TEMPO.CO, Jakarta - Film Beauty and the Beast yang dinanti-nanti publik akhirnya akan tayang kurang dari seminggu lagi. Sejak pengumumannya tahun lalu, Disney gencar-gencaran melakukan promosi film yang dibintangi oleh Emma Watson, Dan Stevens, serta Luke Evans ini.
Namun, antisipasi beberapa masyarakat menyusut ketika sutradaranya, Bill Condon, mengumumkan bahwa film garapan ulang versi animasinya tahun 1991 ini, adalah film Disney pertama yang mengandung unsur gay.
Film ini kembali berkisah tentang seorang gadis desa bernama Belle yang jatuh cinta kepada seorang pangeran buruk rupa yang dikutuk, yaitu Beast. Sementara, Le Fou, tokoh sampingan antagonis dalam film itu, disebut Condon memiliki perasaan seksual kepada tokoh antagonis utama, Gaston.
Merespon hal tersebut, pemeran karakter utamanya, Emma Watson menanggapinya dengan enteng. “Saya suka bahwa perasaan karakter Le Fou yang memiliki ketertarikan kepada tokoh Gaston digambarkan sangat abu-abu. Apakah ia mengidolakannya? Atau malah mencintainya?” kata Watson dalam sebuah wawancara dengan Entertainment Weekly dalam siaran radio Sirius XM pada Sabtu, 11 Maret 2017. “Ini menarik karena berhasil membuat penonton bertanya-tanya.”
Seperti Watson, pemeran tokoh Le Fou, Josh Gad tidak berkecil hati dengan tanggapan buruk publik terhadap karakter yang dibintanginya. “Orang-orang terlalu takut terhadap hal yang bahkan kita sendiri tidak mengerti dan tidak tahu,” kata Gad seperti dikutip pada majalah People.
Sayangnya, tidak semua orang memiliki pendapat serupa dengan Watson dan Gad.
Film yang diadaptasi dari cerita rakyat asal Perancis ini, kerap menerima kritik tajam, terutama dari kelompok konservatif yang murka akan adanya unsur homoseksual ini. Beberapa bioskop di Amerika memboikot pemutaran film Beauty and the Beast yang direncanakan rilis tanggal 17 Maret mendatang.
Bahkan, Menteri Kebudayaan Rusia, didesak masyarakatnya untuk melarang pemutaran film ini. Disebut melanggar hukum negara di Rusia, film ini dianggap menyajikan materi yang melenceng dari ‘moral yang dibenarkan’.
