Viral di Media Sosial, Kain Tenun Flores di Sarinah Laris Manis

Editor

Mila Novita

Jumat, 1 November 2019 10:25 WIB

Mama Martina, Penenun perempuan dari Komunitas Sangkar Doka Tawa, Flores, Nusat Tenggara Timur, saat menenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Sarinah Jakarta Pusat, Kamis 31 Oktober 2019. TEMPO/Eka Wahyu Pramita

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial, kisah para perajin kain tenun dari Komunitas Sangkar Doka Tawa, Kampung Dokar, Desa Umauta Kecamatan Bola, Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, yang menggelar pameran dan workshop di Sarinah, Jakarta. Warganet mengimbau agar warga Ibu Kota mengunjungi pameran tersebut karena sepi hingga menjelang berakhir.

Salah satu warganet yang mengunggah kisah tersebut ialah mantan Kepala Badan Kreatif Triawan Munaf. Dalam unggahannya di Instagram, pada 29 Oktober lalu, Triawan mengajak masyarakat singgah ke pameran mereka.

"Setiap ada program-program seperti ini, mereka berharap sangat banyak dari market Jakarta saat pameran, mengingat biaya dan effort yang lumayan tinggi untuk mengangkut seluruh perlengkapan, penginapan dsb, yang mana itu biasanya dari biaya sendiri," kata dia.

Benar agaknya ungkapan media sosial punya daya magis. Setelah viral, banyak pengunjung datang ke pameran yang digelar hasil kerja sama Sarinah dengan Komunitas Cinta Berkain tersebut.

Ketua Komunitas Sangkar Doka Tawa Cletus Beru mengatakan ia kewalahan melayani para pengunjung. Banyak yang penasarannya dengan proses tenun sampai jadi kain, ingin membeli, bahkan bersedia menunggu pre order (PO).

Advertising
Advertising

Pantauan Tempo.co hingga sore pada hari terakhir pameran, Kamis 31 Oktober 2019, para pengunjung memang membludak. Ada yang asyik menawar kain tenun, melihat aksesori, hingga foto bersama para penenun.

"Puji Tuhan, kami bawa sekitar 200 lembar kain dan sekarang tersisa kurang lebih 20-an lembar kain. Kami optimistis bisa mencapai target sebaik-baiknya," ucap pria 50 tahun ini semangat.

Harga kain tenun khas Sikka ditaksir mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 10 juta. Dengan harga jual tersebut, omzet yang telah dicapai para penenun yang berjumlah enam orang ini minimal Rp 450 juta.

Berita terkait

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

1 hari lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

2 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

2 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

6 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Proses Semana Santa, Perayaan Pekan Suci Paskah di Larantuka NTT Selama 7 Hari Berturut-turut

29 hari lalu

Proses Semana Santa, Perayaan Pekan Suci Paskah di Larantuka NTT Selama 7 Hari Berturut-turut

Semana Santa atau Hari Bae adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka, Flores Timur, NTT.

Baca Selengkapnya

Wae Rebo di Flores Masuk Peringkat Kedua Desa Terindah Dunia 2024

36 hari lalu

Wae Rebo di Flores Masuk Peringkat Kedua Desa Terindah Dunia 2024

Media internasional The Spectator Index baru saja membagikan daftar 7 Desa Terindah di dunia. Salah satu desa di Indonesia menyabet runner up.

Baca Selengkapnya

Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

37 hari lalu

Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

Wae Rebo, desa di perbukitan Pulau Flores, NTT dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index, serta diakui UNESCO

Baca Selengkapnya

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

39 hari lalu

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

Wae Rebo di Flores menempati di urutan kedua setelah Rothenburg ob der Tauber di Jerman sebagai kota kecil terindah di dunia.

Baca Selengkapnya

Mengenal Ruteng Pu'u, Kampung Adat di Flores yang Dikunjungi Capres Ganjar Pranowo

30 Januari 2024

Mengenal Ruteng Pu'u, Kampung Adat di Flores yang Dikunjungi Capres Ganjar Pranowo

Selain kekayaan alamnya, Kampung Adat Ruteng Pu'u juga terkenal akan sejarah dan kekayaan budayanya.

Baca Selengkapnya

Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores NTT Terus Erupsi, Ada Pula Gunung Lewotobi Perempuan

29 Januari 2024

Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores NTT Terus Erupsi, Ada Pula Gunung Lewotobi Perempuan

Gunung Lewotobi Laki-laki terus eerupsi, masyarakat diimbau terus waspada. Uniknya, ada pula Gunung Lewotobi Perempuan di Flores NTT.

Baca Selengkapnya