Super Bowl 2020, Jennifer Lopez Tampil Memukau dengan 5 Kostum
Reporter
Eka Wahyu Pramita
Editor
Mila Novita
Senin, 3 Februari 2020 13:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jennifer Lopez dan putrinya, Emme, tampil menghibur di perhelatan olahraga Amerika Serikat Super Bowl 2020 di Miami pada Ahad malam, 2 Februari atau Minggu pagi waktu Indonesia. Ia menjadi simbol impian Amerika, bersama penyanyi Latin Shakira yang juga tampil di acara tersebut.
Jennifer Lopez tampak memesona dengan kostum Versace berlapis-lapis. Total terdapat lima kostum yang ia kenakan selama penampilannya. Seraya mengenakan gaun motif bendera berbahan tulle, dia menyanyikan "Let's Get Loud," termasuk liriknya, "Tidak ada yang akan memberitahumu apa yang harus dilakukan."
Melansir dari laman Hollywood Reporter, Senin, 3 Februari 2020, penata gaya Rob Zangardi dan Mariel Haenn mengungkapkan semua detail di balik 213 kostum dan 143 pasang sepatu yang diciptakan untuk Jennifer Lopez dan 130 penari. Salah satunya biker bodysuit yang terinspirasi oleh Marlon Brando.
"Kami merancang 213 kostum dan 143 pasang sepatu untuk pertunjukan 6 menit ini, sedangkan untuk turnya kami menampilkan 140 kostum untuk pertunjukan dua jam," kata Zangardi.
Zangardi dan Haenn telah bekerja dengan Lopez sejak 2011, merancang penampilannya untuk di karpet merah, tur, residensi dan pertunjukan Las Vegas selama tiga tahun, termasuk menjadi tuan rumah American Music Awards dan tampil di Piala Dunia. Acara Super Bowl ke-54 ini bagaimanapun menghadirkan tantangan yang sama sekali baru dengan anggaran besar dan acara yang bombastis.
Persiapan dimulai pada bulan September, dengan pertemuan pertama berlangsung di lokasi syuting filmnya mendatang Kat Coiro Marry Me . "Kami tahu kami ingin Versace segera merancang kostum," kata Zangardi.
Versace dan Lopez memiliki hubungan yang berjalan bertahun-tahun, yang paling baru dengan dia menjadi pendukung kampanye musim semi rumah mode Italia itu untuk 2020.
"Versace sangat bersemangat untuk bekerja bersama kami dan Donatella (Direktur Kreatif Versace) terlibat sejak awal. Kami berbicara ketika sedang syuting kampanye tahun lalu, menelusuri ide-ide kami dan daftar yang ditetapkan, dan dia telah menandatangani semua," ucapnya.
Prosesnya dimulai dengan konsep asli sesuai visi keseluruhan lalu berubah menjadi sketsa, dengan mempertimbangkan daftar yang ditetapkan dan tantangan untuk melepaskan visi itu hanya dalam waktu enam menit.
"Karena Jennifer tidak pernah meninggalkan panggung, kami tahu ketika mendesain kostum bahwa segala sesuatu perlu dilapisi atau ditambahkan," kata Haenn tentang tantangan khusus dari pertunjukan ini.
“Sementara kami melakukan banyak perubahan cepat saat tur, untuk pertunjukan ini, perubahan terpanjang hanya tujuh detik. Memasang dan mencocokan lapisan adalah sesuatu yang harus kami latih dan perbaiki berulang kali untuk membuatnya terlihat mulus," lanjut Haenn.
Versace kembali dengan bodysuit biker tanpa lengan yang dihiasi dengan kancing emas, medusa, dan kristal (yang membutuhkan waktu lebih dari 400 jam untuk mempercantik) dan kulit skintight yang serasi dilengkapi dengan kristal hitam. Ketangguhan tampilan kemudian diimbangi dengan gaun satin sutra merah muda yang dibuat dari bahan tujuh meter.
Kostum lainnya dihiasi dengan 12.000 keping payet perak dan dikelilingi oleh 15.000 kristal Swarovski yang dijahit dengan tangan pada tulle warna kulit. "Versace mengambil alih seluruh pabrik kulit di Italia untuk membuat potongan-potongan kulit. Total lebih dari tiga puluh penjahit terlibat dalam proses dan butuh ribuan jam pekerjaan tangan," kata Haenn.
Sketsa Versace asli untuk tulle di tangan dan jubah bulu daur ulang yang dirancang untuk menciptakan kembali bendera Amerika dan Puerto Rico. Untuk tampilan terakhir, Lopez beralih ke salsa dan perayaan Amerika Utara dan Selatan sebagai sumber inspirasi.
"Sebagai orang Amerika Puerto Rico, dia sangat menginginkan kedua negara dan bendera diwakili. Mulai dari jubah berhiaskan berlian dengan gaya bendera Amerika di bagian luar dan bagian dalam bendera Puerto Rico, dikenakan di atas busana salsa dengan pinggiran logam yang dijalin dengan kristal," kata Zangardi.
Segmen terakhir adalah dengan Swing Latino, sebuah sekolah dansa salsa dari Kolombia, yang dia temui dan jatuh cinta pada World of Dance dan kemudian melakukan tur dengannya. "Kami menambahkan gaun tulle di bagian atas bodysuit untuk benar-benar menonjolkan gerakan koreografi," kata dia.
Butuh 25 orang dan lebih dari 50 jam untuk mempersiapkan penampilan ini, dengan 16 penjahit yang berbicara tiga bahasa berbeda (Spanyol, Italia dan Inggris) di ruang kostum.
Perubahan dan penyesuaian juga harus dilakukan pada kostum sepanjang gladi resik secara berkelanjutan. "Kami memutuskan untuk memotong lengan jaket pada hari Kamis, karena itu membuat perubahan cepat lebih cepat dan [kami] mengganti panel di sisi pinggul untuk memungkinkan lebih banyak gerakan," kata Zangardi.
"Pertunjukannya sangat energik hingga meluncur di lantai dan berputar jadi tiap selesai latihan, kami harus memperbaiki dan membuat kembali kostum untuknya dan para penari, lalu mencuci, dan mengganti kristalnya setiap malam," ucap Zangardi.