Jangan Asal Membuat Hand Sanitizer, Butuh Ahli dan Ilmu Khusus

Rabu, 18 Maret 2020 15:35 WIB

Ilustrasi hand sanitizer. Pixabay

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak wabah virus corona merebak hand sanitizer menjadi produk yang langka. Kalau pun ada harganya melonjak naik. Tak heran jika banyak yang membuat hand sanitizer sendiri atau membeli hand sanitizer buatan itu.

Hand sanitizer berfungsi untuk membersihkan tangan dari kuman, dan jadi alternatif jika tak bisa mencuci tangan dengan air. Meski begitu para ahli mengingatkan bahwa mencuci tangan dan menjaga jarak sosial adalah cara terbaik untuk menghentikan penyebaran virus corona baru.

Namun membuat hand sanitizer sendiri bukan tanpa risiko jika tidak sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Anjuran sesuai WHO bahwa hand sanitizer harus memiliki kandungan alkohol sebanyak 60 persen.

Menurut Dosen Farmasi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Sukir Satrija Djati membuat hand sanitizer ada ahli dan ilmunya. Selain itu kualitas hand sanitizer ditentukan oleh bahan baku, proses dan kontrol kualitas yang baik.

Bahan baku yang digunakan harus dipastikan kualitas, keaslian dan keamanannya. Sebab itu pemerintah mengatur ijin edar untuk produk tersebut agar masyarakat betul-betul mendapatkan produk berkualitas dan berkhasiat.

Advertising
Advertising

"Mengacu pada standar WHO, bahan yang bisa dipakai terdiri dari
5 persen gliserin, etanol 70 persen dan sisanya air suling 25 persen. Air Suling ialah Aqua Destilata atau air yang telah disuling atau sudah dihilangkan mineralnya
Belinya biasa di penyedia barang-barang kimia," ucap Sukir saat dihubungi Tempo.co, Rabu 18 Maret 2020.

Menurut Sukir yang juga berprofesi menjadi apoteker ini jika menggunakan air biasa ada mineralnya, sementara mineral bisa berpengaruh terhadap kemampuan alkohol dalam membunuh kuman. "Tidak direkomendasikan alkohol dan gel pelembut dicampurkan sekaligus dengan tambahan air, karena takaran akan berubah dan penambahan bahan lain dengan takaran yang tidak tepat dikhawatirkan akan mengubah fungsi dari alkohol sebagai pembunuh kuman," terangnya.

Sukir menambahkan hingga saat ini cuci tangan dengan sabun dan air mengalir masih jadi cara pencegahan virus corona terbaik. Namun jika dirasa butuh karena bepergian sebaiknya bawa alkohol dan masukan ke dalam botol semprot untuk digunakan saat dibutuhkan

"Alkohol 60 dan 70 persen sudah cukup efektif untuk membunuh kuman, sebaiknya tidak perlu mengencerkan lagi agar takaran tidak berubah, jika dirasa kulit kering karena penggunaan alkohol bisa gunakan pelembut tangan setelah 10 menit penyemprotan alkohol. Jeda tersebut dibutuhkan agar memberi waktu alkohol untuk membunuh kuman," jelas pria 40 tahun ini.

Berita terkait

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

4 hari lalu

Saran Tenaga Medis agar Kebersihan Tangan Selalu Terjaga

Menjaga kebersihan tangan merupakan upaya mencegah berbagai penyakit infeksi dan bagian dari cara hidup sehat. Ini cara yang dianjurkan.

Baca Selengkapnya

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

15 hari lalu

Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

46 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

47 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

52 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Bagi Saran Cegah Diare pada Anak di Musim Hujan

11 Februari 2024

Guru Besar UI Bagi Saran Cegah Diare pada Anak di Musim Hujan

Pakar kesehatan anak menyebutkan orang mudah terkena diare karena lingkungan yang kotor serta buruknya kebersihan individu.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Tips Tetap Sehat di Musim Penyakit seperti Sekarang

18 Desember 2023

Tips Tetap Sehat di Musim Penyakit seperti Sekarang

Menjelang masa liburan dan banyak orang akan bepergian, baik liburan atau mengunjungi sanak saudara. Jangan sampai menyebarkan penyakit ke mana-mana.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya