Dianggap Merugikan Kesehatan, Ini Fakta MSG

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Sabtu, 30 November 2019 14:35 WIB

Ilustrasi MSG. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Monosodium glutamat atau MSG yang sering digunakan sebagai bumbu masak untuk menambah rasa gurih atau umami pada makanan menjadi kontroversi. Ada rumor yang menyebutkan bahwa bahan tambahan pangan atau BTP ini menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari sakit kepala, penambahan berat badan, hingga menyebabkan ketagihan. Faktanya?

Anggapan tentang bahaya MSG bagi kesehatan dikemukakan pertama kali oleh Dr Ho Man Kwok 1988. Dia menulis surat pada New England Journal of Medicine untuk menceritakan kemungkinan penyebab gejala yang dia alami setiap kali makan di restoran Cina di Amerika Serikat. Gejala itu dikenal dengan istilah “Sindrom Restoran China”.

Namun, sejumlah pakar kesehatan menyatakan bahwa MSG yang sering disebut dengan micin ini aman asal dikonsumsi asal dalam jumlah secukupnya.

Menurut Razak Thaha dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia, dalam buku terbitan IDI “Review Monosodium Glutamate: How to Understand It Properly” yang ditulis Dien Kurtanty, Daeng Mohammad Faqih, dan Nurhidayat Pua Upa (2018), MSG tersusun tersusun atas glutamat 78 persen, natrium 12 persen, dan air 10 persen. Dengan bahan tersebut, MSG tidak mengandung zat berbahaya.

Badan-badan pangan dan kesehatan dunia saat ini, seperti JEFCA, Komunitas Kesehatan Eropa, US FDA dan BPOM memberikan batas asupan harian dalam penggunaan MSG adalah not specified atau secukupnya. "Sebagai sebuah garam natrium, MSG tidak mengandung
zat berbahaya," kata Razak.

Pada 1970, Organisasi Pangan dan Pertanian FAO mencatat batas maksimum konsumsi MSG yang dapat diterima dan dianggap memenuhi batas keamanan (safety level) adalah 120 mg/kg berat badan per hari.

Kadar glutamat dalam darah baru akan meningkat signifikan hanya jika dikonsumsi dalam jumlah besar, yaitu lebih dari 5 gram, itu pun akan kembali ke kadar normal dalam waktu dua jam.

Meskipun demikian, ada sebagian orang yang sensitif sehingga akan mengalami efek samping mengonsumsi MSG. Sebuah penelitian yang dimuat di Journal of Allergy and Clinical Immunology pada 1997, seperti dikuitp Helathline, menyebutkan bahwa orang dengan sensitivitas yang mengonsumsi 5 gram MSG mengalami reaksi seperti sakit kepala, otot tegang, mati rasa, lemah, dan memerah.

Glutamat sesungguhnya tak hanya ada di dalam MSG. Zat ini merupakan asam amino umum yang ada dalam makanan sehari-hari seperti tomat, keju parmesan, jamur kering, air susu ibu, dan beberapa jenis sayuran.

Tubuh manusia menyimpan 1.200-1.400 gram glutamat bebas dan terikat. Tubuh masih perlu memproduksi 41 gram glutamat bebas setiap hari untuk berbagai proses metabolisme.

Ketua Perastuan Parbik Monosodium Gutamate dan Glutamic Acid Indonesia atau P2MI M Fachrurozy mengatakan MSG terbuat dari tetes tebu, bukan zat kimia sintetik atau zat aditif, melalui proses fermentasi. Hingga saat ini, belum ada penelitian ilmiah dari lembaga yang kredibel yang menyatakan bahwa MSG dapat menyebabkan kenaikan berat badan, dampak negatif pada otak, dan menyebabkan ketagihan.

"Khusus mengenai MSG dan sakit kepala, berdasarkan Headcahe Classification of Headache Disorders 3rd Edition, MSG sudah dikeluarkan dari penyebab sakit kepala atau migrain," kata dia dalam keterangan tertulisnya pada 19 November 2019.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

4 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

12 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

13 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

13 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

14 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

14 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

14 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

18 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya