TEMPO.CO, Jakarta -Banyak perempuan di Indonesia yang takut kulitnya menjadi gelap karena terbakar sinar matahari. Mereka pun berusaha memberikan perlindungan terbaik bagi kulit dengan menggunakan berbagai produk perawatan agar kulit tetap cerah dan sehat.
Sayangnya, kebanyakan perempuan hanya fokus pada perlindungan kulit wajah dan mengabaikan bagian tubuh yang lain. Padahal menurut Dr. Srie Prihianti Gondokaryono SpKK, kulit seluruh tubuh membutuhkan perlindungan yang sama. (baca: Makeup Putri Diana, Pantang Bulu Mata Palsu dan Eyeshadow Biru )
"Buat perempuan, penampilan sehari-hari sangat penting. Tapi, masih banyak yang belum memahami besarnya peran tabir surya dalam melindungi kulit dari dampak sinar UVA dan UVB matahari," kata Srie dalam acara peluncuran kampanye Nivea #ILoveMyBody di Jakarta, Jumat, 25 Mei 2017.
"Sebagian hanya fokus pada perlindungan kulit wajah. Padahal kulit tubuh juga perlu perlindungan karena mencakup area yang lebih luas. Perlindungan kulit tubuh secara rutin dengan dosis yang tepat penting untuk meminimalisasi kerusakan yang disebabkan paparan sinar matahari," tambah Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu.
Teknologi yang semakin canggih membuat orang bisa dengan mudah mempelajari kondisi kulitnya. Salah satu cara untuk memvisualisasikan area dan dosis perlindungan kulit tubuh adalah melalui visualiasi sinar ultraviolet (UV) menggunakan kamera UV. Semakin besar perlindungan yang digunakan maka semakin terlihat hitam pekat di hasil foto. (baca: Tanda Tua Bisa Muncul di Leher, Cek 4 Bagian Tubuh Lainnya )
"Kamera UV mampu mengidentifikasi respon kulit terhadap paparan sinar matahari sebatas permukaan, seperti noda hitam, namun tidak dapat menginformasikan kesehatan kulit karena faktor internal, seperti penuaan, kelembaban, kekencangan, dan perbedaan pigmentasi atau kulit belang. faktor-faktor tersebut harus dianalisis dengan alat yang lebih spesifik seperti USG kulit, meksameter, atau korneometer," papar Srie.