Risiko yang Mengintai saat Hamil di Usia Remaja

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Senin, 25 November 2019 21:00 WIB

Ilustrasi menolak janin atau ibu hamil. shutterstock.com

Risiko bayi prematur dan stunting

Ilustrasi bayi prematur dalam inkubator. shutterstock.com

Dokter spesialis kandungan dan kebidanan konsultan fetomaternal Ali Sungkar mengatakan, perempuan usia muda memiliki basal metabolic rate atau BMR yang rendah. BMR merupakan kebutuhan kalori untuk melakukan aktivitas basalnya seperti memompa jantung, mencerna makanan, bernapas, memperbaiki sel tubuh, membuang racun dalam tubuh, mempertahankan suhu tubuh, dan lain sebagainya.

“Untuk hamil nutrisinya nggak baik sehingga risikonya melahirkan prematur dan bayi kecil,” kata Ali.

Kehamilan remaja memang bukan satu-satunya penyebab kelahiran prematur. Namun, sebuah penelitian yang dipimpin Ali Khashan dari University College Cork, Irlandia, pada 2010 menyebutkan bahwa remaja yang hamil di bawah 17 tahun 21 persen berisiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur dan 93 persen melahirkan bayi kedua dengan kondisi yang sama.

Kelahiran prematur terjadi saat usia kehamilan belum mencapai ke-37 atau lebih awal dari hari perkiraan lahir. Padahal, minggu-minggu terakhir kehamilan merupakan masa yang penting dalam pembentukan organ vital bayi, termasuk otak dan paru-paru. Minggu-minggu ini juga merupakan masa pertambahan berat badan bayi yang begitu tinggi.

Indonesia tercatat sebagai negara dengan kelahiran premature tertinggi kelima di dunia. Menurut laporan Born too Soon The Global Action Report on Preterm Birth dari PBB, terdapat 675.700 bayi lahir sebelum waktunya pada 2010.

Advertising
Advertising

Dokter spesialis anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo M. Azharry Rully mengatakan, seluruh organ tubuh bayi prematur belum matang sehingga fungsi tubuhnya belum optimal. Akibatnya, bayi tersebut berisiko mengalami gangguan kesehatan. Gangguan yang paling banyak dialami adalah pernapasan, diikuti dengan infeksi. Tak jarang, kedua gangguan itu menyebabkan kematian bayi.

“Semakin kecil lahirnya, semakin kecil dia bisa bertahan hidup. Kalaupun dia bisa bertahan hidup biasanya mengalami komplikasi kesehatan dan risiko gangguan tumbuh kembang,” kata Azharry.

Bayi prematur membutuhkan perhatian khusus agar bisa melalui masa tumbuh kembang seperti anak-anak yang dilahirkan cukup bulan. “Tugas kita adalah menjaga bayi tumbuh tapi tidak boleh berlebihan atau kebablasan turun terus. Kalau nutrisinya kerendahan jadinya stunting, kalau kebablasan obesitas sehingga mengalami hipertensi, sindrom metabolik, dan diabetes di usia sekolah,” ujar Azharry.

Kehamilan remaja bukan satu-satunya penyebab anak stunting. Banyak faktor risiko lainnya, termasuk asupan gizi dan stimulasi di 1.000 hari pertama kehidupan dan sanitasi yang buruk.

Ilustrasi gizi buruk. REUTERS

Namun, penelitian UNICEF Multiple Indicator Clusters Survey terhadap perkembangan dan kesehatan anak-anak di Afrika sub-Sahara pada 2010-2014, menyimpulkan bahwa anak yang dilahirkan perempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun mengalami risiko stunting lebih tinggi 25-29 persen dibandingkan dengan wanita yang menikah lebih tua.

Stunting dan obesitas menjadi masalah gizi ganda yang dihadapi balita Indonesia saat ini. Menurut data Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi balita stunting sebesar 30,8 persen, sedangkan obesitas 8 persen.

Berita terkait

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

6 hari lalu

Menkes Jelaskan Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting bisa turun hingga 14 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

7 hari lalu

Indonesia Akan Perkenalkan Program Pamsimas di World Water Forum ke-10

Pamsimas dinyatakan sebagai salah satu bentuk praktik baik pada World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

7 hari lalu

Alasan Orang Stunting Berpotensi Berpenghasilan 22 Persen Lebih Rendah Menurut Kepala BKKBN

Kepala BKKBN mengatakan orang stunting berpotensi memiliki pendapatan 22 persen lebih rendah dari yang sehat, berikut alasannya.

Baca Selengkapnya

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

8 hari lalu

Menteri Budi Gunadi Cari Model Penyaluran Anggaran Cegah Stunting

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih mencari model penyaluran dana pencegahan stunting.

Baca Selengkapnya

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

8 hari lalu

Bappenas Sebut Makan Siang Gratis Bukan untuk Atasi Stunting

Menurut Bappenas indikator keberhasilan program makan siang gratis adalah peningkatan prestasi belajar

Baca Selengkapnya

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

10 hari lalu

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

Pemerintah menurunkan target penyelesaian masalah stunting dari 14 Persen menjadi 17 persen pada 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

17 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

19 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

21 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

23 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya