Penyebab Bayi Mengalami Hipospadia atau Penis Abnormal

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mila Novita

Sabtu, 5 Oktober 2019 21:20 WIB

Ilustrasi bayi sedang mandi. (Unsplash/The Honest Company)

TEMPO.CO, Jakarta - Saat lahir ke dunia, sebagian bayi dapat mengalami kelainan. Salah satunya adalah penis bayi laki-laki yang abnormal atau hipospadia.

Hipospadia adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan masalah pada lubang, kulup, atau bentuk penis. Kondisi ini merupakan cacat lahir yang dapat terjadi pada sebagian bayi. Jika bayi Anda menderita hipospadia, maka ia mungkin mengalami masalah sebagai berikut.

Pertama, lubang kencing (pembukaan uretra) bayi tidak terletak di ujung penis. Bahkan bisa berada di tengah atau bawah penis dekat dengan skrotum. Lalu, kulit kulup bayi terletak di belakang penis dan bukan di depan.

Selain itu terjadi pembengkokan yang tidak normal pada penis (chordee) bayi hingga memicu masalah seksual di usia dewasa. Saat kencing, bayi akan mengeluarkan percikan urine yang tidak normal.

Sebagian besar kasus hipospadia terbilang ringan karena lubang kencing hanya bergeser sedikit atau berada sedikit jauh dari ujung penis. Namun, pada sebagian kecil kasus, penyakit ini bisa juga parah hingga menyebabkan lubang kencing sangat jauh dari ujung penis.

Advertising
Advertising

Terkadang, hipospadia juga terjadi bersama dengan masalah bayi baru lahir lainnya, seperti hernia inguinalis dan testis yang tidak turun. Bayi dengan hipospadia biasanya didiagnosis segera setelah kelahiran. Namun, pergeseran lubang kencing yang sangat sedikit bisa membuatnya lebih sulit diidentifikasi.

Ketika penis berkembang di janin laki-laki, hormon-hormon tertentu akan merangsang pertumbuhan uretra dan kulup. Namun, terjadinya masalah pada aksi hormon-hormon ini dapat menyebabkan uretra berkembang secara tidak normal sehingga menimbulkan hipospadia.

Pada kebanyakan kasus, penyebab hipospadia tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, faktor genetik atau lingkungan dianggap berperan. Meski penyebab pasti hipospadia sebagian besar tidak diketahui, namun terdapat faktor risiko yang bisa memicu terjadinya hipospadia, yaitu:

1. Riwayat keluarga

Hipospadia sering terjadi pada bayi yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan ini.

2. Genetik

Variasi gen tertentu bisa berperan dalam gangguan hormon yang merangsang pembentukan alat kelamin laki-laki hingga memicu terjadinya hipospadia.

3. Ibu hamil di atas usia 35 tahun

eberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan risiko hipospadia pada bayi laki-laki yang lahir dari ibu yang berusia di atas 35 tahun.

4. Terpapar zat tertentu selama kehamilan

Terdapat beberapa anggapan mengenai adanya keterkaitan antara hipospadia dengan ibu hamil yang terpapar senyawa tertentu, seperti rokok, pestisida, atau bahan kimia industri. Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

Mungkin Anda merasa khawatir bayi yang Anda kandung mengalami hipospadia. Namun, saat sedang hamil, Anda dapat mengurangi kemungkinan hipospadia pada bayi dengan berbagai cara, seperti berhenti merokok dan minum alkohol, menjaga berat badan tetap sehat, mengonsumsi asam folat untuk kesehatan kandungan, serta rutin melakukan pemeriksaan kehamilan pada dokter.

SEHATQ

Berita terkait

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

19 jam lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

19 jam lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

5 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

6 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

7 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

10 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

11 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

15 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

17 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

35 hari lalu

8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

Ada berbagai trik dan cara supaya bayi tidak rewel saat dibawa mudik lebaran atau perjalanan jauh

Baca Selengkapnya