Ilustrasi wanita/ibu hamil dengan buah dan sayuran. TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak penelitian membuktikan banyak manfaat untuk sayur dan buah. Penelitian di Spanyol pada 2004-2006 menyimpulkan konsumsi sayuran ibu mempengaruhi berat badan anak saat lahir. Pada ibu yang mengkonsumsi cukup sayuran, risiko melahirkan anak dengan berat badan kurang lebih rendah dibanding yang kurang sayur.
Ahli gizi komunitas Tan Shot Yen mengatakan banyak kelainan bawaan lahir bayi bisa dicegah dengan memenuhi kebutuhan nutrisi ibu, terutama sayur, buah, dan ikan. Ikan banyak mengandung omega 3 yang bisa mencegah pengentalan darah pada ibu hamil. Pengentalan darah atau trombosis bisa menyebabkan janin tak berkembang, bahkan meninggal dalam kandungan.
Sayuran juga mengurangi risiko patent ductus arteriosus atau kondisi ductus arteriosus tetap terbuka setelah bayi lahir. Ductus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis, yang membawa darah ke paru-paru, dengan aorta, pembuluh arteri besar yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Pembuluh darah ini diperlukan selama dalam kandungan.
Melalui ductus arteriosus, darah bayi dari bilik jantung kanan mengalir ke sekitar paru-paru. Pembuluh darah tersebut akan tertutup otomatis setelah bayi lahir dan mulai bernapas dengan paru-paru. Nah, pada bayi penderita patent ductus arteriosus, penutupan tersebut tidak terjadi. Bayi akan mengalami sesak napas, napas tersengal-sengal, jantung berdetak cepat, mudah lelah, sampai gangguan pertumbuhan.
Menurut Tan, penelitian di Meksiko juga membuktikan makan sayur dan buah yang cukup bisa mencegah kanker mata (retina blasthoma). "Turunnya asupansayur dan buah menyebabkan turunnya asupan lutein, folat, yang berhubungan dengan pembentukan DNA dan fungsi retina," ucapnya.
Tan mengingatkan sayur harus dalam kondisi segar, sepertil alapan dan asinan Betawi. Ikan juga sebisa mungkin tak digoreng karena biasanya minyak mengandung lemak trans. "Lebih baik dipepes," ujarnya.
Selain konsumsi makanan bergizi, mengubah gaya hidup selama kehamilan penting dilakukan, termasuk menghindari paparan asap rokok. Menurut Tan, asap rokok mengandung banyak senyawa racun dan bahan kimia yang bisa mengganggu pertumbuhan janin sehingga lahir cacat.
