TEMPO.CO, Jakarta - Menghadapi Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas 2017 haruslah dengan kepala dingin. Salah satu promo yang banyak ditawarkan adalah cash back. Program yang memberikan pembeli keuntungan uang kembali dengan berbelanja.
Meskipun terdengar sangat menguntungkan, penting untuk memahami prosedur program cash back yang kamu ikuti sebelum memulainya. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum berburu promo cash back saat berbelanja online:
Promo cash back bukan berarti mendapat uang tunai Sebagian besar e-commerce yang mengadakan program cash back biasanya bekerja sama dengan perusahaan penerbit kartu kredit. Jadi uang cash back dari pembelanjaan tidak akan datang dalam bentuk tunai tapi kembali lagi ke dalam rekening kartu kreditmu. Namun dari sisi marketing jelas lebih menggiurkan mendengar istilah belanja tapi mendapatkan uang.
Cash back dalam bentuk program built-in payment Ada perusahaan e-commerce yang mempunyai layanan pembayaran dengan uang virtual. Jadi, jika kamu melakukan pembelanjaan mengikuti promo cash back dengan teknik pembayaraan apa pun, cash back yang menjadi hakmu akan dimasukkan ke akun uang virtual tersebut. Lagi-lagi dengan teknik marketing, program ini membuat kamu kembali belanja pada situs yang sama untuk menggunakan cash back tersebut.
Belanja OnLine. dailymail.co.uk
Online platform cash back Inovasi e-commerce ini terbilang cukup baru di Indonesia, yakni situs belanja online yang menawarkan cash back kepada pembeli setiap melakukan transaksi di mitra-mitra yang menjadi partnernya. Sistem cash back ini menawarkan pengembalian uang dalam bentuk tunai ke rekening masing-masing pembeli setelah terakumulasi jumlah tertentu.
Advertising
Advertising
Namun yang harus diingat, pengembalian uang ini tidak semudah kedengarannya. Proses transfer uang dari platform online ke rekening pembeli akan memakan waktu yang tidak bisa ditentukan lamanya. Jadi, kuncinya adalah sabar jika memang ingin memanfaatkan promo ini.
Ekonom Nailul Huda mengimbau masyarakat pengguna paylater untuk mengimbangi utang yang diambil dengan pendapatan. Pasalnya, tren berbelanja menjelang Lebaran cenderung tinggi.
