Hindari Stunting dengan Daun Kelor

Reporter

Antara

Kamis, 25 Juli 2019 14:26 WIB

Daun Kelor. Tokopedia

TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin selama ini banyak masyarakat yang menganggap daun kelor itu identik dengan mistik. Itu memang benar, sebab kelor biasanya digunakan sebagai metode untuk mengusir makhluk halus. Selain itu, daun kelor juga biasa digunakan sebagai bahan untuk memandikan orang yang telah meninggal guna mengusir seluruh aura negatif yang masih menempel.

Namun, daun kelor memiliki segudang manfaat baik bagi kesehatan tubuh manusia. Hal tersebut juga dikuatkan dengan hasil yang dikeluarkan oleh data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan bahwa manfaat daun kelor bagi kesehatan di antaranya dapat membantu perkembangan tubuh serta menjadi obat tradisional untuk berbagai macam penyakit.

Kandungan asam amino esensial yang terdapat di dalam daun kelor juga bisa membantu perkembangan bayi dalam kandungan. Maka, daun kelor juga direkomendasikan bagi ibu-ibu hamil agar kondisi tubuh serta lebih baik dan sehat.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, Kementerian Kesehatan mencatat, kekerdilan (stunting) di Indonesia berada di angka 30,8 persen. Meski trennya cenderung menurun jika dibandingkan 2007 yang mencapai 36,8 persen dan terus naik sampai 37,2 persen pada 2013, prevalensi anak kerdil masih menjadi perhatian khusus dari pemerintah.

Ilustrasi stunting diturunkan dari orang tua? (pixabay.com)

Advertising
Advertising

Sementara berdasarkan ketetapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angka kekerdilan di suatu negara harus di bawah 20 persen. Maka dari itu, sejak beberapa tahun terakhir pemerintah terus berupaya mengatasinya di Indonesia sebagai program kerja prioritas.

Kekerdilan adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Kekerdilan terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia 2 tahun.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengungkapkan konsumsi daun kelor mampu mencegah dan bahkan mengurangi kekerdilan atau masalah kekurangan gizi di Indonesia. Daun kelor dapat dengan mudah ditemui dan dikembangkan di Indonesia. Karena itu, pihaknya berharap daun kelor bisa menjadi sumber pangan alternatif lokal asli Indonesia yang bisa menurunkan angka kekerdilan di Indonesia.

Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Yuly Astuti juga membenarkan temuan tersebut.

"Sudah ada temuan di Surabaya, namanya Kampung ASI. Masyarakat di sana punya ada kebiasaan kalau ada perempuan hamil menanam daun kelor di pekarangan rumah,” katanya.

Ia mengakui kegunaan awal dari daun kelor itu hanya untuk memperlancar ASI pada ibu hamil karena kandungan gizi daun kelor yang sangat tinggi. Untuk itu, cara yang paling sederhana untuk mencegah kekerdilan adalah dengan mengonsumsi olahan alami, seperti daun kelor ini.

Berita terkait

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

13 jam lalu

Penyebab Pemerintah Sulit Capai Target Penurunan Stunting di Indonesia

Pemerintah menurunkan target penyelesaian masalah stunting dari 14 Persen menjadi 17 persen pada 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

9 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

11 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

37 hari lalu

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

Anak stunting adalah penanda makanan ke otak tidak cukup sehingga berdampak pada kecerdasan. Berikut saran dokter anak.

Baca Selengkapnya

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

42 hari lalu

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

Pemerintah Garut merekrut ribuan tenaga pendamping keluarga untuk mendukung penurunan angka stunting.

Baca Selengkapnya

Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

47 hari lalu

Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Salurkan Bantuan Pangan Stunting Rp 400 Miliar

52 hari lalu

Pemerintah Salurkan Bantuan Pangan Stunting Rp 400 Miliar

Penyaluran bantuan pangan untuk pencegahan stunting mulai dilakukan. Nilai total anggaran Rp 400 miliar.

Baca Selengkapnya

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

53 hari lalu

Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

Direktur Cadangan Pangan dari Badan Pangan Nasional atau Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebanyak 12 provinsi masuk dalam program pengendalian stunting nasional.

Baca Selengkapnya

ID Food Salurkan Bantuan Pangan untuk Penanganan Stunting, Dirut: Semua Non-Impor

53 hari lalu

ID Food Salurkan Bantuan Pangan untuk Penanganan Stunting, Dirut: Semua Non-Impor

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food mulai kembali menyalurkan bantuan pangan berupa telur dan daging ayam untuk penanganan stunting.

Baca Selengkapnya