Fashion Show Batik Tutup Ajang Plaza Indonesia Fashion Week
Reporter
Astari Pinasthika Sarosa
Editor
Rini Kustiani
Sabtu, 24 Maret 2018 12:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Acara Plaza Indonesia Fashion Week yang berakhir pada Jumat malam, 23 Maret 2018, menyuguhkan beragam koleksi batik karya kolaborasi sejumlah desainer. Fashion show penutup pada malam itu dimeriahkan oleh Parang Kencana dengan Wilsen Willim, koleksi Lekat, kolaborasi Alleira Batik dan RD by Rama Dauhan, Batik Berkah by Barli Asmara, Populo Batik, dan Iwan Tirta Private Collection x Kraton Auguste Soesastro.
Baca juga:
4 Brand Fashion Lokal Tampilkan Kain Nusantara di Milan
Kenalkan Kain Tenun Pringgasela, Wignyo Rahadi Mulai dari Jepang
Peragaan busana dibuka dengan koleksi kolaborasi Parang Kencana dengan Wilsen Willim. Mereka menampilkan 20 busana dengan gaya business casual. Warna pink, biru, dan hitam mendominasi dengan pilihan bahan tenun dan sutra. Koleksi business casual ini memberikan kesan penampilan yang elegan dan kuat. Cocok digunakan wanita karier.
Kendati tidak menunjukkan batik, Lekat memilih 20 busana dengan potongan unik menggunakan tenun Baduy. "Inspirasi saya perempuan, feminin tapi tetap bisa terlihat maskulin,” ujar desainer Lekat, Amanda Lestari. Dengan warna hitam, merah, dan biru muda, Lekat menampilkan pilhan pakaian yang unik dan berani.
Sementara koleksi kolaborasi Alleira Batik dan RD by Rama Dauhan yang ditampilkan di runway Plaza Indonesia Fashion Week menunjukkan gaya baru memakai batik. Mereka menggabungkan batik tradisional dengan gaya milenial namun tetap terlihat elegan.
Material katun, organza dan sutra adalah bahan-bahan yang digunakan untuk koleksi dengan warna berani, seperti hitam, biru, kuning, abu-abu dan oranye. Desain yang ditampilkan berupa gaun, jumpsuit, jaket, dan blus yang dibuat dengan detail longgar dan nyaman dipakai.
Koleksi selanjutnya adalah Batik Berkah by Barli Asmara. Desainer kelahiran Bandung, Jawa Barat, ini menunjukkan 20 busana dengan gaya elegan dan formal. Barli memilih warna yang sedang tren di 2018 yakni warna abu-abu es, biru, biru es, silver, dan lavender.
Seperti tahun lalu, Barli Asmara tetap menghadirkan busana dengan motif batik kuno Jambi. "Batik ini jangan sampai kelihatannya tidak modern karena aku yakin batik akan menjadi industri yang lebih besar lagi. Dan pengagumnya tidak akan melihat batik sebagai suatu yang tradisional," ucap Barli Asmara.
Populo Batik yang mengusung tema "Purity" terinspirasi dari Kerajaan Tibet. Menggunakan warna biru muda yang menenangkan, koleksi ini ingin menampilkan tiga unsur alam, yakni gunung, air, dan manusia. Busana-busana yang ditampilkan memiliki potongan unik dan kasual.
Terakhir ada koleksi kolaborasi Iwan Tirta Private Collection dengan Kraton Auguste Soesastro. Sebanyak 18 busana menutup acara Plaza Indonesia Fashion Week yang menunjukkan potongan sederhana namun tetap elegan. "Saya selalu menerapkan clean cut dan siluetnya ada yang fitted dan ada yang loose," kata Kraton Auguste Soesastro. Sekarang ini, menurut dia, sudah bukan zamannya lagi orang memakai busana yang ketat.