Hannah Al Rashid Berani Lawan Kekerasan, Ini Modalnya

Reporter

Cantika.com

Editor

Mila Novita

Jumat, 13 Desember 2019 14:20 WIB

Hannah Al-Rashid Duta SDG untuk Kesetaraan Gender saat ditemui dalam diskusi Summit on Girls "Getting Equal: Let's Invest in Girls!" yang digelar di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Selasa 10 Desember 2019. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

TEMPO.CO, Jakarta - Hannah Al Rashid tak hanya dikenal sebagai aktris. Sebagai duta Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB lewat program Sustainable Development Goals (SDGs), dia juga berkomitmen memperjuangkan isu kesetaraan gender. Perempuan berdarah Bugis dan Perancis ini kerap terlibat dalam aksi menyuarakan hak-hak perempuan, termasuk saat kampanye Women's March di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ditemui usai diskusi Summit on Girls Getting Equal: Let's Invest in Girls! yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2019, Hannah mengajak semua pihak baik laki-laki dan perempuan untuk aktif dalam menyuarakan keadilan dan kesetaraan gender, termasuk memerangi kekerasan seksual.

Menurut Hannah, semua orang berpotensi jadi korban kekerasan, tanpa terkecuali dirinya. Ia kerap merasakan kekerasan secara verbal sampai stigma mengapa dirinya lebih memilih karier dibandingkan berkeluarga.

"Di mana saya sebagai perempuan sudah mengalami stigma, kalau saya dinilai lebih memilih karier daripada berkeluarga, hal itu juga masih dialami oleh perempuan lainnya," ucap pemeran Nadya dalam film Ratu Ilmu Hitam ini.

Hannah juga mengalami dalam beberapa tahun ini isu kekerasan masih sangat tabu buat dibicarakan. "Untuk menghapus tabu, tentu kita harus banyak bicara. Mereka sering DM ke saya banyak yang ngadu soal kekerasan yang mereka alami. Katanya takut mau cerita keluarga," ungkap perempuan kelahiran London ini.

Ketakutan seperti itu mestinya tidak beralasan, jika support system tidak menyalahkan korban. Tapi sebaliknya mendukung dengan cara mencari jalan keluar. "Kalau keluarga support, mereka lebih leluasa untuk cerita tanpa khawatir akan kena marah. Meski, ya, saya rasa berani bicara juga bukan hal yang mudah, ya," ujar perempuan berusia 33 tahun ini.

Advertising
Advertising

Namun bagi Hannah, jika mau serius mengubah anggapan tabu dan mindset soal kekerasan terhadap perempuan, sama-sama kita harus berani bicara. Kita harus bisa menjelaskan seperti apa kesetaraan gender ke masyarakat.

"Kalau kita ngomongin soal pernikahan dini pada anak, ya kita pakai data yang menunjukkan apa dampak pernikahan dini bagi anak baik mental ataupun fisik," tutur ia.

Hannah mengajak para perempuan jangan hanya diam dan berani berbicara atas apa yang mereka alami. Sebab perubahan sekecil apapun menjadi berarti kalau kita mau speak up.

"Saya berharap perempuan muda atau remaja kelak tidak lagi mengalami apa yang saya pernah alami, tidak lagi mendengar bad stigma dan bisa membuktikan kalau kita punya pilihan atas apa yang kita putuskan," ucap Hannah.

Ia menegaskan pemerintah juga harus hadir dan menjadi solusi dalam masalah ini. "Kita butuh Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU-PKS) segera disahkan, selama RUU PKS belum disahkan pemerintah dinilai telah gagal melindungi perempuan dan anak," kata Hannah Al Rashid.

EKA WAHYU PRAMITA

Berita terkait

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

3 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

6 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

6 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

7 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

8 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

9 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

9 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

10 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

10 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

10 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya