Bakteri Ini Bersarang di Vagina, Adakah Bahayanya?
Reporter
Tabloid Bintang
Editor
Yayuk Widiyarti
Senin, 16 April 2018 09:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seluruh organ tubuh kita tidak ada yang bebas dari bakteri, termasuk organ intim. Meski kerap dibersihkan, vagina tidak 100 persen bebas bakteri.
Hal itu terungkap dalam seminar "Awet Muda Dengan Teknologi Terkini bersama Klinik Amaryllis" di Bekasi, Minggu, 15 April 2018. Dr. Rikka Mulya Wirman menyatakan bakteri yang populasinya paling banyak di vagina adalah Lactobacillus.
Lactobacillus merupakan jenis bakteri yang membentuk sebagian besar kelompok bakteri asam laktat. Dinamakan asam laktat karena kebanyakan anggota bakteri ini dapat mengubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat.
"Mereka berada di vagina, jumlahnya mencapai 95 persen dari total populasi bakteri yang ada di organ intim. Fungsinya mengubah glikogen menjadi asam laktat sehingga derajat keasaman atau pH di vagina tetap terpelihara yakni 3,5 sampai 4,5 persen," terang Rikka.
Namun kondisi keasaman vagina bisa berubah karena sejumlah faktor, misalnya haid, pemakaian kondom saat berhubungan intim, pemasangan alat kontrasepsi berupa IUD, penggunaan tampon alias pembalut yang dimasukkan ke dalam vagina, dan penggunaan obat antibiotik yang memicu terjadinya perubahan kondisi vagina. Keputihan juga bisa mengubah kondisi ideal vagina.
"Jika Anda mengalami keputihan, maka harus dicek. Jika keputihan itu menghasilkan cairan 1-4 mililiter berwarna putih atau transparan dan tidak menimbulkan bau, maka itu wajar. Menjadi tidak wajar jika cairannya banyak, berwarna kuning atau abu-abu, berbusa, mengeluarkan bau amis disertai rasa gatal atau sensasi terbakar. Jika ini terjadi, maka Anda harus konsultasi ke dokter," paparnya.
Baca juga:
Bahaya Terlalu Rajin Membersihkan Vagina, Radang sampai Nyeri
Vagina Kering dan Perubahan Libido, Tanda Menopause akan Datang
Ketahui 5 Sebab dan Cara Mengatasi Gatal pada Vagina