selengkapnya

Saran Dermatolog untuk Cegah Flek Hitam kala Cuaca Panas

1 hari lalu

Saran Dermatolog untuk Cegah Flek Hitam kala Cuaca Panas

Paparan berlebihan terhadap sinar matahari dapat meningkatkan risiko munculnya hiperpigmentasi atau flek hitam pada kulit.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

5 hari lalu

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

Menggunakan parfum dengan benar dapat membuat aroma bertahan lebih lama dan lebih merata.

Baca Selengkapnya

7 Kesalahan saat Menggunakan Parfum

6 hari lalu

7 Kesalahan saat Menggunakan Parfum

Berikut kesalahan-kesalahan saat menggunakan parfum yang dapat mengurangi efektivitas dan bahkan menciptakan kesan negatif.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

6 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

Banyak yang belum menyadari pentingnya mengonsumsi makanan tinggi kolagen yang secara langsung dapat meningkatkan pembentukan kolagen pada kulit.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

10 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

20 hari lalu

Dapat Melembapkan Kulit, Apa Itu Lanolin?

Lanolin adalah pelembab kulit untuk mencegah dan mengatasi kulit yang kering, kasar, gatal, atau iritasi.

Baca Selengkapnya

Mengenang Roberto Cavalli, Desainer Legendaris yang Suka Tiru Kulit Binatang

20 hari lalu

Mengenang Roberto Cavalli, Desainer Legendaris yang Suka Tiru Kulit Binatang

Roberto Cavalli perancang busana asal Italia ternama itu tutup usia di angka 83 tahun.

Baca Selengkapnya

6 Kebiasaan Perawatan Kulit yang Memperparah Jerawat

34 hari lalu

6 Kebiasaan Perawatan Kulit yang Memperparah Jerawat

Jerawat adalah masalah umum pada orang dewasa dan beberapa kebiasaan perawatan kulit bisa membuatnya semakin parah.

Baca Selengkapnya