Mengenal Akuarobik, Senam Gembira di Air

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 15 November 2016 08:00 WIB

Sejumlah peserta melakukan gerakan akuarobik dalam Worldwide Aquathon Day ke-4 di Sekolah Mentari, Jakarta, 12 Desember 2016. TEMPO/RINI K

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika mendengar kata aerobik, sebagian besar orang membayangkan senam di atas lantai dengan gerakan lincah diiringi lagu yang menggugah semangat. Tapi apakah Anda sudah tahu tentang aerobik air atau akuarobik?

Awas Jerawat Super!


Instruktur aerobik air, Atie Hardjolukito mengatakan pada prinsipnya perbedaan aerobik air dengan aerobik ada pada medianya, yakni di darat dan di air. “Gerakannya juga hampir sama,” kata Atie kepada Tempo di sela acara Aquathon Dunia keempat di Sekolah Mentari Jakarta, Sabtu 12 November 2016.

Hanya saja, Atie menjelaskan, gerakan aerobik di darat sebagian besar mengandalkan kekuatan kaki karena setiap gaya bertumpu pada kaki. “Sedangkan di akuarobik ada tekanan air yang membantu setiap gerakan sehingga setiap gaya tak selalu bertumpu pada kaki dan lebih ringan dilakukan,” ujar Atie yang sudah 16 tahun menjadi pelatih akuarobik. Sebab itu, dia mengatakan, akuarobik cocok untuk mereka yang menjalani pemulihan pasca-cidera.

Latihan akuarobik terbagi dua, yakni di kolam dangkal (shallow) dan kolam dalam (deep pool). Saat latihan di kolam dangkal, kaki setiap peserta akuarobik menapak di dasar kolam. Sedangkan saat berlatih di kolam dalam, setiap peserta dipakaikan busa pelampung di bagian pinggang agar dapat mengapung.

Setiap menerima peserta baru, Atie yang berhasil meraih medali emas dari cabang olahraga renang pada Pekan Olahraga Nasional era 1970-an, ini mengatakan akan menanyakan kondisi kesehatannya lebih dulu. Khusus untuk penanganan pemulihan pasca-cedera, Atie akan mengenali dulu apa keluhannya, barulah perlahan mengajaknya masuk ke kolam renang untuk beradaptasi. “Masuk ke kolam yang dangkal dulu, latihan berjalan di bibir kolam sambil berpegangan. Pengenalan dulu,” katanya.

Setelah sudah terbiasa, Atie mengatakan, peserta akan diajak ke kolam yang lebih dalam dengan dibekali peralatan untuk mengapung, seperti sabuk dan gelang pelampung. “Untuk yang cedera itu lebih bagus di deep pool karena dia bisa belajar menggerakkan kaki, seperti mengayuh sepeda,” katanya.

Seorang peserta akuarobik, Tuty Dani, 66 tahun, membuktikan sendiri khasiat senam air ini. “Tiga tahun lalu saya menderita saraf kejepit dan betis kiri kaku,” ujarnya. Sejak itu, nenek dari delapan cucu ini harus duduk di kursi roda selama satu bulan. Dokter bahkan menyarankannya untuk operasi agar terbebas dari penyakit itu.


Tuty Dani (bertopi biru), 66 tahun, memperagakan gaya keseimbangan akuarobik di kolam renang Sekolah Mentari, Jakarta, Sabtu 12 November 2016. Tuty mengaku pulih dari penyakit saraf kejepit lantaran rajin berlatih aerobik air selama tiga tahun terakhir. (TEMPO/Rini K)

Tuty memutuskan menolak dibedah dan memilih berlatih akuarobik seminggu tiga kali. Tuty ingat betul bagaimana dia menahan sakit ketika kakinya masuk ke dalam air kemudian merambat di bibir kolam. Pertama-tama, Tuty belajar berjalan di dalam air. “Saya tahan dan berlatih terus. Di bulan keenam sudah terasa perbedaannya, saya bisa berjalan seperti biasa,” katanya.

Jangan dikira kalori yang terbakar pada latihan akuarobik ini tak setara dengan cucuran keringat ketika melakukan olahraga di darat. Menurut Atie, gerakan melompat atau memantul di dalam air itu cukup melelahkan, apalagi jika sudah mampu berlari atau mengayuh sepeda dengan cepat. “Indikasinya, jika kepala rasanya sudah panas, maka tenaga yang dikeluakan sangat besar,” ujarnya.

Akuarobik juga bukan hanya melatih tubuh bagian pinggang ke bawah. Atie menjelaskan, ada berbagai peralatan yang dapat membantu membentuk otot lengan, dada, dan punggung, seperti dumbbell dan noddle. Tak perlu persiapan khusus bagi Anda yang ingin menjajal akuarobik. “Cukup berani air saja,” ujarnya. “Kalaupun tidak berani air, kami bantu adaptasi.”

Peserta Aquathon Dunia keempat memperagakan gerakan akuarobik menggunakan dumbbell di kolam renang Sekolah Mentari, Jakarta, Sabtu 12 November 2016. TEMPO/Rini K)

Menurut dia, melakukan akuarobik lebih menyenangkan ketimbang aerobik di darat. Sebab, sambil melakukan gerakan keseimbangan, mengayuh, atau senam, peserta bisa berbincang dengan teman-temannya. “Akuarobik lebih fun.”

Pendiri Water Exercise Therapy (WET) yang juga instruktur akuarobik, Damiana Dotty Widowati mengatakan saat ini belum banyak orang yang mengenal olahraga senam air ini. “Padahal di seluruh dunia sudah menjadi tren,” katanya. Karena itu, dia mengatakan Indonesia harus mencetak lebih banyak instruktur agar masyarakat mengetahui olahraga ini. Menurut dia, akuarobik cocok untuk pria dan wanita di segala usia. Dotty mengatakan muridnya yang paling tua berusia 85 tahun, dan yang termuda adalah 2,5 tahun.

RINI K

Berita lainnya:
7 Hal yang Dibenci Kaum Lajang
Mau Kurus? Berhenti Makan Setelah Kenyang 80 Persen
Jepang, Negara Pilihan Miss Jinjing Belanja Barang Preloved

Berita terkait

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

25 hari lalu

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Baca Selengkapnya

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.

Baca Selengkapnya

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.

Baca Selengkapnya

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan

Baca Selengkapnya

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.

Baca Selengkapnya

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.

Baca Selengkapnya

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.

Baca Selengkapnya

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?

Baca Selengkapnya

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.

Baca Selengkapnya