Minyak Jagung Diklaim Lebih Sehat, tapi Waspadai Risikonya

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mila Novita

Jumat, 21 Februari 2020 05:45 WIB

Ilustrasi minyak masak. Americanhouse.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak jenis minyak yang menjadi pilihan dalam memasak makanan. Salah satunya adalah minyak jagung yang diklaim lebih sehat dibandingkan minyak sawit.

Sesuai namanya, minyak jagung adalah minyak olahan hasil ekstraksi dari biji jagung. Minyak ini sering digunakan dalam memasak makanan, terutama dengan teknik deep frying. Walau begitu, minyak jangung juga dipakai dalam industri kosmetik, termasuk sebagai komposisi dalam make up, sabun cair, hingga sampo.

Proses pembuatan dari biji jagung menjadi minyak terbilang kompleks. Selama proses pengolahan ini, banyak vitamin dan mineral dari biji jagung yang hilang. Meski demikian, minyak ini masih mengandung vitamin E.

Kandungan nutrisi dari satu sendok makan minyak jagung tersebut, yaitu lemak 14 gram, Vitamin E 13 persen dari rekomendasi kebutuhan harian, dan kalori 122.

Kandungan lemak dalam minyak jagung terdiri atas asam lemak omega-6 berupa asam linoleat serta omega-3. Hanya saja, porsi antara asam lemak omega-6 dibanding omega-3 tersebut tak seimbang, yakni 46:1.

Advertising
Advertising

Menurut beberapa studi, minyak jagung memiliki beberapa potensi manfaat kesehatan.

1. Kaya dengan fitosterol

Fitosterol adalah senyawa alami tumbuhan yang struktur kimianya mirip dengan kolesterol pada hewan. Senyawa ini pun memiliki sifat antiradang. Mengonsumsi makanan yang mengandung antiradang dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.

Sebagai tambahan, fitosterol diketahui dapat menghambat tubuh dalam menyerap kolesterol. Kolesterol yang terkendali dapat menurunkan risiko penyakit jantung.

2. Berpotensi untuk menjaga kesehatan jantung

Selain fitosterol, minyak jagung juga mengandung vitamin E dan jenis lemak yang disebut asam linoleat. Vitamin E merupakan molekul antioksidan handal, yang mampu mengendalikan radikal bebas penyebab kerusakan sel. Radikal bebas yang tak terkendali dapat memicu penyakit kronis, termasuk penyakit jantung.

Untuk asam linoleat, sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Circulation menemukan bahwa perubahan konsumsi dari lemak jenuh menjadi asam linoleat dikaitkan dengan penurunan risiko serangan jantung hingga 9 persen, dan penurunan risiko kematian akibat masalah jantung hingga 13 persen.

Namun, minyak jagung pun memiliki beberapa risiko kesehatan yang patut untuk dicermati. Risiko ini pun mungkin terlalu besar jika dibandingkan dengan manfaat di atas.

1. Tinggi dengan omega-6

Asam linoleat, yang termasuk ke dalam omega-6, memang memiliki potensi manfaat kesehatan untuk jantung. Walau begitu, omega-6 dapat berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan.

Sebagian besar studi menyebutkan, porsi yang baik antara omega-6 dengan omega-3 adalah 4:1. Sementara itu, seperti yang disampaikan di atas, perbandingan omega-6 dengan omega-3 dalam minyak jagung adalah 46:1.

Ketidakseimbangan omega-6 dengan omega-3 dapat memicu masalah, seperti kegemukan atau obesitas, gangguan fungsi otak, depresi, dan penyakit jantung. Omega-6 juga cenderung bersifat ‘mendukung’ peradangan, terutama jika kadar omega-3 yang bersifat antiradang terlalu sedikit di tubuh.

2. Diolah melalui banyak proses

Untuk memproduksinya, minyak jagung harus melewati proses yang cukup rumit agar bisa kita konsumsi. Proses ini cenderung membuat minyak jagung sudah teroksidasi. Artinya, pada ukuran terkecilnya, elektron pada atom di minyak jagung sudah terlepas sehingga membuatnya tidak stabil.

Atom-atom tidak stabil dalam tubuh dapat meningkatkan berbagai risiko penyakit, menurut studi yang dimuat dalam jurnal Trends in Pharmotological Sciences tahun 2017.

Jadi, minyak jagung sebenarnya sehat atau tidak? Minyak jagung memang mengandung beberapa nutrisi yang menyehatkan. Walau begitu, hal tersebut tidak menjadikannya sebagai minyak sehat. Hal dikarenakan minyak jagung diolah dengan beberapa proses, serta ketidakseimbangan omega-6 di dalamnya.

Sebagai alternatif untuk minyak yang lebih sehat, Anda bisa mempertimbangkan minyak zaitun extra virgindan minyak kelapa dalam mengolah makanan.

Minyak zaitun ekstra virgin cenderung tidak melewati proses layaknya minyak jagung. Minyak ini pun dikaitkan dengan penurunan risiko gangguan medis, seperti penyakit jantung, kanker, dan obesitas.

Sementara itu, minyak kelapa lebih stabil pada suhu tinggi dan lebih resisten terhadap proses oksidasi. Sebisa mungkin, karena pertimbangan di atas, penggunaan minyak jagung bisa dibatasi.

SEHATQ

Berita terkait

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

2 hari lalu

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

Kementerian ESDM menyatakan sektor minyak dan gas atau migas di Indonesia masih menjanjikan.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

5 hari lalu

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

Kementerian ESDM membuka penawaran sebanyak lima wilayah kerja minyak dan gas (migas) pada lelang Wilayah Kerja (WK) Migas Tahap I Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Glencore Bakal Akuisisi Aset Minyak Shell di Singapura, Target Rampung Akhir Tahun Ini

8 hari lalu

Indonesia-Glencore Bakal Akuisisi Aset Minyak Shell di Singapura, Target Rampung Akhir Tahun Ini

Tercapainya kesepakatan mengakuisisi aset minyak Shell di Singapura semakin memperkuat ketahanan bisnis PT Chandra Asri Pacific Tbk.

Baca Selengkapnya

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

12 hari lalu

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

Laba bersih meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

15 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

16 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Promo Super Indo Awal Mei, Minyak Goreng Super Hemat

18 hari lalu

Promo Super Indo Awal Mei, Minyak Goreng Super Hemat

Peritel produk makanan Super Indo Supermarket menghadirkan beragam promo potongan harga atau diskon di akhir April hingga menjelang Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

19 hari lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

22 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

22 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya