Jamu Tak Selalu Pahit, Ini Inovasi Minuman Herbal untuk Milenial

Editor

Mila Novita

Minggu, 12 Januari 2020 11:05 WIB

ilustrasi jamu (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Apa yang Anda pikirkan ketika pertama kali mendengar kata jamu? Pasti jawabannya tidak jauh dari pahit, kuno, dan lain-lain. Tapi di luar kesan pahitnya, jamu memiliki segudang manfaat untuk menjaga kesehatan.

Hal itu dungkapkan Dedi Sopiyandi, salah satu penyuluh jamu dari Martha Tilaar Group. Dalam acara 20 Tahun Martha Tilaar Innovation Centre (MTIC) Berkarya Global untuk Indonesia, dia menceritakan bahwa telah melakukan penelitian pada 100 orang dari generasi milenial. Hampir semua orang yang ditanya tentang jamu, jawabannya adalah pahit. Hal itu menjadi tantangan tersendiri baginya dan penyuluh-penyuluh jamu lainnya bagaimana bisa menjangkau kaum milenial dengan jamu dan obat tradisional.

Dedi dan timnya pun membuat satu inovasi, namanya herbal juice. Karena stigma yang ada pada masyarakat jamu itu pahit, ia dan rekan-rekan membuat minuman dengan campuran buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman herbal. Salah satu rasa yang menjadi andalan herbal juice adalah jamu yang mengurangi kolesterol, dengan campuran buah nanas, madu, dan jahe.

Jamu lainnya yang terbukti khasiatnya adalah jamu untuk menghilangkan nyeri saat haid, dengan campuran nanas, temulawak, dan kunyit.

Jamu atau minuman herbal merupakan campuran tanaman-tanaman herbal asli indonesia yang diolah tanpa menggunakan campuran bahan kimia. Tujuannya, agar saat dikonsumsi aman dan menghasilkan metabolisme yang diperlukan tubuh secara alami. Di Kampoeng Djamoe, ada sekitar 650 jenis tanaman herbal asli indonesia yang telah lama digunakan sebagai bahan baku obat dan kosmetik Sari Ayu Martha Tilaar.

Dedi juga menjelaskan bahwa pengolahan jamu sebenarnya sangat mudah, “Yang namanya jamu itu ya, kamu tanam, kamu panen, cuci, rebus, lalu kamu minum, itu jamu,” kata dia, Rabu, 8 Januari 2020.

Manurut Dedi, jamu dan obat tradisional kini kurang kurang dilirik karena banyak pengetahuan tentang jamu yang kurang diketahui masyarakat. “Mereka mungkin kurang paham, bagaimana mengolahnya, bagaimana dosisnya, bagaimana efeknya, dan lain-lain.”

Dia juga mengatakan bahwa hal ini bisa datang dari kurangnya pembuktian secara ilmiah tentang pengolahan dan efek-efek jamu, “Jadi memang perlu penelitian lebih lanjut,” ujarnya.

Untuk mempopulerkan jamu, pemerintah mendukung Marta Tilaar Group dengan ikut mengembangkan inovasi-inovasi malalui ranah penelitian. Hal tersebut diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Bambang Brodjonegoro. Dia mengatakan dalam sambutannya akan terus dukung. “Karena produk-produk yang dihasilkan Martha Tilaar merupakan suatu produk yang inovatif, jadi harus kita patenkan karena bisa menjadi modal bisnis yang berpengaruh,” kata dia saat ditemui di acara tersebut.

Advertising
Advertising

NURUL FARA

Berita terkait

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

5 hari lalu

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

13 hari lalu

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo Dimakamkan di Tapos Bogor Siang Ini

Mooryati Soedibyo meninggal dalam usia 96 tahun dan saat ini disemayamkan di rumah duka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Baca Selengkapnya

Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

13 hari lalu

Mooryati Soedibyo Meninggal, Tantowi Yahya: Tokoh Visioner yang Jamu Ramuannya Mengharumkan Indonesia di Mancanegara

Mooryati Soedibyo mencetuskan kontes kecantikan nasional, Puteri Indonesia, yang biasa diadakan setiap Maret.

Baca Selengkapnya

Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

56 hari lalu

Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.

Baca Selengkapnya

Hasil Survei Ini Ungkap Perbedaan Pilihan Kelompok Gen Z dan Gen X saat Berlibur, Termasuk Soal Motivasi dan Bikin Rencana

26 Februari 2024

Hasil Survei Ini Ungkap Perbedaan Pilihan Kelompok Gen Z dan Gen X saat Berlibur, Termasuk Soal Motivasi dan Bikin Rencana

Hasil survei: wisatawan Indonesia dari kelompok Gen Z dan milenial lebih banyak memutuskan untuk berlibur karena ingin menghilangkan stres.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

25 Februari 2024

Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

Jamu merupakan obat herbal tradisional khas Indonesia

Baca Selengkapnya

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

22 Februari 2024

Prudential Indonesia Luncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture, Targetkan Milenial dan Gen Z

Prudential Indonesia pada awal tahun ini telah meluncurkan Asuransi Jiwa PRUFuture. Produk ini merupakan perlindungan jiwa jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Manfaat Pohon Bidara Menurut Islam, Salah Satunya Mengusir Makhluk Halus

6 Februari 2024

Manfaat Pohon Bidara Menurut Islam, Salah Satunya Mengusir Makhluk Halus

Pohon bidara memiliki banyak manfaat, salah satunya mengusir makhluk halus. Ini manfaat pohon bidara lainnya di bidang kesehatan.

Baca Selengkapnya

BI Racik 5 Jamu di Kebijakan 2024: Fokus Menguatkan Kurs Rupiah

1 Februari 2024

BI Racik 5 Jamu di Kebijakan 2024: Fokus Menguatkan Kurs Rupiah

BI terus berinovasi agar pasarnya lebih berkembang.

Baca Selengkapnya

Serbuan Semut Invasif Bisa Mengubah Menu Makan Malam Singa

26 Januari 2024

Serbuan Semut Invasif Bisa Mengubah Menu Makan Malam Singa

Hilangnya semut membuat gajah melahap pohon akasia sehingga singa sulit menangkap zebra di sabana.

Baca Selengkapnya