Waspadai Zat Kimia Berbahaya pada Pakaian, Kesehatan Taruhannya

Reporter

Yunia Pratiwi

Kamis, 15 November 2018 17:33 WIB

Ilustrasi wanita dengan pakaian kerja yang warna-warni. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang perlu Anda ketahui bahwa beberapa jenis pakaian mengandung bahan-bahan kimia yang aneh. Bahan kimia ini dapat menembus kulit dan secara terus-menerus akan terserap.

Apa pun yang menempel pada kulit akan masuk ke dalam tubuh. Jika memakai pakaian yang dilapisi bahan kimia beracun, kemungkinan bahan kimia akan menyerap melalui kulit dan tubuh akan memprosesnya.

Sementara itu, belum ada bukti yang menghubungkan racun dalam pakaian akan berdampak langsung pada masalah kesehatan. Hasil studi yang ada cukup menggelisahkan, beberapa bahan kimia dalam pakaian dapat menyebabkan kanker pada tikus, juga bagi para pekerja yang bekerja sepanjang hari.

Artikel lain:
Tak Perlu Bingung Memilih Pakaian, Sesuaikan dengan Bentuk Tubuh
5 Tips Memilih Steamer Pakaian yang Tepat

Dalam jangka pendek, bahan kimia ini dapat menyebabkan reaksi alergi dan iritasi. Misalnya, formaldehida, yang sering ditemukan pada bahan yang mengklaim tidak mudah kusut. Menurut laporan dari National Industrial Chemicals Notification and Assessment Scheme, formaldehida dalam pakaian dapat menimbulkan iritasi mata dan hidung, juga reaksi alergi pada kulit.

Advertising
Advertising

Dalam laporan Greenpeace tahun 2012 yang berjudul "Threads Toxic: The Big Mode Stitch-Up," ditegaskan bahwa merek besar, seperti Zara, Levi's, Mango, Calvin Klein, dan H&M, membuat dan menjual pakaian yang mengandung bahan kimia berbahaya. Berikut ini daftar bahan kimia berbahaya yang ada dalam pakaian, seperti dilansir Huffington Post.

#Akrilik
Akrilik mengandung dimetilformamida, yang menurut Centers for Disease Control and Prevention, setelah berinteraksi langsung dengan kulit dapat menyebabkan kerusakan hati dan efek kesehatan yang merugikan. Efek ini telah menyebabkan orang-orang yang memproduksi kain akrilik harus memakai pakaian pelindung dalam proses pembuatannya.

Ilustrasi wanita dengan pakaian warna-warni. shutterstock.com

#Pewarna azo
Ini adalah zat warna sintetis yang sangat umum digunakan untuk mewarnai pakaian, kulit, dan tekstil. Zat ini juga melepaskan amina, senyawa yang berasal dari amonia, yang meningkatkan risiko kanker kandung kemih di kalangan pekerja pabrik pewarna di Jerman. Sebaiknya, cari produk yang dibuat dengan pewarna alami.

#Phthalates
Phthalates paling sering digunakan oleh produsen pakaian, biasanya ditemukan pada baju seperti jas hujan plastik, kulit buatan, dan pakaian tahan air. Phthalates adalah pengganggu endokrin dan mempunyai efek yang merugikan reproduksi pada hewan pengerat jantan. International Agency for Research on Cancer (IARC) belum menentukan apakah phthalates bersifat karsinogenik bagi manusia.

#Nanosilver
Nanosilver digunakan sebagai agen antimikroba untuk menghambat bakteri penyebab bau di pakaian. Penelitian awal pada tikus laboratorium telah menemukan bahwa nanopartikel perak bisa masuk ke otak dan membunuh sel-sel otak dari waktu ke waktu. Penilaian risiko untuk bayi yang mengunyah pada kain dengan nanosilver mungkin bisa mengakibatkan paparan berbahaya, tetapi belum diuji secara menyeluruh untuk mengumpulkan apakah itu benar dari semua kasus atau dari paparan berbahaya.

Baca juga:
Tips Praktis Membersihkan Lemari Pakaian
Tak Perlu Beli Pakaian Bermerek untuk Tampil Gaya, Cukup Sewa

Apa pun yang mengklaim bahan statis, tahan noda, tahan api, atau bebas kerut biasanya mengandung formalin, bahan kimia perfluorinated (PFC) seperti Teflon, etoksilat nonilfenol (NPEs) dan nonylphenols (NP), atau triclosan, menurut The IFD Council. NPEs dan NP yang diserap melalui kulit dan telah terbukti berhubungan dengan efek reproduksi dan perkembangan pada hewan pengerat, meskipun studi pada manusia tidak dapat disimpulkan.

tudi pada pekerja pabrik yang terpapar triklosan menunjukkan bahwa paparan teratur dapat menyebabkan risiko kanker meningkat. Ada banyak kain lain yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya, seperti katun, sutra, wol organik, rami, alpaka, angora, kasmir, mohair, rami, dan aluyot. Meski bahan kimia dipastikan juga dapat ditemukan kain-kain tersebut, tapi kandungannya tidak terlalu banyak.

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

7 Kesalahan saat Menggunakan Parfum

8 hari lalu

7 Kesalahan saat Menggunakan Parfum

Berikut kesalahan-kesalahan saat menggunakan parfum yang dapat mengurangi efektivitas dan bahkan menciptakan kesan negatif.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

11 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Ragam Barang yang Pantang Dimasukkan ke Mesin Cuci karena akan Memperpendek Masa Pakai

12 hari lalu

Ragam Barang yang Pantang Dimasukkan ke Mesin Cuci karena akan Memperpendek Masa Pakai

Pakar menjelaskan apa saja yang sebaiknya tak dimasukkan ke dalam mesin cuci karena bisa memperpendek masa pakai peralatan rumah tangga ini.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya