TEMPO.CO, Jakarta - Kehadiran si kecil membuat perubahan pada kehidupan Anda bersama pasangan, terutama kehidupan seks. Kelelahan, trauma pascapersalinan, tidak percaya diri, hingga gairah seksual yang menurun setelah melahirkan menjadi alasan perubahan seks pasca persalinan.
Situs Help Link, produsen pemanas air di Inggris, dalam kampanye Ekspektasi vs Realitas melakukan survei terhadap 2.000 pasangan menikah tentang seks pasca melahirkan. Hasilnya, 92 persen pasangan berharap masih bisa bercinta dengan penuh gairah setelah menjadi orang tua, 61 persen berharap menjalani hubungan asmara yang semakin baik setelah kelahiran anak, dan sebagian besar calon orang tua mengharapkan kencan malam 3 kali sebulan dan hubungan seksual 3 kali seminggu.
Sayangnya, hasil ini tidak sesuai dengan realitasnya, yang tecermin dalam hasil survei terhadap 2.000 orang tua yang telah memiliki anak. Bila Anda menduga setelah masa nifas 40 hari kegiatan seksual akan kembali seperti semula, ternyata umumnya tidak demikian. Melalui survei ini diketahui bahwa:
- 1 dari 5 pasangan tidak melakukan hubungan seksual beberapa bulan setelah persalinan.
- 12 persen pasangan tidur bersama anak-anak mereka lebih dari 3 kali seminggu.
- 19 persen pasangan mengaku kurang tidur lebih dari 3 kali seminggu karena anak rewel.
- 56 persen pasangan sulit mendapatkan pengasuh anak sehingga kencan malam sekali dalam sebulan adalah anugerah.
Kehadiran bayi membuat fokus ibu berubah. Tidak mengherankan mengurus si kecil di siang hari membuat ibu lelah di malam hari, sehingga lebih memilih tidur ketimbang bercinta. Belum lagi, trauma melahirkan (baik dengan proses alami atau pun operasi) yang belum hilang membuat banyak wanita butuh waktu lama untuk siap kembali menjalani aktivitas seksual.
Masalahnya, kehidupan seksual yang lesu tidak jarang memunculkan konflik di antara pasangan. Sejumlah 24 persen pasangan dalam survei terakhir mengaku tidak lagi bahagia dengan kehidupan seksual setelah kelahiran anak, bahkan 31 persen merasa tidak lagi saling mencintai. Ini yang perlu diwaspadai.
Meski sulit, kehidupan seks pascapersalinan bisa segera kembali seperti sediakala. Terlebih dalam kondisi normal (tidak ada masalah saat proses persalinan). Tidak ada larangan untuk berhubungan seksua setelah persalinan.
Gail Saltz, MD, psikiater di Pusat Medis Weill Cornell di New York, menyarankan agar Anda membangun intimasi dan komunikasi dengan pasangan agar tidak terjadi salah paham.
“Katakan kepadanya, 'Aku sangat ingin berdekatan denganmu namun aku terlalu lelah untuk berhubungan (seksual),’” saran Saltz.
Bila persalinan Anda merupakan yang pertama, bisa jadi pasangan belum sepenuhnya menyadari peran Anda yang baru, sebagai ibu. Untuk itu Saltz juga menyarankan agar Anda mencari kegiatan lain yang bisa membangun keintiman dengan melibatkan si kecil.
“Misalnya dengan berbincang sambil memandangi bayi Anda yang sedang tertidur lelap atau bermain dengan bayi jika ia tengah terjaga. Dengan menikmati waktu bersama sebagai orang tua, pasangan akan memahami pengorbanannya menahan kegiatan seksual semata demi bayi,” ujar Saltz.
Jika masalah terdapat pada kekhawatiran akan bentuk vagina yang belum kembali seperti sedia kala, Saltz merekomendasikan senam Kegel untuk melatih dan mengembalikan elastisitas otot-otot panggul dan vagina. Lantas bagaimana jika hubungan seksual terganggu akibat bayi yang tiba-tiba terbangun dan menangis? Tertawakan saja situasi itu.
“Inilah mengapa penting untuk tetap memiliki selera humor dalam situasi apa pun. Ingatlah, ini tidak akan berlangsung selamanya,” ujar Saltz.
TABLOIDBINTANG
Berita lainnya:
3 Resep Mengembalikan Gairah Bercinta Setelah Melahirkan
Ibu Hamil Stres Berisiko Lahirkan Anak Austistik
Semakin Aktif, Anak Lebih Mudah Belajar Membaca
Berita terkait
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan
7 Februari 2024
Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.
Baca SelengkapnyaPola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak
7 Februari 2024
Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.
Baca SelengkapnyaMengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya
23 Januari 2024
Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.
Baca SelengkapnyaMengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya
9 Januari 2024
Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.
Baca SelengkapnyaKesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal
10 Desember 2023
Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?
Baca SelengkapnyaMenjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak
28 November 2023
Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.
Baca Selengkapnya4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis
23 November 2023
Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini
Baca SelengkapnyaPsikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya
20 November 2023
Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.
Baca Selengkapnya5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik
27 September 2023
Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.
Baca SelengkapnyaMengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya
30 Agustus 2023
Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.
Baca Selengkapnya