TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona baru penyebab COVID-19 dapat menular melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Selain itu, virus ini juga dapat hidup pada permukaan seperti kaca, plastik, baja, dan kardus. Sebuah penelitian baru yang diterbitkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) bahkan mengklaim bahwa virus ini dapat menyebar melalui sepatu.

Dilansir dari Boldksy, Selasa, 14 April 2020, selama penelitian para pakar mengumpulkan sampel swab dari lantai, mouse komputer, masker pasien, tong sampah, pegangan tempat tidur pasien, peralatan pelindung pribadi, dan saluran udara di unit perawatan intensif (ICU) dan ruang perawatan COVID-19 umum di sebuah rumah sakit di Wuhan, Cina.

Hasilnya, di semua daerah yang terkontaminasi, virus jauh lebih tinggi ditemukan pada sampel swab lantai. Para peneliti menduga hal itu terjadi karena gravitasi dan aliran udara yang menyebabkan sebagian besar tetesan virus mengendap di lantai. Selain itu, pekerja medis akan berjalan di sekitar bangsal. Itulah sebabnya sol sepatu pekerja medis ICU dinyatakan positif mengandung virus. Virus itu bisa saja terbawa ke mana-mana jika pekerja rumah sakit tidak membersihkannya.

Studi lain menunjukkan bahwa bagian bawah dan dalam sepatu mengandung banyak bakteri, dengan rata-rata 421 ribu unit bakteri di bagian luar sepatu dan 2.887 unit bakteri di bagian dalam sepatu. Bakteri yang ada di sepatu termasuk Escherichia coli, Klebsiella pneumonia dan Serratia ficaria.

Sepatu menjadi tempat berkembang biak bagi banyak bakteri dan virus karena benda ini bersentuhan dengan kuman dan kotoran saat dikenakan di luar. Lalu, kotoran itu bisa terbawa ke rumah.

Itu sebabnya, para pakar menyarankan Anda melepas sepatu di luar rumah. Sebelum membawanya ke dalam, cuci sepatu menggunakan disinfektan. Gunakan sepatu yang berbeda untuk di dalam dan di luar rumah.