Sri Mulyani Ungkap Tantangan Perempuan Mencapai Puncak Karier

Editor

Mila Novita

Minggu, 22 Desember 2019 21:45 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers APBN KiTa di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 31 Juli 2019 sebesar Rp183,7 triliun atau 1,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Tak ada batasan bagi perempuan untuk berkarier menempati posisi strategis. Di Indonesia, banyak perempuan yang bisa menjadi contoh baik di level mikro maupun makro. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hal tersebut dalam peringatan Hari Ibu "Perempuan Hebat untuk Indonesia Maju" di Jakarta, Ahad, 22 Desember 2019.

Dalam talkshow tersebut Sri Mulyani bicara mengenai kepercayaan dirinya sebagai perempuan ketika menempati posisi strategis.

"Kalau saya kebetulan dalam keluarga, ibu saya sendiri memiliki leadership namun sama seperti Ibu Megawati yang merasa kesepian dengan posisinya," ucap perempuan kelahiran 26 Agustus 1962 ini.

Sri Mulyani menyayangkan banyak perempuan yang sukses mencapai puncak karier dianggap pengecualian. Alasannya, baru pertama kali ada presiden, menteri keuangan, menteri luar negeri, dan ketua DPR perempuan setelah 22 kali dipimpin laki-laki.

"Jadi perempuan mestinya bisa memecah atap kaca yang menjadi hambatan (glass ceilling) atau atap kaca, namun atap kaca yang membuat justru perempuan sendiri," ucapnya.

Advertising
Advertising

Menurut Sri Mulyani, halangan bagi perempuan bukan diciptakan sendiri, melainkan karena benturan konstruksi sosial, budaya, agama, dan keluarga. Meski secara konstitusional perempuan diberikan kesempatan setara, pada saat dididik tidak semua keluarga memperlakukan anak-anak perempuan dan lak-laki secara sama.

"Masih banyak yang memperlakukan anak perempuan by design, entah itu konstruksi dari bapaknya yang mendidik dengan gaya paternalistik, atau ibunya yang menempatkan diri sebagai konco wingking (teman di belakang) kemudian tertular pada anaknya," jelas peraih Master dan Doktor dari University Illinois.

Menurut ibu tiga anak ini, umumnya anak laki-laki dikasih kesempatan lebih dulu. Kalau ada makanan enak, anak laki-laki didahulukan, begitu juga untuk kesempatan pendidikan.

"Memang konstruksi sosial, keluarga, bahkan kultural yang membuat perempuan di Indonesia merasakan bebannya menjadi besar. Untuk itu di keluarga perlu dikasih kesempatan yang sama, tidak ada sedikit pun muncul keraguan bahwa anak perempuan ada bedanya dengan anak laki-laki," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan RI untuk ketiga kalinya. Dia juga sempat menduduki jabatan bergengsi sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

5 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

4 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya