Preeklamsia, Masalah Kehamilan Penyebab Kematian, Bayi Prematur

Selasa, 17 Oktober 2017 16:28 WIB

Ilustrasi hamil bermasalah. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan tingginya kadar protein dalam urine. Kondisi ini bisa terjadi kapanpun, umumnya setelah minggu ke 20 kehamilan, sedangkan eklamsia adalah kondisi preeklamsia berat.

Banyak ibu hamil yang tidak menyadari menderita preeklamsia sehingga berkembang menjadi eklamsia. Pada kondisi eklamsia, ibu mengalami tekanan darah tinggi yang mengakibatkan kejang. Kondisi medis ini cukup serius karena dapat membahayakan keselamatan ibu dan janinnya.

Dilansir dari laman, Healthline sekitar 5-10 persen wanita hamil mengalami preeklampsia. Menurut data dari WHO, preeklamsia dan eklamsia adalah penyebab kematian saat kehamilan nomor tiga tertinggi di dunia, dengan menyumbang 14 persen dari total kematian ibu hamil di seluruh dunia pada 2014.

Sejauh ini, dokter belum bisa mengidentifikasi penyebab preeklamsia. Ada ahli yang menduga bahwa kurangnya nutrisi, tingginya kandungan lemak tubuh, faktor keturunan, dan kurangnya aliran darah ke rahim menjadi penyebab kondisi ini.

Dari pengalaman para dokter, ada beberapa penyebab potensial risiko preeklamsia, yaitu faktor genetik, pola makan, masalah pembuluh darah, dan gangguan autoimun' Penyebab lain adalah hamil kembar, faktor usia, ibu hamil berusia di atas 40 tahun atau berusia muda, kehamilan pertama, erta obesitas.

Advertising
Advertising

Riwayat penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, dan kelainan ginjal juga bisa menjadi penyebab. Seperti disebutkan di atas, umumnya ibu hamil tidak menyadari jika dirinya mengalami preeklamsia. Jika ibu hamil mengalami gejala seperti sakit kepala terus menerus, kenaikan berat badan drastis, penglihatan kabur, tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih tinggi, dan hasil tes urine dan tes darah menunjukkan adanya protein dalam urine, maka segera konsultasikan dengan dokter.

Pemeriksaan rutin dengan USG dapat memastikan gerak janin berjalan dengan normal, detak jantung, kadar cairan, dan kesehatan janin terpantau. Jika hasil pemeriksaan menyatakan ibu hamil mengalami preeklamsia ringan, dokter akan menyarankan tidur agar dapat beristirahat, mengurangi asupan garam, konsumsi lebih banyak air, dan pada beberapa kasus diberikan obat penurun tekanan darah dan rutin melakukan pemeriksaan.

Selama kehamilan, dokter akan memantau ibu hamil untuk memastikan ibu dan janin tetap sehat. Jika sudah memasuki minggu ke-37 atau lebih, dokter menyarankan untuk melakukan persalinann. Pada usia ini bayi sudah cukup berkembang walaupun masih dini. Proses kelahiranlah yang bisa mengobati preeklamsia.

Persalinan merupakan pilihan yang aman jika preeklamsia cukup parah dan membahayakan kesehatan ibu atau janin. Bahkan, bayi akan dilahirkan prematur jika terdapat tanda preeklamsia berat, seperti adanya indikasi denyut jantung janin melambat, sakit perut, kejang, timbulnya gangguan fungsi ginjal, dan adanya cairan di paru-paru.

Baca juga:
Jaga Kesehatan Janin sejak Awal Kehamilan, Ini Kata Dokter
Keguguran, Apa Saja Tindakan untuk Membersihkan Rahim
Berapa Kenaikan Berat Badan yang Wajar Selama Hamil?

Berita terkait

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

22 jam lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

7 hari lalu

Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI memaparkan sejumlah risiko kehamilan di luar usia 20-35 tahun. Kondisi itu memerlukan antisipasi lebih dini.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

9 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

17 hari lalu

Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

20 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

20 hari lalu

4 Pola Tidur Berkaitan Tidur yang Terbawa Sejak Masa Kehamilan

Perilaku dan pola pikir bermasalah mengenai tidur dapat muncul selama kehamilan dan menetap pada masa nifas.

Baca Selengkapnya

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

21 hari lalu

Penanganan Tidur yang Buruk Selama Masa Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Tiga dari 4 wanita selama periode hamil dan atau pasca melahirkan mengalami masalah tidur seperti insomnia, kualitas tidur buruk, atau gangguan tidur

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

22 hari lalu

Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

25 hari lalu

Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.

Baca Selengkapnya

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

35 hari lalu

Hasil Penelitian: Wanita yang Alami Komplikasi Kehamilan Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami komplikasi saat menjalani kehamilan cenderung memiliki risiko terkena penyakit jantung.

Baca Selengkapnya