Kerap Dikira Santet, Tumor Langka Teratoma Berisi Organ Tak Lazim

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mila Novita

Jumat, 27 Maret 2020 05:45 WIB

Ilustrasi wanita mengelus perutnya. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Teratoma adalah jenis tumor langka yang berisi jaringan dan organ seperti rambut, gigi, tulang, hingga otot. Biasanya, teratoma muncul di tulang ekor, ovarium, dan juga testis. Meski demikian, ada kemungkinan teratoma muncul di bagian tubuh lainnya. Karena keanehannya, tumor ini kerap dianggap santet.

Meski umum diderita perempuan berusia di atas 45 tahun, teratoma juga bisa dialami bayi baru lahir, anak-anak, dan orang dewasa. Perempuan lebih rentan mengalami teratoma.

Secara umum, teratoma dibedakan menjadi dua yaitu teratoma matur dan imatur. Teratoma matur biasanya jinak dan tidak bersifat kanker. Meski demikian, ada kemungkinan teratoma kembali tumbuh meski telah diambil lewat prosedur operasi. Teratoma imatur yang bisa berkembang menjadi kanker

Pada kasus teratoma yang jinak sekalipun, tetap perlu prosedur operasi untuk mengangkat tumor ini. Kemungkinan munculnya kembali teratoma berbeda-beda bergantung pada kondisi setiap orang.

Pada awalnya, teratoma adalah penyakit yang tidak menimbulkan gejala apa pun. Ketika gejala muncul, jenisnya bisa berbeda bergantung pada di mana lokasi munculnya teratoma.

Advertising
Advertising

Gejala yang paling umum dialami penderita teratoma adalah rasa nyeri, pembengkakan, perdarahan, kadar alpha-fetoprotein (AFP) meningkat, dan kadar hCG meningkat.

Selain gejala yang bersifat umum di atas, ada juga gejala lebih spesifik pada penderita teratoma, bergantung pada lokasi munculnya. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Teratoma tulang ekor (sacrococcygeal)

Teratoma tulang ekor (SCT) adalah jenis teratoma yang paling umum ditemukan pada bayi baru lahir dan anak-anak. Meski demikian, tetap saja teratoma adalah penyakit yang terbilang langka. Rasionya bisa terjadi 1 pada setiap 40.000 anak.

Teratoma jenis ini bisa tumbuh di dalam atau di luar tubuh sekitar tulang ekor. Gejalanya adalah konstipasi, nyeri perut, nyeri saat buang air kecil, pembengkakan di area kelamin, dan kaki terasa lemah.

Apabila teratoma terdeteksi saat berada dalam kandungan, dokter akan mengawasi perkembangan kehamilan dengan seksama. Apabila teratoma tidak membesar, maka persalinan normal bisa dilakukan.

Namun apabila teratoma terus tumbuh dan ada kelebihan air ketuban, alternatifnya adalah persalinan caesar. Teratoma tulang ekor akan diambil lewat prosedur operasi. Setelah itu, kondisinya harus terus dipantau karena ada kemungkinan tumbuh kembali dalam rentang waktu 3 tahun.

2. Teratoma ovarium

Ovarian teratoma atau teratoma ovarium akan menimbulkan rasa nyeri pada daerah perut kiri atau kanan karena ada tumor yang berkembang. Selain itu, penderitanya juga akan merasakan nyeri pada panggul dan perut.

Pada beberapa kasus, penderita teratoma ovarium juga bisa merasakan sakit kepala intens hingga kehilangan orientasi.

Umumnya, teratoma ovarium akan diangkat lewat prosedur operasi laparoskopi jika tumornya kecil. Risikonya adalah tumor pecah dan mengeluarkan material sehingga mengakibatkan peradangan pada lapisan tipis dinding dalam perut.

Pada 25 persen kasus teratoma, ada kemungkinan munculnya teratoma di kedua ovarium. Hal ini bisa meningkatkan risiko kemandulan.

3. Teratoma testis

Gejala utama teratoma testis adalah pembengkakan pada testis. Meski demikian, bisa saja penderitanya tidak merasakan gejala apapun. Teratoma jenis ini paling sering terjadi pada individu berusia 20-30 tahun.

Langkah penanganan teratoma testis jika bersifat kanker adalah dengan mengangkatnya lewat prosedur operasi. Pilihan lain seperti kemoterapi tidak terlalu efektif. Ada beberapa opsi penanganan teratoma testis, biasanya dokter akan mendiskusikan pilihan yang tersedia.

Teratoma adalah penyakit yang terjadi karena adanya kelainan pada proses pertumbuhan tubuh, sehingga sel berkembang tidak normal. Teratoma juga bisa bermula dari sel germinal tubuh yang berkembang saat dalam kandungan.

Itulah mengapa terkadang teratoma berisi rambut, gigi, tulang, atau bahkan berbentuk seperti janin yang hampir utuh.

Pada kasus yang lebih langka, ada teori yang disebut “the twin theory”. Menurut teori ini, teratoma bisa berbentuk seperti janin yang tidak berkembang sempurna. Dalam teori ini disimpulkan bahwa teratoma jenis ini adalah janin kembar yang salah satunya gagal berkembang.

Kasus seperti ini terjadi sangat langka, dengan rasio 1 di setiap 500.000 orang.

SEHATQ

Berita terkait

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

4 jam lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Dugaan Dukun Santet Ciputat: Eksistensi Santet di Indonesia, Jenis Jaran Goyang Terbanyak

54 hari lalu

Dugaan Dukun Santet Ciputat: Eksistensi Santet di Indonesia, Jenis Jaran Goyang Terbanyak

Santet dan dukun santet antara diterima dan ditolak. Diterima karena diturun temurunkan, dan ditolak lantaran tak sejalan dengan tatanan di masyarakat

Baca Selengkapnya

Ditemukan Ratusan Foto Dilingkari dan Ditusuk di Rumah Terduga Dukun Santet Ciputat, Ada Foto PNS Pemkot dan Tetangga

56 hari lalu

Ditemukan Ratusan Foto Dilingkari dan Ditusuk di Rumah Terduga Dukun Santet Ciputat, Ada Foto PNS Pemkot dan Tetangga

Saat digeledah, warga menemukan ratusan foto yang sudah dilingkari dan ditusuk jarum di rumah terduga dukun santet di Ciputat Tangsel.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tumor Ganas Osteosarkoma yang Sering Menyerang Remaja

59 hari lalu

Mengenal Tumor Ganas Osteosarkoma yang Sering Menyerang Remaja

Osteosarkoma terjadi di masa pertumbuhan dan rentan dialami laki-laki yang sedang puber. Penyakit itu disebabkan pertumbuhan tulang-tulang di lutut.

Baca Selengkapnya

Ada Benjolan di Telinga, Waspadai Tumor sampai Kanker

29 Februari 2024

Ada Benjolan di Telinga, Waspadai Tumor sampai Kanker

Infeksi telinga jika tidak diobati dapat menyebabkan perubahan jaringan, bertransformasi menjadi sel ganas, dan akhirnya menimbulkan benjolan.

Baca Selengkapnya

Jangan Abaikan Bintitan Berulang, Bisa Berkembang Jadi Tumor di Mata

27 Februari 2024

Jangan Abaikan Bintitan Berulang, Bisa Berkembang Jadi Tumor di Mata

Waspadai bintitan di mata yang timbul secara berulang di wilayah mata yang sama karena bisa berkembang menjadi tumor.

Baca Selengkapnya

Amy Schumer Alami Sindrom Cushing, Kenali Penyebab dan Gejalanya

26 Februari 2024

Amy Schumer Alami Sindrom Cushing, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Amy Schumer mengaku didiagnosis gangguan hormon yang disebut sindrom Cushing. Berikut penjelasan tentang kondisi tersebut.

Baca Selengkapnya

Kenali Jenis, Gejala, dan Pengobatan Kanker Kelenjar Ludah

19 Februari 2024

Kenali Jenis, Gejala, dan Pengobatan Kanker Kelenjar Ludah

Kanker kelenjar ludah adalah kondisi tumbuhnya tumor ganas yang menyerang kelenjar ludah di dalam atau di dekat mulut.

Baca Selengkapnya

Tumor Kelopak Mata Mirip Bintitan, Kenali Gejala Spesifiknya

16 Februari 2024

Tumor Kelopak Mata Mirip Bintitan, Kenali Gejala Spesifiknya

Tumor kelopak mata dapat menyerang seluruh area kelopak mata dan kulit permukaan yang bentuknya mirip bintitan, kenali gejala pastinya.

Baca Selengkapnya

Banyak Gejala Kanker pada Anak, Orang Tua Perlu Mengenalinya

15 Februari 2024

Banyak Gejala Kanker pada Anak, Orang Tua Perlu Mengenalinya

Banyak gejala kanker pada anak yang perlu diperhatikan orang tua. Jika anak anak terlihat pucat dan tidak aktif, sebaiknya segera dibawa ke dokter.

Baca Selengkapnya