Gaya Hidup Tak Sehat Bikin Angka Penyakit Tak Menular Kian Tinggi

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 2 November 2018 20:01 WIB

ilustrasi diabetes (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan telah menyelesaikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan secara terintegrasi dengan Susenas Maret (Badan Pusat Statistik). Terintegrasinya riset ini sangat penting karena memungkinkan anailisis yang lebih mendalam.

Pengumpulan data Riskesdas dilakukan pada 300.000 sampel rumah tangga dengan total 1,2 juta jiwa dan telah menghasilkan beragam data dan informasi yang memperlihatkan wajah kesehatan Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan, 2 November 2018, terlihat adanya penurunan stunting pada balita dari 37,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 30,8 persen (Riskesdas 2018).

Namun, di sisi lain obesitas pada orang dewasa terus melonjak dari 14,8 persen (Riskesdas 2013) menjadi 21,8 persen (Riskesdas 2018). Begitu pula dengan prevalensi penyakit tidak menular, seperti stroke, diabetes, hipertensi, dan gagal ginjal yang meningkat.

Artikel lain:
Kenali 6 Penyakit yang Sering Menyerang Wanita
Mager, Awas 3 Penyakit Ini Mengintai

Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan gaya hidup, antara lain merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur. Berikut data lengkap Riskesdas 2018.

Advertising
Advertising

#Status gizi
Riskesdas 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37.2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 30,8 persen. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari 19,6 persen (Riskesdas 2013) menjadi 17,7 persen.

Namun, yang perlu menjadi perhatian adalah adanya tren peningkatan proporsi obesitas pada orang dewasa sejak 2007 dari 10,5 persen (Riskesdas 2007), 14,8% (Riskesdas 2013), dan 21,8 persen (Riskesdas 2018).

#Kesehatan ibu
Kesehatan ibu di Indonesia juga membaik, terlihat dari meningkatnya proporsi pemeriksaan kehamilan dari 95,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 96,1 persen, proporsi pemeriksaan kehamilan (k1 ideal) dari 81,3 persen (Riskesdas 2013) menjadi 86 persen. Proporsi pemeriksaan kehamilan (k4) dari 70 persen (Riskesdas 2013) menjadi 74,1 persen, proporsi persalinan di fasilitas kesehatan dari 66,7 persen (Riskesdas 2013) menjadi 79,3 persen. Sama halnya dengan proporsi pelayanan kunjungan nifas lengkap yang meningkat dari 32,1 persen (Riskesdas 2013) menjadi 37 persen.

Ilustrasi stroke. dailymail.co.uk

#Kesehatan anak
Perlu menjadi perhatian adalah data cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak umur 12-23 bulan, Riskesdas 2018 menunjukkan cakupan imunisasi sebesar 57,9 persen. Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan Riskesdas 2013 sebesar 59,2 persen. Adapun proporsi berat badan lahir <2500 gram (BBLR) sebesar 6,2 persen dan proporsi panjang badan lahir <48 cm sebesar 22,7 persen.

#Penyakit menular
Prevalensi penyakit menular seperti ISPA, malaria, dan diare pada balita mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2013. Prevalensi ISPA turun dari 13,8 persen menjadi 4,4 persen, malaria turun dari 1,4 persen menjadi 0,4 persen, sama halnya dengan diare pada balita juga turun dari 18,5 persen menjadi 12,3 persen.

Penting untuk diperhatikan adalah prevalensi TB Paru berdasarkan diagnosis dokter tidak mengalami pergeseran, yakni sebesar 0,4 persen dan prevalensi pneumonia yang naik dari 1,6 persen menjadi 2 persen.

#Penyakit tidak menular, kesehatan jiwa, dan kesehatan gigi mulut
Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013 antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Prevalensi kanker naik dari 1,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 1,8 persen prevalensi strok naik dari 7 persen menjadi 10,9 persen dan penyakit ginjal kronik naik dari 2 persen menjadi 3,8 persen.

Berdasarkan pemeriksaan gula darah, diabetes melitus naik dari 6,9 persen menjadi 8,5 persen dan hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup antara lain merokok. Konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.

Sejak 2013 prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat yaitu 7,2 persen (Riskesdas 2013) 8,8 persen (Sirkesnas 2016) dan 9,1 persen (Riskesdas 2018). Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3 persen menjadi 3.3 persen.

Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari 26,1 persen menjadi 33,5 persen dan 0,8 persen mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5 persen.

Peningkatan proporsi gangguan jiwa pada data yang didapatkan Riskesdas 2018 cukup signifikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013 naik dari 1,7 persen menjadi 7 persen. Untuk kesehatan gigi dan mulut, Riskesdas 2018 mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6 persen dan yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis gigi sebesar 10,2 persen. Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8 persen.

Ilustrasi wanita cedera otot. shutterstock.com

#Disabilitas dan cedera
Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi disabilitas pada umur 5-17 tahun sebesar 3,3% dan pada umur 18-59 tahun sebesar 22 persen. Pada umur 60 ke atas 2,6 persen mengalami disabilitas berat dan ketergantungan total. Terjadi penurunan cedera yang terjadi di jalan raya, yaitu dari 42,8 persen (Riskesdas 2013) menjadi 31,4 persen.

#Kesehatan lingkungan
Data kesehatan lingkungan terlihat dari pemakaian air per hari dan pengelolaan sampah, dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Di rumah tangga pemakaian air < 20L per orang per hari turun dari 5 persen menjadi 2,2 persen. Untuk pengelolaan sampah rumah tangga yang mengelola dengan membakar sebesar 49,5 persen.

#Akses pelayanan kesehatan
Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi pengetahuan rumah tangga terhadap kemudahan akses ke rumah sakit sebagai berikut, mudah 37,1 persen, sulit 36,9 persen, dan sangat sulit 26 persen. Analisis dilihat dari jenis transportasi, waktu tempuh, dan biaya.

Artikel lain:
5 Penyakit Ini Lebih Sering Menyerang Wanita

#Pelayanan kesehatan tradisional
Pelayanan kesehatan tradisional Riskesdas 2018 dilihat dari pemanfaatan taman obat keluarga (toga), proporsinya sebesar 24,6 persen. Proporsi pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional sedikit meningkat, dari 30,4 persen (Riskesdas 2013) menjadi 31,4 persen.

Data dan informasi hasil Riskesdas 2018 di atas adalah indikator Riskesdas yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Indikator yang dilakukan secara terintegrasi dengan Susenas akan dirilis bersama dengan Badan Pusat Statistik. Data-data ini bersifat deskriptif, sedangkan analisis lebih detil akan dilaporkan secara khusus. Hasil Riskesdas ini dapat diakses melalui www.litbang.kemkes.go.id.

Berita terkait

7 Cara Glow Up untuk Pria Agar Penampilan Berseri

18 jam lalu

7 Cara Glow Up untuk Pria Agar Penampilan Berseri

Cara glow up untuk pria mudah. Selain merawat kulit, Anda juga harus menjalani pola hidup sehat, mulai dari istirahat cukup hingga makan bergizi.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

23 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

23 jam lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

2 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

5 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

6 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya