Kenali Gejala Tortikolis yang Menyebabkan Kepala Bayi Miring

Reporter

Sehatq.com

Editor

Yunia Pratiwi

Jumat, 4 Oktober 2019 08:04 WIB

Ilustrasi bayi menangis (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Tortikolis merupakan masalah pada otot leher yang menyebabkan kepala bayi miring ke bawah. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah “leher bengkok”. Pada setiap sisi leher, terdapat otot panjang yang membentang dari belakang telinga ke tulang selangka, yang juga disebut dengan SCM (sternocleidomastoid). Tortikolis terjadi ketika otot SCM bayi memendek di satu sisi.

Kondisi ini dapat disebabkan karena bayi mengalami kejang di dalam rahim atau berada dalam posisi abnormal dalam kandungan, yang dapat memberi tekanan ekstra pada satu sisi kepala bayi hingga menyebabkan SCM mengencang. Selain itu, penggunaan forsep atau alat vakum saat persalinan juga dapat memberi tekanan pada SCM bayi yang bisa memicu tortikolis.

Sekitar 1 dari 250 bayi dilahirkan dengan kondisi tortikolis. Sebanyak 10-20 persen bayi yang memiliki kondisi tersebut bahkan juga mengalami displasia panggul atau sendi panggul cacat. Jika bayi telah mengalami tortikolis sejak dilahirkan, maka kondisi ini disebut sebagai tortikolis bawaan. Jenis tortikolis ini merupakan yang paling umum.

Dalam kasus yang jarang terjadi, tortikolis bawaan pun dapat diturunkan. Selain tortikolis bawaan, bayi juga bisa mengalami tortikolis kongenital yang terjadi seiring waktu setelah bayi dilahirkan. Biasanya ini berkaitan dengan masalah medis yang lebih serius. Anda mungkin tidak menyadari apa pun pada bayi Anda selama 6 atau 8 minggu pertama kelahirannya. Gejala tortikolis biasanya akan semakin jelas saat bayi bisa mengontrol kepala dan lehernya.

Berikut beberapa gejala tortikolis yang dapat terjadi pada bayi:

Advertising
Advertising

1. Kepala miring ke satu sisi dengan dagu mengarah ke bahu yang berlawanan. Sekitar 75 persen bayi yang mengalami tortikolis kepalanya miring ke kanan.

2. Kepala tidak dapat berputar ke samping, ke atas atau ke bawah dengan mudah.

3. Terdapat benjolan lunak di otot leher bayi. Biasanya ini hilang dalam waktu 6 bulan.

4. Bayi lebih suka melihat Anda dari dekat. Matanya tidak akan mengikuti pergerakan Anda karena harus membuatnya memutar kepala.

5. Mengalami kesulitan menyusu di satu sisi atau senang menyusu di satu sisi saja.

6. Bayi sangat kesulitan memalingkan kepalanya bahkan bisa menjadi kesal karena gerakannya keras.

Jika Anda melihat tanda-tanda tortikolis pada bayi Anda, segeralah lakukan pemeriksaan ke dokter, sebab bisa saja bayi Anda memang mengalami tortikolis. Selain pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan rontgen leher untuk melihat bentuk tortikolis ataupun melakukan tes ultrasonik pada panggul (jika diperlukan).

Mengatasi tortikolis pada bayi

Dalam mengatasi tortikolis bayi, dokter akan mengajari Anda beberapa latihan gerak untuk si kecil dalam meregangkan otot-otot lehernya. Latihan gerak ini akan membantu memperpanjang otot yang lebih pendek dan kencang. Selain itu, latihan ini juga akan memperkuat otot di sisi yang berlawanan.

Dokter juga akan menyarankan Anda untuk membawa bayi ke ahli terapi fisik agar bayi mendapat terapi fisik yang tepat untuk kesembuhannya. Jika ditangani dengan cepat dan tepat, kondisi bayi biasanya membaik dalam waktu 6 bulan.

Hal penting lainnya adalah Anda harus membiasakan bayi memalingkan kepalanya pada sisi yang tidak ia toleh, misalnya jika bayi Anda mengalami tortikolis sebelah kanan, maka Anda dapat membaringkannya di tempat tidur dan berdiri di sisi kiri untuk mendorongnya menoleh.

Anda juga bisa mengajak bayi bermain menggunakan mainan bersuara atau berkelap-kelip yang dapat membuatnya menoleh ke dua arah. Penting juga memberi waktu pada bayi untuk melakukan tengkurap ketika ia bangun, agar membantu mengembangkan otot-otot di lehernya.

Tortikolis yang ditangani sesegera mungkin dapat membantu mencegah masalah jangka panjang pada bayi. Sebab tanpa perawatan, bayi dapat mengalami komplikasi, seperti kurang kontrol terhadap kepalanya, jangkauan terbatas pada sisi yang terpengaruh, terlambat duduk dan berjalan, masalah ketika diberi makan, keseimbangan buruk dan bentuk kepala asimetris karena sering tidur menghadap ke samping.

Selain itu, jika panjang otot leher tidak kembali normal dan bayi tidak memiliki gerak normal saat berusia 18 bulan, kemungkinan bayi Anda akan dirujuk ke dokter bedah ortopedi untuk melakukan operasi memperpanjang otot. Namun, jarang bayi yang mengalami tortikolis memerlukan operasi untuk memperpanjang SCM.

SEHATQ

Berita terkait

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

1 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

6 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

7 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

8 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

11 hari lalu

Bayi di Gaza Lahir dari Rahim Ibu Hamil yang Tewas Diserang Israel

Tim medis di Gaza berhasil melakukan operasi caesar untuk membantu lahirnya bayi dari rahim seorang ibu yang tewas dalam serangan Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

12 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

16 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

18 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

36 hari lalu

8 Tips Mengatur Bayi Agar Tak Mudah Rewel Saat Mudik

Ada berbagai trik dan cara supaya bayi tidak rewel saat dibawa mudik lebaran atau perjalanan jauh

Baca Selengkapnya