Pakai Hand Sanitizer Berlebihan Memudahkan Virus Masuk, Kok Bisa?

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Sabtu, 7 Maret 2020 22:30 WIB

Ilustrasi-Hand sanitizer. Mahasiswa UGM raih penghargaan berkat lendir ikan. SHUTTERSTOCK KOMUNIKA ONLINE

TEMPO.CO, Jakarta - Hand sanitizer atau cairan pembersih tangan menjadi salah satu alternatif menangkal paparan kuman, termasuk virus corona baru atau COVID-19. Cara ini dilakukan ketika mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun tidak dimungkinkan.

Cairan pembersih tangan ini terbuat dari campuran alkohol 70 persen yang ampuh melumpuhkan virus. Namun, sebenarnya ada kondisi tertentu yang menjadikan penggunaannya dianjurkan, yakni saat tidak ada air dan sabun, juga ketika permukaan tangan tidak terlihat kotor. Dengan kata lain, hand sanitizer tidak dapat membersihkan tangan yang kotor.

Ironisnya, ketika virus corona dikabarkan sudah menginfeksi orang Indonesia, masyarakat berbondong-bondong memborong hand sanitizer dan menggunakannya berlebihan. Padahal, penggunaan berlebihan justru berisiko membuat Anda terinfeksi virus.

Perwakilan produsen produk kimia Kao Corporation seperti dilansir Kyodo News mengungkapkan, alkohol pada hand sanitizer bisa menghilangkan bakteri alami yang melapisi kulit dan menangkis patogen.

Zat ini juga bisa menghilangkan minyak dan air alami dari kulit sehingga menyebabkannya sangat kering dan rusak. Akhirnya, kulit Anda menjadi sarang bakteri penyakit dan meningkatkan risiko virus memasuki tubuh melalui luka di kulit.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, mereka yang kehabisan stok cairan pembersih tangan mulai berinisiatif menciptakan produk sendiri atau do it yourself (DIY).

Selain alkohol, ditambahkan juga essential oil dan gel lidah buaya untuk melembapkan.

Profesor biologi di William Paterson University di Amerika Serikat, Miryam Wahrman, mengatakan resep 70 persen alkohol dengan takaran 9:1 dengan lidah buaya atau alkohol dan lidah buaya, 3:2 jika menggunakan 99 persen alkohol.

OregonLive merekomendasikan rasio 2:1 untuk 91 persen isopropil alkohol terhadap lidah buaya. Anda juga bisa menambahkan delapan hingga 10 tetes minyak wangi jika Anda ingin aroma yang lebih baik.

Namun, ada kemungkinan risiko salah hitung takaran bahan. Jika Anda tidak memasukkan lidah buaya dalam takaran pas, kulit Anda bisa kering dan berujung pecah-pecah hingga berdarah., kata ahli patogenesis dari Universitas Manitoba, Kanada, Dr. Jason Kindrachuk.

Alkohol 60-90 persen memang ampuh menangkal virus tetapi tak baik untuk kesehatan kulit Anda.

Berita terkait

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

27 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

28 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

28 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

32 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

33 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

34 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

36 hari lalu

Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

36 hari lalu

Kenali Gejala Demam Berdarah dan Bahaya yang Mengintainya

Demam berdarah (DBD) dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian.

Baca Selengkapnya

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

38 hari lalu

Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

39 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya