Penghasilan Tak Tentu saat Pandemi Corona? Ini Tips Mengaturnya

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Rabu, 25 Maret 2020 21:00 WIB

Ilustrasi perencanaan keuangan. Ploomy.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi virus corona memperngaruhi berbagai aspek kehidupan. Bagi sebagian orang, kejadian ini berpengaruh pada kondisi ekonomi, terutama pebisnis kuliner, penyedia jasa, atau pekerja harian.

Perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie dalam video live di Instagram bersama psikolog Analisa Widyaningrum, memberikan kiat-kiat mengatur keuangan di tengah situasi ini.

Menurut Prita, pandemi COVID-19 berdampak besar bagi mereka yang penghasilannya terhalang akibat pembatasan sosial, misalnya dokter yang mengandalkan pemasukan dari praktik atau pemilik restoran yang sepi pengunjung karena orang berdiam diri di rumah.

Hal penting yang harus dilakukan adalah mengevaluasi penghasilan yang didapat selama wabah virus corona masih tersebar. Catatlah besaran penghasilan yang didapat secara rapi.

Pekerja lepas bisa mengevaluasi aset yang mereka punya dalam bentuk uang hingga perhiasan emas. Hitung juga pemasukan dari proyek-proyek yang sudah dikerjakan.

Advertising
Advertising

Kemudian, buat hitung pengeluaran apa saja selama tiga bulan ke depan. "Ada pengeluaran wajib, ada pengeluaran kebutuhan," kata Prita.

Pengeluaran wajib yang dia maksudkan adalah cicilan, uang sekolah anak, hingga gaji untuk asisten rumah tangga.

Sementara pengeluaran kebutuhan bisa disesuaikan dengan kondisi, seperti uang untuk makan. Dalam situasi sulit, setiap orang bisa menyesuaikan menu agar pengeluaran lebih irit.

Yang patut diingat adalah mengetahui mana prioritas. Aturlah pengeluaran sesuai dengan kesanggupan. Jangan berfoya-foya saat pemasukan terbatas.

"Selama tiga bulan, yang sifatnya keinginan tunda dulu karena kita tidak punya kemewahan untuk membeli keinginan. Fokusnya kewajiban dan kebutuhan," ia menegaskan.

Jika besaran pengeluaran lebih besar dari penghasilan, selisihnya bisa diatasi dari tabungan atau dana darurat.

"Kalau tidak yakin bagaimana penghasilan kita, mau tidak mau harus ada penyesuaian gaya hidup," ujar dia.

Prita menyarankan untuk membagi pendapatan menjadi tiga, yakni untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan serta hiburan.

Di masa seperti ini, sebaiknya alokasikan 70 persen pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari --termasuk membeli produk sanitasi untuk menjaga kebersihan-- dan sisanya dimasukkan ke dalam tabungan.

"Untuk playing, jatahnya 0 persen."

Bagaimana dengan orang yang tak punya dana darurat? Bila punya banyak cicilan, evaluasi lagi mana barang yang memang betul-betul diperlukan. Jika dirasa tidak terlalu penting, lebih baik dijual agar ada pemasukan.

"Kalau kita punya cicilan, artinya belum ada uang untuk membeli barang itu. Kalau tidak ada penghasilan, tidak bisa dipertahankan gaya hidup seperti itu," kata Prita.

Dari sekian banyak cicilan, entah itu motor hingga gawai, ada satu cicilan yang menurut Prita laik dipertahankan dan diperjuangkan: rumah tinggal.

"Kalau ada pinjaman di luar itu bisa dipertimbangkan ulang. Kalau ada uangnya lagi, nanti bisa dibeli lagi."

Masa berdiam diri di rumah jadi kesempatan untuk orang-orang yang selama ini tak sempat atau malas untuk mencatat keuangan mereka. Saat ini banyak aplikasi penunjang yang membuat pencatatan keuangan jadi lebih praktis.

Ia mengingatkan sehat finansial adalah hal yang harus diupayakan sebab tak peduli seberapa besar penghasilan, tanpa ada manajemen yang baik, semuanya bisa "menguap" tak bersisa.

"Jangan lupa bersyukur, bayar zakat, banyak sedekah, mungkin apa yang diperoleh itu berkat doa orang lain, barangkali harus bantu orang lain di sekitar.

Berita terkait

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

22 jam lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

3 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

5 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

5 hari lalu

Tips Kelola Keuangan dengan, Jangan Lupa Atur Porsi Konsumsi

Head of Deposit and Wealth Management UOB Indonesia Vera Margaret memberikan tips kelola keuangan dalam perencanaan keuangan.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

5 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

5 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

7 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

7 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

7 hari lalu

OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak di Tengah Pelemahan Rupiah

OJK memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

8 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya