Sakit Kepala karena Lapar, Cek Faktor Penyebabnya
Reporter
Yatti Febri Ningsih
Editor
Yayuk Widiyarti
Rabu, 18 Juli 2018 18:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sakit kepala adalah tanda kebiasaan makan yang tidak sehat. Itu salah satu respons tubuh terhadap rasa lapar.
Ada banyak jenis sakit kepala, di antaranya sakit kepala klaster, sakit kepala tegang, migrain, sakit kepala sinus, dan sakit kepala karena lapar. Sakit kepala lapar adalah salah satu jenis sakit kepala yang terjadi bukan karena kekurangan makanan tetapi apa yang terjadi pada tubuh karena kurangnya makanan.
Artikel lain:
7 Fakta Sakit Kepala pada Anak, Jangan Anggap Enteng
Jangan Anggap Enteng Sakit Kepala, Kenali 6 Penyebabnya
Gejala Migrain yang Sering Ditafsirkan Sakit Kepala Biasa
Sakit Kepala? Ini Obatnya yang Manjur
Melansir laman Boldsky, ketika tubuh tidak mendapatkan cukup makanan karena tidak makan dengan benar, kadar glukosa turun. Akibatnya, terjadi penumpukan ketegangan otot dan pelebaran pembuluh darah. Jika Anda lapar atau tidak makan selama berjam-jam, tubuh akan mencoba menemukan nutrisi yang cukup.
Gejala lain dari sakit kepala karena lapar adalah gula darah rendah dan ketegangan otot sehingga memicu sakit kepala. Tidak makan tepat waktu atau menunda makan juga bisa memicu penurunan kadar gula darah. Ketika ini terjadi, tubuh akan melepaskan hormon untuk melawan kadar glukosa yang rendah, yang dapat memicu sakit kepala.
Tanda sakit kepala karena lapar ini ialah rasa sakit atau tekanan di kedua sisi kepala, rasa sakit yang berasal dari bagian belakang kepala, adanya rasa kaku di dahi, nyeri di pelipis, bahu tegang, dan lainnya. Gejala sakit kepala serupa juga bisa disertai dengan berkeringat, lemah, kebingungan, kelelahan, pusing, dan gemetar.
Anda dapat menghindari jenis sakit kepala ini dengan memantau asupan makanan dengan tidak mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang besar sekaligus. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan jumlah protein dari makanan. Protein secara efisien akan meredakan sakit kepala karena kelaparan dan juga masalah seperti kecemasan, stres, dan ketegangan.
Negatifnya, secara medis belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini secara instan. Jadi, pastikan untuk mendapatkan nutrisi yang tepat, kurangi stres, dan istirahat yang cukup.