Benjolan di Payudara Tak Selalu Kanker, Cek Penyebab Lainnya

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mila Novita

Senin, 5 Agustus 2019 22:05 WIB

Ilustrasi memeriksa payudara. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Benjolan di payudara selalu dikaitkan dengan tumor atau kanker. Padahal, benjolan tak selalu disebabkan oleh kedua hal tersebut. Ada beberapa kondisi lain yang menyebabkan munculnya benjolan, misalnya mastitis dan kista. Intip penjelasannya.

Mastitis
Mastitis merupakan infeksi payudara yang biasanya terjadi pada ibu menyusui. Umumnya hal itu terjadi ketika ada lecet di puting sehingga memudahkan bakteri masuk dan terjadilah mastitis. Kondisi ini dapat membuat ibu enggan untuk menyusui sehingga ASI jadi menumpuk.

Penumpukan ASI menyebabkan kelenjar susu mengeras, dan dapat menimbulkan benjolan di payudara. Benjolan tersebut biasanya akan terasa menyakitkan, namun berlangsung singkat jika pemberian ASI lancar.

Bukan hanya itu, mastitis juga memiliki tanda yang lain, seperti payudara kemerahan, nyeri, bengkak, bahkan hingga membuat Anda demam. Namun, mastitis biasanya membaik dengan penggunaan antibiotik.

Fibroadenoma
Fibroadenoma merupakan benjolan jinak di payudara yang paling sering terjadi. Ketika Anda menyentuhnya, benjolan akan terasa padat, bulat, dan dapat digerakkan dengan mudah. Berbeda dengan benjolan mastitis yang terasa sakit, benjolan fibroadenoma tidak menimbulkan rasa sakit.

Selain itu, kondisi ini tidak hanya menimpa kalangan ibu menyusui saja, namun bisa juga menimpa wanita manapun yang rata-rata berusia 20-30 tahun. Untuk menghilangkannya, tindakan operasi dapat dilakukan.

Kista
Kista merupakan kantung berisi cairan yang biasanya memengaruhi kedua payudara. Kista terasa halus dan kenyal dengan ukuran yang bervariasi. Pada siklus menstruasi, ukurannya pun sering mengalami perubahan.

Sebagian kista bisa terasa sakit, sementara sebagian lain tidak terasa menyakitkan. Kista dapat diatasi dengan menyedot cairan yang ada dalam kista, atau bahkan dapat hilang dengan sendirinya.

Fibrokistik
Fibrokistik merupakan perubahan pada payudara yang terjadi akibat perubahan hormon. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa nyeri atau benjolan di payudara Anda. Benjolan pada fibrokistik merupakan kelenjar susu yang tumbuh dan melebar.
Benjolan tersebut bisa berbentuk keras ataupun kenyal. Fibrokistik umumnya terjadi pada wanita berusia 35-50 tahun. Wanita pasca menopause cenderung memiliki jenis perubahan payudara ini. Tidak ada perawatan khusus untuk fibrokistik, namun Anda dapat mengompres payudara dengan air hangat atau meminum obat penghilang rasa sakit, seperti ibuprofen atau acetaminophen.

Intraductal papilloma
Intraductal papilloma merupakan pertumbuhan tumor mirip kutil yang berkembang di saluran payudara. Jika hanya ada satu, tumor ini biasanya terletak di bawah puting dan dapat menyebabkan terjadinya pendarahan dari puting. Meski demikian, intraductal papilloma tidak terkait dengan risiko kanker payudara.
Sementara, jika terdapat sekumpulan tumor kecil yang terletak jauh dari puting, kondisi tersebut dapat dikaitkan dengan risiko kanker payudara. Intraductal papilloma biasanya terjadi pada wanita berusia 30-50 tahun. Kondisi ini dapat dihilangkan dengan tindakan operasi.

Kanker payudara
Benjolan kanker payudara biasanya terasa keras. Bentuknya tidak teratur dan seperti menempel di jaringan dalam payudara. Kanker payudara biasanya tidak terasa menyakitkan terutama pada tahap awal.

Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi tersebut dapat menyebabkan payudara nyeri, kemerahan, bengkak, keluar darah dari puting susu, kulit payudara atau puting mengelupas, hingga bentuk atau ukuran payudara berubah. Penanganan kanker payudara dapat dilakukan dengan pengangkatan payudara, dan berbagai pengobatan kanker seperti kemoterapi atau radioterapi.

SEHATQ.COM

Berita terkait

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 jam lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

2 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

3 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

5 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

9 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

10 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

10 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

13 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

15 hari lalu

Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

16 hari lalu

Angka Kematian Tinggi, Jangan Sampai Telat Deteksi Kanker Mulut

Kanker mulut merupakan salah satu kasus keganasan dengan angka kematian yang tinggi sehingga deteksi dini adalah kunci keberhasilan mengatasinya.

Baca Selengkapnya