Fogging Nyamuk Dianggap Tak Efektif Atasi DBD, Apa Sebabnya?

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mila Novita

Senin, 30 Maret 2020 21:45 WIB

Ilustrasi Pengasapan/Fogging. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika ada wabah seperti demam berdarah dengue atau DBD di suatu daerah, salah satu langkah yang diambil adalah melakukan fogging atau pengasapan. Fogging adalah menyemprotkan pestisida atau insektisida kimia dalam bentuk aerosol. Umumnya, pestisida yang digunakan adalah pyrethroids.

Ada banyak penelitian yang membedah apakah teknik fogging benar-benar efektif membasmi nyamuk. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan seperti iklim, kapan wabah mulai, hingga kekebalan tubuh masyarakat sekitar.

Penelitian tentang teknik fogging pada 2011 lalu menyoroti bahwa ketika fogging dilakukan beberapa hari setelah puncak wabah, dampaknya tidak terlalu signifikan.

Ketika iklim di sebuah negara mendukung banyak nyamuk muncul, fogging hanya membuat kurva epidemik lebih pelan, namun hanya sementara. Setelah fogging selesai dilakukan, populasi nyamuk bisa kembali seperti semula dengan cepat.

Justru yang lebih berperan dalam menurunnya epidemi di suatu wilayah adalah kekebalan tubuh populasinya. Ketika jumlah kasus infeksi baru lebih sedikit dibandingkan dengan kasus sembuh, itulah kondisi efektif untuk menurunkan angka kasus infeksi DBD.

Advertising
Advertising

Meski demikian, fogging adalah metode yang sah-sah saja dilakukan dengan metode yang tepat dengan memperhatikan waktu, area, dan tekniknya.

Waktu terbaik melakukan fogging adalah pagi hari atau sore menjelang malam. Saat siang hari, nyamuk cenderung bersembunyi di area teduh.

Fogging di luar ruangan hanya akan efektif jika bahan kimia yang disemprotkan benar-benar menyentuh nyamuk langsung.

Semprotkan fogging saat temperatur lebih rendah sehingga aerosol akan lebih cepat turun ke tanah.

Pilih waktu fogging saat tidak banyak angin. Ketika banyak angin, hanya sedikit partikel kimia yang ada di area tertentu dan belum tentu efektif mengusir nyamuk.

Fogging saat pagi dan sore akan mengurangi dampak bahaya terhadap serangga lain yang justru memangsa nyamuk.

Perlu dipertimbangkan juga meski fogging adalah metode yang bertujuan untuk mengurangi populasi nyamuk, bahan kimia dari fogging juga bisa membunuh serangga seperti lebah dan kupu-kupu.

Jika fogging dilakukan terlalu sering namun belum tentu efektif, maka bisa terjadi ketidakseimbangan ekologi dan mengancam keragaman makhluk hidup di sekitar.

Apalagi, fogging hanya akan membunuh populasi nyamuk dewasa dan tidak membasmi larva yang berkembang di permukaan air.

Selain itu, fogging juga bisa menimbulkan risiko karena bahan kimia yang digunakan.

Jika fogging adalah metode yang masih belum pasti efektivitasnya, cara yang lebih optimal untuk mengurangi populasi nyamuk penyebab demam berdarah dengue adalah melakukan eliminasi tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.

Area seperti tempat sampah atau permukaan air stagnan yang tidak disadari sangat bisa menjadi tempat berkembang biaknya larva nyamuk. Apalagi, larva nyamuk tidak bisa dibasmi lewat metode fogging.

Dengan demikian, menjaga kebersihan area dalam rumah dan juga sekitar rumah merupakan kunci mencegah munculnya populasi nyamuk penyebab demam berdarah.

Namun jika fogging adalah metode yang dilakukan, sebaiknya pertimbangkan beberapa hal agar benar-benar optimal dan bukan asal semprot saja.

SEHATQ

Berita terkait

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

5 jam lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

13 jam lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

4 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

6 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

6 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

8 hari lalu

10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

9 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

16 hari lalu

Kasus Demam Berdarah Melonjak, Berikut Daftar Buah yang dapat Bantu Pemulihan Pasien DBD

Penyakit demam berdarah mengalami peningkatan pada libur lebaran 2024. Berikut buah-buahan yang bisa membantu pemulihan pasien DBD.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

16 hari lalu

Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

19 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya