Benarkah Perempuan Obesitas Lebih Sulit Hamil?

Reporter

Cantika.com

Editor

Mila Novita

Senin, 17 Februari 2020 20:00 WIB

Ilustrasi perempuan gemuk/obesitas. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks massa tubuh atau IMT berpengaruh pada kesuburan atau fertilitas seseorang. Perempuan yang mengalami berat badan berlebih atau obesitas maupun underweight atau terlalu kurus, berisiko mengalami gangguan kesuburan sehingga sulit hamil.

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan Thomas Chayadi mengatakan, perempuan dengan IMT yang tinggi atau obesitas berisiko tiga kali lebih tinggi mengalami gangguan kesuburan, ovulasi yang lebih rendah (menurunkan kualitas sel telur), angka kehamilan spontan yang lebih rendah (menurunkan kualitas embrio), dan meningkatnya risiko keguguran.

Sementara itu, menurut Thomas, perempuan dalam kondisi underweight berisiko mengalami gangguan reproduksi, seperti gangguan pada sekresi hormon seks yang rendah sehingga memicu gangguan ovulasi, gangguan haid, dan nafsu seks yang rendah. Akibatnya, mereka berisiko hampir dua kali lipat untuk mengalami gangguan kesuburan.

"Oleh karena itu, bila perempuan dengan underweight harus memperbaiki status gizinya untuk mengembalikan fungsi kesuburan atau fertilitas dan dampak buruk lainnya dari IMT yang rendah," ucap Thomas dalam keterangan pers yang diterima Ahad, 16 Februari 2020,

Dokter dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah dan RSIA Grand Family PIK Jakarta, ini menyarankan bagi perempuan untuk menjaga konsumsi makanan agar mendapatkan IMT yang normal. Sebab banyak manfaatnya, termasuk menyeimbangkan hormon untuk meningkatkan kesuburan.

Lalu, hormon apa saja yang perlu diperhatikan keseimbangannya? "Pada tubuh terdapat aksis hipotalamus – hipofisis – ovarium, aksis ini menghasilkan hormon gonadotropin yang berperan untuk merangsang pembentukan dan pematangan sel telur," jelas Thomas.

Advertising
Advertising

Adapula peran hormon estrogen. Penting juga untuk mempersiapkan dinding rahim untuk menerima embrio untuk berimplantasi dan terjadi kehamilan. Bila salah satu dari hormon terganggu, maka harus diperiksa apakah penyebab gangguan tersebut.

Gangguannya bisa berupa karena gizi yang kurang baik atau terdapat masalah pada fungsi organ reproduksi. Thomas menyarankan penting sekali untuk memeriksakan diri secara berkala ke dokter untuk memastikan kondisi dan risiko gangguan, selain konsumsi makanan sehat.

EKA WAHYU PRAMITA

Berita terkait

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

3 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

3 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

10 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

17 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

18 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

18 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

20 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

26 hari lalu

Hamil Anak Pertama Setelah Sempat Keguguran, Patricia Gouw: Mohon Doakan Kami

Patricia Gouw membagikan video perjalanannya dan suami menyambut anak pertama yang sempat keguguran tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

28 hari lalu

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.

Baca Selengkapnya

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

28 hari lalu

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.

Baca Selengkapnya