Harapan Hidup Pasien Kanker Paru Kian Panjang dengan Metode Baru

Reporter

Bisnis.com

Kamis, 12 Oktober 2017 14:58 WIB

Kanker Paru-paru Kerap Terlambat Ditangani

TEMPO.CO, Jakarta - Para ahli pengobatan kanker kini tengah menggodok metode pengobatan yang bermanfaat untuk memperpanjang kesempatan hidup pasien, terutama pasien kanker paru. Spesialis patologi anatomi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Evalina Suzana, mengatakan salah satu metode pengobatan yang tengah berkembang saat ini adalah imunoterapi.

Metode ini memanfaatkan kemampuan sel imun untuk mengenali sel kanker. Terapi ini pertama kali disetujui untuk menjadi pengobatan kanker prostat pada 2010, sementara pada pertengahan 2016, Food and Drug Administrastion Amerika Serikat (FDA) memberikan lisensi kepada penghambat PD-1 (program death-1) dan PD-L1 (program death-Ligand1).

Di Indonesia, terapi ini dikenal dengan pembrolizumab. Terapi ini dapat mengaktifkan kembali sel imun sehingga dapat mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker.

Salah satu yang paling mutakhir, pengobatan ini dimanfaatkan untuk pasien kanker paru, jenis kanker yang dianggap memiliki harapan hidup paling rendah, yakni 30 persen harapan hidup dalam satu tahun.

Namun, tak bisa sembarang pasien bisa mendapatkan terapi ini. Sebelum diberi imunoterapi, pasien harus menjalani pemeriksaan biomarker PD-L1. Jika PD-L1 terbukti positif, maka sel kanker akan merespon dengan baik pengobatan pembrolizumab.

Advertising
Advertising

“Hasil penelitian menunjukkan, lebih dari 50 persen pasien kanker paru yang diberikan pembrolizumab memiliki harapan hidup lebih panjang. Untuk itu saat ini, pemeriksaan PD-L1 sudah menjadi standar diagnostik untuk kanker paru,” ujarnya.

Kendati teruji dapat memperpanjang harapan hidup pasien dibanding kemoterapi, yang paling penting dalam terapi ini adalah meningkatkan kualitas hidup pasien.

“Jika ditemukan pasien kanker paru, maka periksalah jenis sel kankernya. Jika jenis sel kanker paru bukan sel kecil, maka segera lakukan tes PD-L1,” tuturnya.

Hingga saat ini, pengobatan untuk pasien kanker paru masih dalam tahap uji klinis di luar negeri. Jika protokol internasional sudah keluar, maka Indonesia bisa segera melakukan uji klinis.

Sebagai kelanjutan standar tes diagnostik PD-L1, saat ini sedang berlangsung pelatihan di 14 pusat patologi anatomi di rumah sakit kelas A (tersier) di seluruh Indonesia. “Diharapkan dalam sebulan sampai dua bulan ini rumah sakit tersebut sudah bisa melakukan tes PD-L1,” ujar Evalina.

Artikel terkait:
Pembrolizumab, Terobosan Terbaru Atasi Kanker Paru
Tak Hanya Rokok, Ini Penyebab Lain Kanker Paru
Cegah Kanker Paru, Kenali Gejalanya

Berita terkait

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

14 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

23 hari lalu

Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

24 hari lalu

Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

41 hari lalu

BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode terapi penyakit kanker paru menggunakan material nanopartikel.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

4 Maret 2024

Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

Pakar mengatakan pemeriksaan mutasi EGFR merupakan jenis yang dilakukan untuk kanker paru untuk menentukan pengobatan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

3 Maret 2024

Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

Gejala kanker paru bisa tak disadari karena sering mirip penyakit lain, bahkan tak ada gejala sama sekali. Karena itu, penting melakukan skrining.

Baca Selengkapnya

Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

1 Maret 2024

Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

Pakar gizi menyebut enam makanan yang bisa membantu menurunkan risiko kanker dan mayoritas mudah ditemukan dengan harga murah.

Baca Selengkapnya

Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

25 Februari 2024

Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

Menurut WHO, sekitar 85 persen kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Simak saran pakar pulmonologi.

Baca Selengkapnya

Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

6 Februari 2024

Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

Skrining awal dikatakan spesialis onkologi radiasi dapat meningkatkan angka kesembuhan serta mengontrol efek samping pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

16 Januari 2024

Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

Batuk sebenarnya wajar saja tapi bila gejala semakin parah atau terjadi lama, akibatnya bisa mengiritasi paru-paru. Kapan perlu ke dokter?

Baca Selengkapnya