Tulus dari Hati, Agni Pratistha Bikin Masker Kain untuk Anak-anak

Selasa, 31 Maret 2020 18:50 WIB

Agni Pratistha membuat masker kain untuk anak-anak. Instagram.com/@agnipratistha

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah langka dan mahalnya alat pelindung diri atau APD dan masker di pasaran akibat penyebaran virus corona Covid-19 yang semakin meluas, sejumlah pihak bahu membahu membantu para tenaga medis dan sesama yang membutuhkan. Tak hanya dari skala besar seperti industri tekstil dan unit mikro kecil menengah, warga peroarangan pun turut andil dalam kerja serentak mengatasi pandemi corona. Salah satunya sebuah itikad tulus dari Puteri Indonesia 2006, Agni Pratistha.

Perempuan kelahiran 8 Desember 1987 ini berinisiatif menjahit sendiri masker kain dan didedikasikan untuk anak-anak yang membutuhkan. Insiartif ini berawal dari pengalamannya dengan anak pertama Rudra Arka Monoarfa yang mengalami alergi, baik alergi debu, lebah, dan tungau jadi sering batuk pilek. Terlebih saat sang buah hati terkena penyakit kawasaki, seringkali tubuhnya menjadi drop.

"Jadi aku sering pakaikan masker dari kecil kalau aktivitas keluar rumah. Nah aku beli masker buat anak-anak itu selalu di Jepang. Karena memang anak-anak kecil di Jepang dibiasakan untuk pakai masker kalau sedang tidak enak badan," kata Agni kepada Tempo.co melalui aplikasi pesan singkat, Selasa 31 Maret 2020.

Advertising
Advertising

Saat pandemi corona ini, Agni Pratistha menyadari masker untuk anak sangat minim. Ia pun mencoba membuat masker dari kain-kain yang dia koleksi setiap bepergian. "Jadi aku punya kebiasaan beli kain-kain lucu 1 meter setiap jalan-jalan eh ternyata gampang. Aku pasang tali karet khusus masker sehingga lembut kalau dikaitkan di kuping anak," ujar ibu tiga anak ini.

Pertama kali membuat masker, Agni mencoba buat 4 ukuran, yaitu untuk bayi, balita, anak-anak dan dewasa. Lalu dia mencoba produksi lebih untuk dibagikan kepada anak-anak yang membutuhkan. "Ternyata DM (direct message) di Instagram aku penuh dengan anak-anak yang memang membutuhkan sekali masker," imbuhnya.

Agni Pratistha bercerita dari pesan itu ada anak yang ayah ibunya terpaksa berkerja jadi harus menitipkan anaknya di rumah nenek dan bolak balik naik KRL, ada anak yang mau tidak mau harus dibawa naik motor ketika ibunya jualan makanan, dan banyak anak-anak penderita kanker dan kelainan bawaan yang mengharuskan mereka ke rumah sakit di tengah wabah ini.

"Jadi aku yang awalnya bagi-bagi sedikit kelebihan hasil jahitanku, ingin jahit lebih banyak lagi. Sampai aku berpikir untuk jahit seterusnya untuk anak-anak di bangsal anak ataupun yang membutuhkan sehari-hari," ungkapnya.

Semua masker ini dibagikan gratis oleh Agni. Ia ingin membantu dengan apa yang bisa dilakukan di masa pandemi ini. "Aku bisa jahit jadi rasanya ingin berbagi berkah ke orang lain saja. Aku tahu bentuknya tidak sempurna karena aku bukan penjahit professional, tapi setidaknya ini tulus. Dari ibu untuk ibu," paparnya.

Sebelum memutuskan berani memberikan masker, Agni Pratistha berdiskusi dengan adik sepupunya, Panji Utomo, seorang Dokter Bedah Jantung yang sedang sekolah kedokteran di Taiwan. Terutama tentang pemilihan bahan kain apa yang dianjurkan, cara membagikan masker kain, dan lainnya.

Sementara untuk teknik menjahit, Agni mengaku terbiasa menjahit sejak memiliki anak. Terutama untuk kostum, baju harian sampai kalau perlu merapihkan yang rusak. "Untuk belajar menjahit aku belajar dari buku, youtube dan latihan sendiri saja, kain motif gemes koleksi aku pribadi, untuk lapisan dalamnya aku beli . Makanya sekarang sudah habis dan toko-toko kain banyak yang tutup. Pusing jadinya," lanjut adik Sigi Wimala ini.

Semua masker kain itu Agni menjahitnya sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga proses pembuatannya cukup lama. "Waktu kosong aku hanya jam 05.00 - 06.00 dan jam 20.00 - 21.00. "Jadi pas anak-anak berjemur, aku suka colongan gunting kain. Pas anak tidur siang dan lagi enggak rewel aku colongan mengukur karet, pas anak-anak anteng main sama papanya aku colongan refill benang," ucapnya mengakhiri perbincangan.

Berita terkait

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

4 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

10 jam lalu

Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

Dokter anak dan ahli neonatologi Richa Panchal menjabarkan tanda-tanda utama kekurangan vitamin pada anak.

Baca Selengkapnya

Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

4 hari lalu

Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

Polisi menghentikan kasus hukum ayah di Bekasi berinisial N yang menghantam anak kandungnya berinisial C, 35 tahun dengan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

4 hari lalu

Lebih dari 15 Ribu Anak Terbunuh di Jalur Gaza

Otoritas di Palestina menyebut lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

6 hari lalu

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

TikToker asal Depok diancam dipenjarakan akibat video memberi makan bocah yang kelaparan di Desa Rawa Panjang, Kabupaten Bogor viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

10 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

10 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

10 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

10 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

12 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya