4 Penyebab Kepala Bayi Peyang, Salah Satunya Tidur Telentang

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mila Novita

Kamis, 10 Oktober 2019 20:00 WIB

Ilustrasi bayi tidur/meninabobokan bayi. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak semua kepala bayi berbentuk bulat sempurna. Ada sebagian bayi memiliki kepala yang bagian belakang datar atau peyang. Kondisi ini tidak berbahaya karena tidak menggangu pertumbuhan otak. Namun, beberapa orangtua, kepala bayi yang peyang dianggap kurang baik secara estetis.

Dalam istilah medis, kepala peyang disebut juga plagiocephaly. Kondisi ini bisa membuat kepala bayi terlihat tidak simetris, terutama apabila dilihat dari atas. Apa penyebabnya?

Tulang kepala atau tengkorak tersusun dari lima lempeng tulang yang saling menyatu. Namun saat bayi baru lahir, tulang tersebut belum menyatu dan masih dibatasi oleh jaringan yang lunak. Konsistensi tulang pun belum benar-benar keras.

Akibatnya, jika kepala bayi mendapatkan tekanan, bentuknya bisa berubah. Tulang kepala bayi baru akan menyatu dan mengeras beberapa bulan setelah kelahiran.

Beberapa kondisi di bawah ini, bisa memberikan tekanan berlebih pada kepala bayi:

1. Posisi tidur selalu terlentang

Advertising
Advertising

Bayi memang disarankan untuk tidur terlentang karena posisi tidur ini bisa membantu mengurangi risiko kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS). Tapi, kepala peyang bisa jadi salah satu dampaknya.

Tentu risiko kepala peyang tidak seberapa penting jika dibandingkan dengan mengurangi risiko SIDS. Anda tetap perlu memposisikan bayi untuk tidur terlentang, meski berisiko kepala bayi jadi peyang.

Agar tekanan di kepala bayi bisa berkurang, perbanyak waktu menggendong Si Kecil, sehingga ia tidak perlu terus-terusan berada pada posisi terlentang. Menaruh bayi di bouncer atau baby seat juga bisa mengurangi risiko terbentuknya kepala peyang.

2. Kurangnya tummy time

Saat bayi sedang terbangun, jangan selalu posisikan ia seperti sedang tidur. Bayi juga perlu tummy time atau berada di posisi tengkurap, untuk melatih kekuatan otot leher serta otot lainnya yang dibutuhkan untuk merangkak, duduk, dan nantinya, berdiri.

3. Sempitnya ruang di janin karena bayi kembar

Bayi kembar harus berbagi satu rahim bersama-sama sehingga ruang yang tersedia pun jadi lebih sempit. Hal ini meningkatkan kemungkinan kepala bayi menjadi tertekan dan akhirnya peyang.

4. Penggunaan alat vacuum atau forcep saat proses persalinan

Pada saat-saat tertentu, ada alat pembantu yang digunakan pada proses persalinan, seperti vacuum dan forcep. Saat digunakan, alat ini akan memberikan tekanan pada tulang kepala bayi.

Tidak hanya tekanan yang berlebihan, penyebab kepala bayi peyang salah satunya adalah adanya gangguan pada otot leher. Kondisi ini biasanya bisa terjadi akibat rahim yang sempit atau posisi bayi yang sungsang.

Bayi yang lahir prematur juga lebih berisiko memiliki kepala yang peyang. Pasalnya, saat lahir, kepala mereka lebih lunak dibandingkan bayi yang lahir sesuai waktunya. Bayi yang prematur juga memiliki kecenderungan untuk tidak banyak mengubah posisi kepala karena masih kesulitan untuk melakukannya.

SEHATQ

Berita terkait

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

1 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

6 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

7 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

8 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

11 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

11 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

16 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

18 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

36 hari lalu

8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

Ada berbagai trik dan cara supaya bayi tidak rewel saat dibawa mudik lebaran atau perjalanan jauh

Baca Selengkapnya