Situs Kourtney Kardashian Bahas Sabun Kewanitaan, Perlukah?

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Sabtu, 24 Agustus 2019 11:05 WIB

Ilustrasi Miss V

TEMPO.CO, Jakarta - Akun gaya hidup Kourtney Kardashian, Poosh, mengunggah artikel “Non-Toxic Feminine Washes That Won't Harm Your Hoo-ha" pada Kamis, 22 Agustus 2019. Artikel itu mengingatkan agar tidak mencuci vagina menggunakan sabun biasa yang penuh dengan bahan kimia. Bahan-bahan kimia itu dapat membunuh bakteri baik yang membuat organ intim wanita itu lebih sehat. Jadi, penulis artikel itu menyarankan agar para wanita menggunakan sabun khusus yang tidak berbahaya.

Dalam waktu sekejap, unggahan itu mendapat respons netizen, salah satunya adalah pemilihan kata “hoo-ha” untuk menggantikan vagina. Tapi komentar terbaik diunggah dokter spesialis kandungan dan kebidanan Jennifer Gunter di akun Twitter @JenGunter. Ia terkenal dengan unggahan-unggahan yang meluruskan informasi salah tentang kesehatan.

"Bagaimana kalau tidak mengikuti saran ini. Vagina Anda secara alami segar, siapa pun yang mengatakan sebaliknya mewakili patriarki. Pencucian area feminin adalah penipuan. Saya ahlinya. Selesai." Demikian respons Jen.

Ia menjelaskan kepada Bustle, seperti dikutip pada Sabtu, 24 Agustus 2019, produk-produk pembersih vagina memperkuat mitos patriarkal yang menyebut tubuh wanita kotor dan perlu dibersihkan. "Vaginamu tidak membutuhkan produk apa pun untuk tetap sehat,” kata dia.

Artikel Poosh memang mengakui bahwa vagina itu bisa membersihkan diri sendiri, jadi tidak perlu dicuci dengan produk khusus. Pembersihan tambahan hanya dilakukan di sekitar vulva saja.

"Sementara vagina punya mesin pembersih sendiri, kadang-kadang sedikit cinta ekstra untuk area eksternal diperlukan," tulis situs tersebut.

Pada kenyataannya, jika cara Anda membersihkan vulva tidak menyebabkan iritasi, baik itu dengan sabun biasa atau pembersih lembut, maka tidak ada alasan untuk membeli produk lain untuk membersihkannya. Sering membersihkan area vagina dapat mengganggu keseimbangan bakteri sehingga bisa memicu infeksi jamur, bakteri, dan kondisi tidak nyaman lainnya.

"Hampir setiap jenis pembersih atau produk ini dijual dengan gagasan bahwa mereka mengendalikan bau feminin. Tidak ada yang namanya bau feminin," kata Jen. Dia melanjutkan, "Ini istilah yang sepenuhnya dibuat-buat."

Advertising
Advertising

Meskipun dijelaskan bahwa produk ini digunakan untuk bagian luar, Jen mengatakan bahwa sebagian besar wanita menggunakan produk eksternal ini untuk bagian dalam.

National Health Service (NHS) Inggris, PH vagina secara alami skitar 4,5, yang berarti lebih asam daripada basa. Ini membantu mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya. Selain itu, ia menciptakan antibiotik alami sendiri, yang juga membantu membunuh bakteri luar yang masuk ke sistem.

"Cara terbaik untuk menjaga pH kulit Anda tetap sehat adalah dengan tidak terlalu membersihkannya,” kata Jen.

Jika PH vagina terganggu, Jen menyarankan agar berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan produk-produk pembersih yang dijual bebas.

Berita terkait

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

20 jam lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

18 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

30 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Eksportir Sabun Kedua Terbesar di Mesir, Kalah Jauh dari Malaysia

30 hari lalu

Indonesia Eksportir Sabun Kedua Terbesar di Mesir, Kalah Jauh dari Malaysia

Indonesia menjadi eksportir sabun nomor 2 di Mesir pada 2023 dengan nilai USD 4,48 juta alias 16,54 persen impor sabun Mesir di dunia.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

35 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

35 hari lalu

Alasan Pengobatan TBC pada Anak Harus Tuntas

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

Baca Selengkapnya

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

27 Februari 2024

Bekukan Celana Jins untuk Usir Bakteri dan Bau tanpa Dicuci, Mitos atau Fakta?

Membekukan celana jins di dalam freezer diklaim bisa membuatnya segar dan bebas bau tak sedap tanpa perlu dicuci. Bagaimana faktanya?

Baca Selengkapnya

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

25 Februari 2024

Bikin Tubuh Kesulitan Menyerap Nutrisi dari Makanan, Kenali Penyakit Whipple

Penyakit Whipple mengganggu pencernaan normal dengan mengganggu pemecahan makanan dan menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

21 Februari 2024

Guru Besar FK UI Erlina Burhan Tawarkan SIG untuk Deteksi Kasus Aktif Tuberkulosis di Indonesia

Erlina Burhan paparkan bahasan penanganan tuberkulosis di pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar FK UI. Ia tawarkan SIG untuk deteksi TB.

Baca Selengkapnya

Mengenal Trikomoniasis, Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan Parasit

19 Februari 2024

Mengenal Trikomoniasis, Penyakit Menular Seksual yang Disebabkan Parasit

Trikomoniasis merupakan PMS yang disebabkan oleh parasit bernama Trichomonas vaginalis.

Baca Selengkapnya