Kenapa Anak Perempuan Mesti Disuntik Vaksin HPV

Reporter

Jumat, 28 April 2017 07:10 WIB

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan data Globocon pada 2012 yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, setiap jam ada satu orang wanita Indonesia yang meninggal akibat kanker serviks dan diprediksi ada 58 kasus baru yang timbul setiap harinya.

Untuk itu, Ketua Umum Working Group on HPV, dr. Andrijono, mendesak pemerintah memasukkan pemberian vaksin HPV atau Human papillomavirus ke program Jaminan Kesehatan Daerah atau Jaminan Kesehatan Nasional untuk merealisasikan Indonesia bebas kanker, khususnya kanker serviks, dalam 10 tahun mendatang. Baca: Kondisi Julia Perez Naik-Turun, Ketahui Fase Kanker Serviks

Vaksinasi HVP bisa dilakukan sejak anak perempuan duduk di kelas lima sekolah dasar atau SD. Sebab pada usia tersebut sistem imun anak berada dalam kondisi prima, sehingga mereka hanya memerlukan dua dosis vaksin. Baca juga: Tes IVA, Cara Mudah Mendeteksi Kanker Serviks

Faktor biaya juga menjadi alasan lain. Harga standar satu dosis vaksin ini mencapai Rp 750 ribu, tetapi harga jual di pasar bisa mencapai lebih dari Rp 1 juta sebab Indonesia belum bisa memproduksi sendiri vaksin HPV. Artikel lainnya: Kanker Indung Telur, Kenali Lebih Dini!

“Usia sepuluh tahun itu sistem kekebalan tubuhnya sangat bagus sekali. Dosis yang diperlukan hanya dua, sedangkan di atas 14 tahun 3 dosis, dan protektifnya cukup panjang sampai sudah masuk tahun ke -16. Jadi, sampai 16 tahun tidak pakai booster, diharapkan bisa sampai 20 tahun. Ini mengurangi biaya 30 persen dibandingkan 3 dosis,” kata Andrijono.

Selain sistem imun, maraknya pernikahan di usia dini juga menjadi alasan kenapa vaksin HPV harus diberikan sesegera mungkin bagi anak perempuan.

Kepala Bidang Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia Provinsi DKI Jakarta, dr Venita menyampaikan, vaksinasi HPV merupakan investasi kesehatan bagi anak-anak, khususnya remaja. Pemberian vaksin bisa memberi perlindungan di tengah gampangnya penyebaran virus HPV 16 dan 18 yang bisa hanya melalui sentuhan kulit.

“Setidaknya kalau sudah vaksin sejak remaja kita bisa lebih tenang karena sudah ada perlindngan ekstra saat dia memasuki usia menikah nantinya,” katanya. Dia juga mengimbau bagi para wanita yang sudah aktif secara seksual untuk rutin melakukan pemeriksaan diri guna mencegah timbulnya kanker serviks.

HPV merupakan sejenis virus yang menjadi pemicu berbagai jenis kanker. HPV terdiri dari sekitar 100 tipe. Namun, hanya 20 di antaranya yang sudah diketahui terbukti sebagai pemicu kanker dan di antara kedua puluh tipe HPV tersebut HPV 16 dan HPV 18 yang paling banyak ditemukan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Selain menjadi tipe virus pemicu kanker, khususnya kanker serviks, HPV 16 dan HPV 18 juga menjadi yang paling ganas.

BISNIS

Artikel lain:
Pahami Risiko Jika Menunda Kehamilan
Kulit Tangan Bisa Terlihat Lebih Tua Ketimbang Wajah
Jangan Diremehkan Virus Rubella, Khususnya pada Ibu Hamil

Berita terkait

Bedak Talk dan Kontroversi Kanker Ovarium

1 Oktober 2017

Bedak Talk dan Kontroversi Kanker Ovarium

Penggunaan bedak talk di area genital perempuan dituding memicu kanker ovarium. Bagaimana dengan produk berbasis talk yang dipasarkan di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kondisi Julia Perez Naik-Turun, Ketahui Fase Kanker Serviks

24 April 2017

Kondisi Julia Perez Naik-Turun, Ketahui Fase Kanker Serviks

Julia Perez atau Jupe telah menjalani berbagai jenis pengobatan kanker serviks.

Baca Selengkapnya

Tes IVA, Cara Mudah Mendeteksi Kanker Serviks

22 April 2017

Tes IVA, Cara Mudah Mendeteksi Kanker Serviks

Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, setiap wanita berisiko terserang kanker serviks.

Baca Selengkapnya

Iriana Jokowi Wanti-wanti Perempuan Rentan Kena Kanker

17 April 2017

Iriana Jokowi Wanti-wanti Perempuan Rentan Kena Kanker

Iriana Jokowi melakukan tanya jawab seputar pemeriksaan kesehatan kepada ibu-ibu PKK.

Baca Selengkapnya

Menakar Butuh Tidaknya Pasien Kanker untuk Terapi Paliatif

12 April 2017

Menakar Butuh Tidaknya Pasien Kanker untuk Terapi Paliatif

Terapi paliatif menghilangkan rasa mual, muntah-muntah, atau nyeri yang biasanya diderita penderita kanker.

Baca Selengkapnya

Kanker Indung Telur, Kenali Lebih Dini!

4 Februari 2015

Kanker Indung Telur, Kenali Lebih Dini!

Lebih dari 10 ribu perempuan Indonesia menderita kanker yang menyerang tempat sel telur, dan 70 persen penderitanya meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

Terapi Target untuk Obati Kanker Indung Telur  

4 Februari 2015

Terapi Target untuk Obati Kanker Indung Telur  

Berbeda dengan kemoterapi, terapi ini spesifik membidik targetnya.

Baca Selengkapnya

Kenali 6 Gejala Kanker Indung Telur Ini

4 Februari 2015

Kenali 6 Gejala Kanker Indung Telur Ini

Bila perut membengkak, sangat tidak nyaman, kembung, dan ada gangguan pencernaan, jangan anggap sepele!

Baca Selengkapnya

Bedak Berisiko Sebabkan Kanker Ovarium

19 Juni 2013

Bedak Berisiko Sebabkan Kanker Ovarium

Bedak mengandung material yang mirip dengan asbes hingga penggunaannya harus dibatasi.

Baca Selengkapnya

Kanker Ovarium Intai Wanita Jangkung  

12 April 2012

Kanker Ovarium Intai Wanita Jangkung  

Para wanita yang bertubuh tinggi cenderung berisiko lebih
tinggi terkena kanker ovarium, demikian sebuah penelitian
terbaru mengungkapkan.

Baca Selengkapnya