Dita Soedarjo Disorot karena Saltum, Ini Kata Ahli tentang Bully

Editor

Mila Novita

Rabu, 8 Januari 2020 18:55 WIB

Dita Soedarjo. Instagram.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha muda dan influencer Dita Soedarjo tengah resah dirundung oleh warganet karena dianggap salah kostum saat mengunjungi korban banjir di kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Dalam video yang diunggahnya dua hari lalu, ia terlihat mengenakan pakaian gym, legging, dan topi merah muda.

Dita menanggapi perundungan warganet itu dalam sebuah unggahan lain, Rabu, 8 Januari 2020. Dia mengatakan bahwa sebagian warganet memang paling cepat berkomentar namun di sisi lain paling lambat bertindak.

"Hakim terakhir yang di Atas deh, urusan kekurangan masing-masing. Saya sudah berinisiatif pinjam jaket, sementara lokasi jauh dan tidak mau cancel hanya karena baju. Hampir setiap hari saya charity gak salah kostum, giliran sekali dibuat lebay banget," tulis perempuan kelahiran 1992 ini.

Dita juga memilih mengunggah di Instagram karena dirinya mendapat teguran dari orang terdekatnya. "Sebelum menghakimi dan membuat hal kecil jadi isu, dipikirkan dulu dampaknya bisa merugikan kamu bisa ke orang lain. Kenapa tidak urusin diri sendiri dulu saja," tulisnya.

Perundungan oleh warganet kerap kita temukan baik di media mainstream atau media sosial yang diunggah oleh publik figur. Psikolog Mufliha Fahmi yang akrab disapa Lya Fahmi ini mengajak kita memahami dulu jika menghujat di dunia media sosial sudah menjadi hal yang biasa sekali bagi banyak orang.

Advertising
Advertising

"Mungkin juga merasa tidak kenal dan merasa anonim, terkadang orang bebas mau ngomong apa saja tanpa mempertimbangkan dampaknya seperti apa," ucap Lya kepada Tempo.co.

Di samping itu, lanjutnya terdapat pula orang-orang yang memang mendapatkan kepuasan dari menghujat orang lain. "Dengan merendahkan orang maka dengan cara itulah dia merasa dirinya tinggi atau merasa baik-baik saja," ucapnya.

Untuk mengubah mindset, menurut Lya tidak bisa langsung tapi kembali pada pola asuh di masing-masing keluarga, bagaimana melihat sesuatu dengan sudut pandang luas dan kritis dalam menilai sesuatu.

"Ajarkan dan latih anak-anak berpikir kritis agar tidak lekas menyimpulkan sesuatu yang terjadi. Apalagi kalau era kita kan cenderung belajar hafalan yang efeknya bisa menilai sesuatu dengan hitam putih," ucapnya.

Berita terkait

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

2 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

3 hari lalu

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.

Baca Selengkapnya

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

3 hari lalu

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.

Baca Selengkapnya

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

6 hari lalu

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.

Baca Selengkapnya

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

6 hari lalu

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

6 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

8 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

9 hari lalu

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman

Baca Selengkapnya

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

9 hari lalu

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

12 hari lalu

Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

Hindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak agar mental tetap sehat usai libur panjang Lebaran.

Baca Selengkapnya