Susu Soya Memicu Kanker dan Ginekomastia? Ini Faktanya
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Rabu, 28 Agustus 2019 17:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anak yang mengalami alergi protein atau laktosa susu sapi biasanya diberi asupan nutrisi pengganti, salah satunya susu formula berbahan soya atau kedelai. Susu soya yang telah difortifikasi dipercaya dapat menggantikan fungsi susu sapi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi di masa tumbuh kembang anak di atas usia satu tahun, asalkan makanan sehari-harinya bergizi seimbang.
Hanya saja, banyak orang yang khawatir kandungan fitoestrogen pada susu soya dapat meningkatkan risiko kanker dan ginekomastia. Fitoestrogen merupakan senyawa dalam tumbuhan, seperti pada kedelai, yang mirip dengan hormon estrogen di tubuh.
Menanggapi kekhawatiran itu, pakar tumbuh kembang anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo Rini Sekartini mengatakan, kekhawatiran itu tidak beralasan. Pasalnya, fitoestrogen dalam susu formula soya sangat kecil untuk menjadi pemicu kanker.
“Fitoestrogen bisa memberikan dampak jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan dalam jangka panjang. Kalau di susu kan tidak banyak, jadi dampak jangka panjangnya tidak ada,” ujar dia di acara peluncuran SGM Eksplor Advance+ Soya di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2019.
Profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu juga menjelaskan bahwa komponen makanan sebagai salah satu pemicu kanker menempati porsi yang paling kecil, apa pun jenis kankernya. Sementara banyak faktor risiko penyakit kanker itu sangat banyak, termasuk genetik dan rokok. “Jadi fitoestrogen dilihat dari sisi kanker tidak ada risikonya.”
Demikian juga dengan ginekomastia atau pembesaran jaringan payudara pada pria. Ginekomastia yang umumnya terjadi di usia remaja atau dewasa disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dengan testosteron. Kandungan fitoestrogen pada susu soya formula dikhawatirkan dapat menyebabkan ketidaksimbangan hormon itu.
Namun, Rini menjelaskan bahwa fitoestrogen pada susu formula soya jumlahnya sedikit, jadi tidak akan menyebabkan ginekomastia. Sama seperti pada kanker payudara risiko pembesaran jaringan payudara ini baru muncul ketika zat ini dikonsumsi dalam jumlah banyak dan jangka waktu lama.
“Selama saya jadi dokter anak, belum pernah menemukan kasus ini (pembesaran payudara pria karena susu formula soya) karena kandungannya juga minim,” ujar dia.