Ria Irawan Sempat Jalani Perawatan Paliatif, Apa Manfaatnya?

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Selasa, 7 Januari 2020 17:05 WIB

Ria Irawan yang pernah memenangkan Piala Citra dalam film Selamat Tinggal Jeanette pada 1987, meninggal setelah melawan penyakit kanker kelenjar getah bening stadium empat. Instagram/@riairawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ria Irawan meninggal dunia karena penyakit kanker pada Senin, 6 Januari 2019. Aktris 50 tahun itu awalnya mengidap kanker endometrium atau kanker rahim dan sempat dinyatakan bebas dari sel kanker. Tapi penyakitnya kambuh dan menyebar ke organ lain termasuk otak dan kelenjar getah bening.

Pada 2019 dia sempat beberapa kali menjalani perawatan. Terakhir November tahun lalu, ia menjalani perawatan paliatif untuk kanker. Dilansir dari akun Instagramnya, dia menjalani lima kali perawatan sinar.

Pada 27 November, dia mengunggah salah satu tahapan perawatannya di Instagram. “Sinar ke-3, penjelasan langsung dari dokter Ina, semoga semua yang sedang menjalankan paliatif sinar tetap semangat menyelesaikan pengobatan,” tulis dia di keterangan.

Di video tersebut dokter menjelaskan bahwa Ria menjalani radiasi untuk ketiga kalinya. Fungsi perawatan ini adalah untuk mengurangi keluhan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. “Jadi yang ketiga ini kita kasih dosis yang maksimal untuk memperbaiki keluhan-keluhan yang sudah ada," ujar dokter.

Dilansir dari laman Health Line, perawatan paliatif dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker stadium lanjut. Penelitian Universitas Tulane, Louisiana, Amerika Serikat, yang diterbitkan di Annals of Behavioral Medicine mengatakan bahwa perawatan ini juga dapat memperpanjang usia.

Fokus perawatan ini adalah mengelola gejala, seperti sakit, selera makan yang buruk, dan masalah tidur. Selain itu, perawatan juga membantu mengatasi stres, kesepian, dan depresi yang kerap datang begitu pasien divonis kanker dan saat menjalani rangkaian perawatan.

Advertising
Advertising

Awalnya perawatan ini ditujukan untuk pasien yang harapan hidupnya rendah. Tapi kini juga dilakukan untuk pasien kanker stadium lanjut, bersamaan dengan pengobatan penyakit tersebut. Perawatan dilakukan oleh dokter, perawat, pakar kesehatan mental, ahli gizi, pakar obat, dan rohaniawan.

Penelitian yang dipimpin Michael Hoerger, asisten professor psikologi, psikiatri, dan onkologi di Universitas Tulane antara 2001 hingga 2017 terhadap 2.000 orang itu memperlihatkan efek perawatan pada kualitas hidup dan kemampuan bertahan hidup pasien. Hasilnya, 56 persen pasien yang menerima perawatan bisa bertahan hidup lebih dari satu tahun. Sebanyak 42 persen lagi masih bertahan hidup hingga penelitian ini berakhir. Pasien yang menjalani perawatan paliatif betahan hidup empat bulan lebih lama dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Pakar perawatan yang tidak terlibat dalam penelitian, Marlon Saria, mengatakan saat ini semakin banyak pakar kanker yang mengintegrasikan perawatannnya dengan paliatif, tapi sebagian lagi belum mengetahui keuntungannya.

“Beberapa berpendapat bahwa mereka menyediakan manajemen gejala yang memadai sejak hari diagnosis. Untuk pasien ini, perawatan paliatif sebagai 'layanan bernilai tambah' mungkin tidak dikonsultasikan sampai nanti dalam perjalanan perawatan,” kata dia.

Selain itu, tak semua pasien dengan kanker stadium lanjut mau menerima perawatan paliatif. Alasannya, definisi paliatif yang diterjemahkan awam sebagai perawatan untuk sakit parah, membuat mereka ketakutan.

Perawatan paliatif dapat digunakan kapan saja selama perawatan kanker. "Penting untuk dicatat bahwa pasien yang menerima perawatan paliatif dapat terus menerima pengobatan kanker yang agresif," katanya.

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

2 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

5 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

5 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

8 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

11 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

12 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

12 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

15 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

18 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya