Penjelasan Dokter soal Program Bayi Tabung dan Inseminasi  

Reporter

Senin, 6 Maret 2017 11:00 WIB

Ilustrasi bayi tabung. BBC.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Umumnya, pasangan suami-istri yang memiliki masalah kesuburan atau infertilitas sehingga sulit memiliki keturunan, datang ke dokter dengan niat menjalani program bayi tabung. Padahal program bayi tabung adalah jalan terakhir dari serangkaian terapi penanganan gangguan kesuburan.

Sebelumnya, ada terapi inseminasi atau teknologi reproduksi berbantu. Mekanisme terapi ini dijalankan dengan menyemprotkan sperma yang sudah diseleksi ke dalam rongga rahim pada masa subur.

"Tujuannya ialah memperpendek jarak tempuh sperma untuk mencapai sel telur," kata dokter spesialis kebidanan dan kandungan Rumah Sakit Pondok Indah, Yassin Yanuar Mohammad, dalam seminar penanganan gangguan kesuburan dan inseminasi.

Dia menjelaskan, inseminasi diberikan ke pasangan yang sudah menjalani terapi kesuburan lainnya, seperti pemberian obat pemicu sel telur, bedah kista, dan bedah saluran telur. Biasanya, usia menikah pasangan ini sudah di atas lima tahun.

Sayangnya, faktor infertilitas sering baru ditangani ketika usia pasangan sudah di atas 41 tahun. Karena itu, wajarlah dalam konsultasi dokter menawarkan program bayi tabung. "Peluang keberhasilan inseminasi lebih tinggi bila ditangani lebih awal," ujar Yassin.

Yassin menjelaskan, bila pasien datang pada usia lebih muda, dokter akan menyarankan inseminasi ketimbang bayi tabung. Alasannya, terapi inseminasi lebih murah dibanding bayi tabung, yang biayanya berkisar antara Rp 60 juta dan Rp 100 juta.

Keberhasilan inseminasi, lanjut dia, ditentukan oleh faktor usia wanita, siklus alami atau stimulasi inseminasi, jumlah siklus inseminasi, ketepatan waktu, dan jumlah sperma yang mampu bergerak dengan tepat menuju sel telur.

Inseminasi berpotensi gagal apabila usia calon ibu lebih dari 40 tahun. Sebab, kedua tuba ovarium biasanya sudah tersumbat. Faktor lainnya adalah cadangan ovarium yang rendah pada wanita dan gangguan sperma berat pada pria.

Yassin berujar, teknologi baru inseminasi bisa membuat sperma tetap hidup hingga satu jam. Selain itu, jenis kelamin bayi dapat dipilih melalui pemilahan gen laki-laki atau perempuan. Inseminasi pun bisa dilakukan tiga-enam kali dengan tingkat keberhasilan 39-58 persen

"Hampir sama dengan keberhasilan program bayi tabung, tapi dengan biaya yang lebih murah," kata dia.

Persentase keberhasilan tersebut, Yassin menambahkan, didapat dari perbandingan dengan proses alami seorang wanita hamil setelah menikah. Data Klinik Fertilitas Endokrinologi dan Kandung Speroff L., Glass R., Kase N., menyebutkan, dari 200 pasangan menikah, hanya 30 persen yang mendapat kehamilan pada bulan pertama. Sisanya, kehamilan didapat pada bulan kedua hingga ke-12. "Sehingga di akhir tahun hanya 85 persen yang hamil," katanya.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
Putri Raja Arab Sewa 41 Kamar Hotel di Paris Selama 5 Bulan
Sebab Ibu Menyusui Disarankan Makan Kacang-kacangan
Alasan Anak Wajib Sikat Gigi Sebelum Tidur Malam

Berita terkait

Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

1 hari lalu

Pembangunan RS Muara Badak Siap Rampung Akhir Tahun

Progres pembangunan RS Muara Badak berjalan positif tanpa ada hambatan yang berarti.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

1 hari lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

2 hari lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

4 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

5 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

6 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

7 hari lalu

Pentingnya Suplemen Vitamin D Selama Masa Kehamilan

Vitamin D3 berperan penting dalam pembentukan tulang, gigi dan otot janin. Kekurangan vitamin D3 selama masa kehamilan akan menyulut beragam risiko.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

10 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya