Hari Batik Nasional, Alasan Harga Batik Warna Alam Lebih Mahal

Minggu, 1 Oktober 2017 16:16 WIB

Batik Maos Rajasa Mas di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa, 26 September 2017 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)

TEMPO.CO, Cilacap - Batik yang dibuat dari pewarna alami memiliki harga yang jauh lebih mahal dibanding batik dari pewarna sintesis. Pemilik Batik Maos Rajasa Mas di Cilacap, Jawa Tengah, Euis Rohaini menjelaskan mengapa batik dengan warna alam memiliki harga yang lebih mahal.

“Warna alam itu unik karena tidak bisa mengeluarkan warna yang sama persis satu sama lain. Itu yang membuat sebuah batik dengan pewarna alami menjadi eksklusif di setiap helainya,” ujar Euis di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa, 26 September 2017. Di Batik Maos Rajasa Mas, batik dengan warna alam dibanderol paling rendah Rp 800 ribu, sedangkan batik dengan warna sintesis mulai Rp 400 ribu.

Euis Rohaini, pemilik Batik Maos Rajasa Mas, di Cilacap, Jawa Tengah memperhatikan proses pembuatan batik tulis, Selasa, 26 September 2017 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)

Selain memberikan nuansa warna yang lebih natural, pembuatan batik warna alam juga membutuhkan proses yang lebih rumit dan waktu lama ketimbang batik dengan pewarna sintetis. “Kami menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai pewarna batik untuk motif klasik,” ujar Euis.

Baca:
Hari Batik, 4 Keistimewaan Batik Kudus dari Denny Wirawan
Hari Batik Nasional, 4 Siluet Batik yang Cocok untuk Sehari-hari

Advertising
Advertising

Beberapa tanaman yang diolah kemudian ekstraknya digunakan untuk mewarnai batik misalnya tanaman tingi yang menghasilkan warna coklat tua. Tanaman perdu untuk warna indigo atau biru, kulit kayu mahoni menghasilkan warna merah. Saat ini Euis sedang mencari cara supaya warna merah dari buah naga juga bisa dipakai sebagai pewarna alami pada kain batik. "Kami sudah mencoba beberapa kali tapi belum bisa," katanya.

Karakteristik pewarna alami lainnya, Euis melanjutkan, kalaupun dibuat dari bahan yang sama dan dengan takaran yang sama juga, maka hasilnya belum tentu seperti yang semula. Sering kali warna yang keluar dari pengolahan bahan alami yang pertama lebih tua atau lebih muda dari pengolahan setelahnya. "Warna yang dihasilkan juga bisa berbeda jika dibuat pada pagi dan sore hari," katanya.

Ketika ingin menghabiskan pewarna alami, Euis kerap berimprovisasi dengan mencampur semua sisa pewarna sehingga menghasilkan warna pekat atau cenderung hitam yang berbeda-beda karakternya. "Tapi kalau ada yang meminta untuk dibuatkan lagi kain yang sama persis, saya tak bisa karena pewarna alami menghasilkan ciri khas yang berbeda satu sama lain," katanya.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Berita terkait

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

1 hari lalu

Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

3 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

5 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

8 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

8 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

16 hari lalu

Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

21 hari lalu

Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion

Baca Selengkapnya

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

25 hari lalu

Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

33 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

35 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya