Cegah Virus, Menkes Era SBY Nafsiah Mboi Selalu Bawa Masker

Editor

Mila Novita

Jumat, 13 Maret 2020 09:45 WIB

Menteri Kesehatan era Susilo Bambang Yudhoyono Andi Nafsiah Mboi menghadiri launching buku pendiri brand kosmetik dermatologi Ristra, Retno Tranggono, berjudul Spread the Love di Jakarta, Kamis 12 Maret 2020. (TEMPO/Eka Wahyu Pramita)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan era Susilo Bambang Yudhoyono, Andi Nafsiah Mboi, melakukan pencegahan penularan bakteri dan virus penyebab penyakit, termasuk virus corona baru atau COVID-19 dengan mengubah kebiasaan sehari-hari. Salah satunya, dia sudah jarang sekali ikut perkumpulan besar-besar karena dapat menambah risiko.

Namun, jika terpaksa hadir di pertemuan besar, ia selalu membawa masker. "Kalau ada yang batuk, pilek dekat saya, saya langsung pakai masker. Antara orang sehat tidak menjadi masalah, kalau ada orang batuk, bersin dekat kita, bahaya," kata Nafsiah saat ditemui di acara launching buku pendiri brand kosmetik dermatologi Ristra, Retno Tranggono, berjudul Spread the Love di Jakarta, Kamis 12 Maret 2020.

Para ahli kesehatan menyatakan bahwa masker digunakan untuk mengantisipasi terkena tetesan air ludah atau droplet orang lain ketika dia batuk atau bersin. Droplet ini mengandung bakteri dan virus, kemungkinan juga virus corona.

Saat ini virus corona baru telah menginfeksi puluhan orang dan menyebabkan seorang pasien warga negara asing meninggal dunia pada Rabu.

Meski banyak yang meragukan, Nafsiah Mboi menilai pemerintah telah serius menangani kasus corona. "Sudah ada orang-orang yang terlatih, juga sudah ada rumah sakit yang dilatih untuk karantina dan sebagainya. Memang membutuhkan terus menerus pelatihan dan upgrading," ucap dia.

Ada persamaan antara SARS dengan virus jadi penangangannya harus sama, hal inilah yang menjadi dasar. Kantor staf presiden (KSP) dikatakan Nafsiah juga sudah juga mengeluarkan protokol apa yang harus diakukan baik bidang kesehatan dan perhubungan. "Tinggal pelaksanaan yang sangat penting, jadi kita ikuti petunjuk pemerintah," kata dia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan virus corona baru COVID-19 sebagai pandemi pada Rabu, 11 Maret 2020. Virus ini telah melanda setidaknya 114 negara dan menyebabkan kematian lebih dari 4.000 orang.

"Ini adalah pandemi pertama yang disebabkan oleh virus corona," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pengarahan di Jenewa, sebagaimana dikutip NPR. Kejadian ini adalah pertama kalinya WHO menyebut wabah pandemi sejak "flu babi" H1N1 pada 2009.

Sementara itu, pemerintah Indonesia kembali mengumumkan tambahan 7 pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19 pada Rabu 11 Maret 2020. Dengan bertambahnya kasus baru tersebut, total kasus virus corona Covid-19 di Indonesia menjadi berjumlah 34 orang hingga Kamis sore.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya